Schoolmedia News Jakarta == Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, pada 8 Oktober 2025 memperkenalkan secara serentak 16 Sekolah Garuda di berbagai wilayah Nusantara. Program ini terdiri atas 12 Sekolah Garuda Transformasiâsekolah unggulan yang sudah adaâserta pembangunan empat Sekolah Garuda baru.
Daftar 12 Sekolah Garuda Transformasi meliputi: SMAN 10 Fajar Harapan â Aceh SMA Unggul Del â Sumatera Utara MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir â Sumatera Selatan SMAN Unggulan MH Thamrin â DKI Jakarta SMA Cahaya Rancamaya â Jawa Barat SMA Taruna Nusantara â Jawa Tengah SMA Pradita Dirgantara â Jawa Tengah SMAN 10 Samarinda â Kalimantan Timur SMAN Banua BBS â Kalimantan Selatan MAN Insan Cendekia Gorontalo â Gorontalo SMAN Siwalima Ambon â Maluku SMA Averos Sorong â Papua Barat Daya
Empat lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru: Belitung Timur â Kepulauan Bangka Belitung Timor Tengah Selatan â Nusa Tenggara Timur Konawe Selatan â Sulawesi Tenggara Bulungan â Kalimantan Utara
Pemerintah menargetkan pembinaan 80 sekolah Sekolah Garuda Transformasi dan pendirian 20 Sekolah Garuda baru hingga tahun 2029. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Stella Christie, menyebut inisiatif ini sebagai bagian dari visi Presiden Prabowo yang ingin membawa anak-anak Indonesia dari pelosok negeri ke universitas terbaik dunia, sekaligus memperluas akses pendidikan unggul yang inklusif dan meracik talenta sains dan teknologi dari seluruh penjuru Indonesia.
Namun, di balik janji tersebut, kebijakan ini menghadirkan sejumlah tantangan dan pertanyaan kritis yang perlu dikaji. Program Sekolah Garuda yang ambisius ini dipandang sebagai terobosan di era transformasi pendidikan Indonesia. Namun, beberapa isu penting mengemuka jika membandingkan dengan program pendidikan unggulan sebelumnya yang dijalankan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sekolah Garuda hadir di 16 titik awal yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua, dengan lokasi pembangunan Sekolah Garuda baru di Belitung Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Utara. Meski demikian, belum jelas bagaimana program ini akan menjangkau daerah-daerah paling terpinggirkan secara efektif. Program prioritas Kemendikdasmen sebelumnya lebih menargetkan pemerataan secara luas, termasuk program-program afirmasi dan subsidi pendidikan dasar yang menyasar anak-anak dari kelompok ekonomi menengah ke bawah secara lebih spesifik.
Visi besar program adalah membangun talenta unggul di bidang sains dan teknologi untuk menghadapi tantangan global dan mencapai Indonesia Emas 2045. Sekolah Garuda Transformasi menargetkan mengoptimalisasi potensi SMA dan MAN unggulan yang sudah ada, dengan pendampingan intensif dari perguruan tinggi terkemuka.
Namun, belum ada kejelasan tentang dukungan terhadap kurikulum inovatif atau penguatan guru yang memadai dari sisi kualitas dan kuantitas. Sementara program Kemendikdasmen lebih menitikberatkan pada peningkatan kapasitas guru dan pengembangan model pembelajaran yang inklusif di tingkat dasar dan menengah, sehingga basis pendidikan anak-anak Indonesia bisa lebih kuat dari awal.
Infrastruktur dan Pendanaan
Pembangunan fisik 20 Sekolah Garuda baru hingga 2029 tentu membutuhkan pendanaan besar dan manajemen proyek yang handal. Tantangan umum yang kerap ditemui di program pembangunan sekolah selama ini adalah ketidaktepatan waktu, alokasi dana yang tidak merata, dan kesenjangan fasilitas antara sekolah di kota besar dan daerah terpencil. Jika program ini gagal mengatasi masalah tersebut, maka cita-cita pendidikan unggul berkualitas bisa gagal juga tercapai.
Kesesuaian dengan Kebutuhan Lokal
Sekolah Garuda harus dapat menjadi sarana pengembangan talenta yang tidak hanya menyalurkan siswa ke kampus terbaik dunia, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pembangunan lokal dan nasional. Program sebelumnya dari Kemendikdasmen seringkali mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal sebagai kekuatan pembelajaran.
Bila Sekolah Garuda terlalu fokus pada prestasi global, ada risiko terjadi ketimpangan budaya dan hilangnya keberagaman pendidikan yang selama ini menjadi ciri khas pendidikan Indonesia.
Secara keseluruhan, meski program Sekolah Garuda menjanjikan akses pendidikan unggul yang inklusif dan berorientasi masa depan, pemerintah perlu memastikan langkah taktis dan dukungan menyeluruh pada semua pemangku kepentingan agar visi mulia tersebut bisa terwujud secara nyata dan berkelanjutan, bukan sekadar pencitraan kebijakan.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar