Cari

8th SEAMEO CECCEP Governing Board Meeting, Peran Pengasuhan Menjadi 'Policy Brief’ Forum Regional Menjawab Mandat Pentingnya PAUD HI ASEAN


8th SEAMEO CECCEP Governing Board Meeting, Peran Pengasuhan Menjadi 'Policy Brief’ Forum Regional Menjawab Mandat Pentingnya PAUD HI ASEAN

Schoolmedia Jakarta – Peran pengasuhan (parenting) bukan lagi sekadar tanggung jawab ibu, melainkan pilar utama dan tanggung jawab kolektif yang harus diperkuat oleh semua negara di Asia Tenggara. Tujuan krusial dari Forum Regional kali ini adalah untuk menyusun policy brief yang konkret dan berbasis praktik baik yang berfokus pada bagaimana kita secara efektif dapat memberdayakan orang tua dan komunitas dalam mewujudkan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) di tingkat regional ASEAN. 

Pernyataan tegas ini disampaikan oleh Prof. Vina Adriany, M.Ed., Ph.D., Direktur SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP), saat membuka rangkaian acara 8th SEAMEO CECCEP Governing Board Meeting (GBM) dan Regional Forum 2025 yang berlangsung dari 14 hingga 16 Oktober 2025 di pJakarta Central Park.

Forum ini, yang mengusung tema sentral "Strengthening Parenting for Holistic Integrative Early Childhood Development," menjadi respons strategis SEAMEO CECCEP terhadap Deklarasi Pemimpin ASEAN 2023. 

Deklarasi tersebut mengamanatkan kolaborasi yang lebih erat antarnegara anggota untuk menyediakan layanan PAUD inklusif yang berkualitas tinggi, holistik, dan terintegrasi.

Sementara itu, ​Dr. Nia Nur Hasanah, S.Si., M.Pd., Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menegaskan bahwa keberhasilan agenda nasional dan regional menuju "Generasi Emas" sangat bergantung pada sejauh mana negara-negara di kawasan mampu memperkuat kapasitas pengasuhan di tingkat keluarga.

​"Kami menyambut baik inisiatif SEAMEO CECCEP ini. Jelas, layanan pendidikan, kesehatan, dan gizi terbaik bagi anak tidak akan tercapai tanpa keterlibatan aktif dan pengetahuan yang memadai dari orang tua. Penguatan kapasitas pengasuhan adalah pondasi utama dan pintu gerbang menuju Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) yang sesungguhnya,” ujarnya.

“Bukan hanya memastikan anak hadir di sekolah, tetapi memastikan mereka tumbuh di lingkungan yang suportif, di mana orang tua menjadi mitra pertama dan utama dalam tumbuh kembang mereka," ujar Dr. Nia Nur Hasanah dalam pernyataan persnya menjelang sesi Regional Forum.

​Keterlibatan Dr. Nia Nur Hasanah dalam forum prestisius ini tidak hanya sebagai Anggota Dewan Pengurus perwakilan Indonesia, tetapi juga sebagai salah satu pembicara utama yang akan mempresentasikan pengalaman dan kebijakan Indonesia. Beliau dijadwalkan menjadi pembicara dalam Sesi 1 yang bertema “Foundational parenting and child development” pada hari kedua, Rabu, 15 Oktober 2025.

Mandat ASEAN Tiga Tantangan PAUD HI 

Prof. Vina Adriany menekankan bahwa meskipun komitmen regional telah disepakati, implementasi PAUD HI di lapangan masih menghadapi "tiga tantangan fundamental" yang harus segera diatasi melalui kerja sama kebijakan lintas batas dan lintas sektor.

"Kami telah mengidentifikasi hambatan yang konsisten di seluruh negara anggota SEAMEO," jelas Prof. Vina. "Pertama, masalah pendanaan. 

Alokasi anggaran untuk PAUD di banyak negara masih terbatas, dan yang lebih parah, belum terharmonisasinya regulasi dana, misalnya, belum optimalnya peraturan yang mengarahkan dana desa di tingkat lokal untuk mendukung PAUD HI secara merata."

Tantangan kedua, lanjutnya, adalah fragmentasi kebijakan dan kurangnya harmonisasi antar pemangku kepentingan. Layanan PAUD HI sejatinya melibatkan banyak kementerian—Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan Kesejahteraan Keluarga. "Seringkali, masing-masing kementerian berjalan dalam 'kotak' kebijakan mereka sendiri. 

Forum ini harus menjadi wadah untuk memecahkan silo ini dan membangun integrasi kebijakan yang nyata, mulai dari Jakarta hingga ke desa-desa," tegas Direktur SEAMEO CECCEP tersebut.

Tantangan ketiga dan yang paling mendesak adalah pemerataan kualitas dan partisipasi. Prof. Vina menunjukkan bahwa data partisipasi anak usia dini di beberapa negara masih tergolong rendah, dan bahkan ketika anak-anak sudah berpartisipasi, kualitas pengajaran dan lingkungan pengasuhan yang mereka terima masih sangat bervariasi.

 "Di sinilah peran pengasuhan menjadi sangat sentral," katanya, "Kita harus memastikan bahwa bukan hanya sekolah, tetapi rumah dan komunitas juga menjadi lingkungan belajar yang suportif dan aman."

Penguatan Pengasuhan: Bukan Hanya Cuti Melahirkan, Tapi Peran Ayah dan Komunitas

Tema "Penguatan Pengasuhan" dipilih secara spesifik karena SEAMEO CECCEP melihat adanya pergeseran paradigma. Secara tradisional, pengasuhan identik dengan peran ibu. Namun, kini pengasuhan diakui sebagai tanggung jawab bersama.

"Pengasuhan yang berkualitas menuntut lebih dari sekadar kebijakan cuti melahirkan bagi ibu. Kita harus memastikan adanya keterlibatan aktif ayah dalam perkembangan anak, dan kita membutuhkan kebijakan cuti ayah yang lebih memadai dan dukungan fasilitas seperti layanan penitipan anak yang terstandarisasi dan terjangkau," jelas Prof. Vina.

Ia juga menyoroti isu disiplin positif. "Banyak laporan menunjukkan masih dinormalisasikannya disiplin fisik dan hukuman keras dalam pengasuhan di kawasan ini. Kami ingin Forum Regional ini menghasilkan rekomendasi yang secara tegas mendukung promosi disiplin positif dan menghapus kekerasan dalam lingkungan keluarga," tambahnya.

Untuk merespons tantangan ini, Regional Forum 2025 dibagi menjadi tiga topik diskusi panel yang mendalam:

 Topic 1: Foundational parenting and child development

 Topic 2: Strengthening family and community support

 Topic 3: Regional and Global Initiatives

Peran Krusial Dr. Nia Nur Hasanah dan Delegasi Indonesia

Dalam sesi yang paling dinanti, yaitu Sesi 1 yang membahas Foundational parenting and child development pada Rabu, 15 Oktober 2025, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Dr. Nia Nur Hasanah, S.Si., M.Pd., dijadwalkan akan menjadi pembicara utama. Kehadiran beliau bersama perwakilan dari Tanoto Foundation, KEMENKO PMK, dan BAPPENAS RI menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mengintegrasikan layanan PAUD HI melalui kebijakan lintas sektor.

Prof. Vina Adriany menyampaikan harapannya bahwa Dr. Nia Nur Hasanah dapat membagikan praktik terbaik Indonesia, terutama mengenai kebijakan yang mendukung peran orang tua dan inisiatif seperti Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

"Kepemimpinan Indonesia sangat vital. Dengan Dr. Nia Nur Hasanah dan Dirjen PAUD Dikdasmen yang memberikan sambutan dan keynote speech, kita berharap kebijakan Indonesia dapat menjadi acuan bagi negara-negara anggota SEAMEO lainnya dalam mengatasi hambatan implementasi PAUD HI," ujar Prof. Vina.

Sesi lain tidak kalah penting, seperti Sesi 2 yang akan menghadirkan tokoh-tokoh seperti Dr. Hasina Banu Ebrahim (UNESCO Co-Chair for ECE, Care & Development) dan Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D., yang akan membahas penguatan komunitas. 

Sementara Sesi 3 akan membawa perspektif global dengan menghadirkan Ellijah Bach (Bach Family Foundation and Trust) dan Syifa Andina (PLAN International).

Menuju Policy Brief yang Mengikat dan Berkelanjutan

Rangkaian acara ini akan mencapai puncaknya pada Kamis sore, 16 Oktober 2025, dengan agenda Adoption of SEAMEO CECCEP GBM Proceedings oleh seluruh Anggota Dewan Pengurus. Ini adalah langkah formal untuk mengesahkan rekomendasi kebijakan yang dih

Prof. Vina Adriany menggarisbawahi bahwa hasil dari forum ini tidak boleh hanya berhenti sebagai dokumen, melainkan harus diterjemahkan menjadi tindakan nyata di tingkat kementerian dan lembaga di setiap negara.

"Kami ingin policy brief yang dihasilkan mengikat dan berkelanjutan. Ini harus menjadi peta jalan yang jelas bagi setiap negara untuk memperkuat intervensi pengasuhan mereka, memastikan harmonisasi pendanaan, dan menjamin bahwa setiap anak usia dini di Asia Tenggara memiliki akses yang adil terhadap PAUD HI yang berkualitas," pungkas Prof. Vina Adriany, menyiratkan optimisme bahwa Forum Regional kali ini akan menjadi titik balik penting dalam upaya kolektif kawasan Asia Tenggara menuju terwujudnya Generasi Emas.

Penyunting : Eko B Harsono 


Artikel Selanjutnya
Bunda PAUD Kutai Kartanegara Luncurkan Inovasi “Anak Etam” dan Bunda PAUD Rokan Hulu Advokasi Wajar 13 Tahun Prasekolah Melalui PAUD HI
Artikel Sebelumnya
Pengadilan Tolak Praperadilan Kasus Chromebook Nadiem A Makarim

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar