Cari

Kurangi Pengangguran, Dinsos Bekali Puluhan Remaja Putus Sekolah Keterampilan Menjahit

Foto: Pixabay

 

Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial setempat, melatih keterampilan menjahit dan membordir terhadap 30 remaja putus sekolah. Pelatihan tersebut diberikan agar dapat menjadi bekal bagi masa depan mereka. Pelatihan itu berlangsung di Rumoh Seujahtra Jroh Naguna (RSJN), Lampineng, Banda Aceh.

"Ke-30 orang remaja ini, merupakan binaan angkatan ke-75 Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumoh Seujahtra Jroh Naguna," kata Kepala Dinsos Aceh, Alhudri di Banda Aceh, Selasa, 12 Maret 2019.

Kedua pelatihan tersebut, kata Alhudri, untuk membina generasi muda supaya mampu menjawab tantangan, dan sekaligus menciptakan lapangan kerja. Pihaknya berharap, agar dengan adanya pelatihan ini dapat menekan angka pengangguran dan perilaku kriminal di Aceh.

Anak-anak usia sekolah lanjutan tingkat atas berkisar antara 15-18 tahun, kata Alhudri menjelaskan, merupakan fase mencari jati diri. Sehingga apabila mereka mendapat bimbingan yang salah dari lingkungan pergaulan, maka berdampak buruk bagi perkembangan seorang remaja tersebut.

"Mereka ini adalah anak-anak yang kurang mampu. Kita rekrut dan kita bina agar nanti bisa hidup layak dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Alhudri.

Ia berpesan kepada ke-30 orang remaja mengikuti pelatihan ini agar memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena, setiap siswa-siswi binaan RSJN tidak hanya mendapatkan ketrampilan, tetapi juga diberikan bimbingan mental, motivasi sosial, dan agama sebagai pondasi kehidupan. 

"Tujuannya agar mereka tidak hanya memiliki skill (kemampuan), tapi juga kesiapan mental dan pribadi yang baik sesuai dengan harapan bangsa kita," kata Alhudri.

Kepala UPTD RSJN, Saifullah mengatakan, pada tahun anggaran 2019, pihaknya menampung sebanyak 90 orang siswa dan siswi. Peserta terbagi dalam empat kelas, yakni menjahit, bordir, pengelasan, dan perbengkelan sepeda motor yang dilakukan secara bertahap.

Ia melanjutkan, siswa dan siswi yang direkrut tersebut secara merata berasal dari 23 kabupaten/kota di Aceh sesuai kouta dan ketentuan yang telah ditentukan.

"Selama masa pendidikan, para siswa-siswi kita asramakan di sini. Setelah masa pendidikan habis, baru kita kembalikan ke keluarga masing-masing. Tentunya mereka juga kita berikan peralatan kerja," tutur Saifulah.

Berita Selanjutnya
Gubernur Ingin Anak NTB Kuasai Sains dan Teknologi
Berita Sebelumnya
Kemendikbud Berikan Pelatihan 40 Jam kepada TNI Mengajar di Perbatasan

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar