
TKA di Tengah Bayang-bayang PKL: SMKN 1 Tanjungpandan Terapkan Strategi Jitu Jamin Fokus Akademik Siswa
Schoolmedia BELITUNG â Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, mengambil langkah taktis yang berbeda dari kebanyakan sekolah kejuruan lain di Indonesia. Sekolah ini sukses melaksanakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi murid kelas XII dengan persentase kehadiran 97%, yakni 314 murid, melalui strategi penjadwalan ketat yang memprioritaskan penyelesaian asesmen akademik sebelum dimulainya program Praktik Kerja Lapangan (PKL). Kebijakan ini dinilai krusial untuk menjaga fokus murid agar tidak terpecah antara persiapan ujian berstandar nasional dan tuntutan kerja di dunia industri.
Strategi Pemetaan Jadwal demi Kualitas Pembelajaran
Kepala SMKN 1 Tanjungpandan, Erliana, menjelaskan bahwa baik TKA maupun PKL merupakan dua prioritas penting yang harus ditempuh murid kelas XII. PKL adalah langkah strategis untuk mengenal budaya kerja di industri, sementara TKA berfungsi sebagai acuan pencapaian pembelajaran. Namun, pelaksanaan keduanya secara bersamaan dikhawatirkan dapat mengurangi efektivitas hasil.
"Kami sengaja memetakan PKL setelah TKA agar murid bisa menyiapkan kedua hal tersebut dengan benar-benar fokus. Hal ini memang agak berbeda dengan SMK lainnya yang sudah melaksanakan PKL terlebih dahulu," ujar Erliana pada Selasa (4/11).
Dengan regulasi internal ini, pihak sekolah berhasil menggelar TKA pada gelombang pertama, yaitu tanggal 2 hingga 4 November 2025. Setelah TKA selesai, barulah pelaksanaan PKL dijadwalkan mulai 10 November 2025. Pihak sekolah hanya mencatat beberapa murid yang tidak dapat mengikuti TKA karena status mereka sebagai atlet nasional yang sedang berlatih dan bertanding, menunjukkan tingkat komitmen sekolah yang tinggi. Untuk menyukseskan pelaksanaan ini, sekolah juga telah menggelar dua simulasi tryout dan gladi bersih, selain sosialisasi mendalam kepada murid dan orang tua.
Tinjauan Lapangan dan Peta Pendidikan Riil Indonesia
Tingginya antusiasme dan komitmen SMKN 1 Tanjungpandan dalam implementasi TKA ini mendapat perhatian langsung dari pusat. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Tatang Muttaqin, turut meninjau langsung pelaksanaan TKA di sekolah tersebut. Ia mengapresiasi upaya sekolah dan menegaskan signifikansi TKA dalam ekosistem pendidikan vokasi.
Menurut Tatang Muttaqin, hasil dari TKA akan menjadi acuan penting untuk mengukur capaian pembelajaran selama satu tahun ke depan. Hasil ini juga akan berkontribusi dalam memetakan kondisi riil pendidikan di Indonesia. "Yang terpenting murid harus jujur dan gembira. Karena hasil TKA ini akan menjadi peta pendidikan yang riil di Indonesia," terang Tatang.
Pernyataan Dirjen Vokasi ini memperkuat pandangan bahwa TKA di tingkat SMK bukan hanya sekadar tes, melainkan alat evaluasi menyeluruh yang menjembatani kurikulum sekolah dengan tuntutan kompetensi global.
Murid Apresiasi Strategi Sekolah, Incar Karir dan Studi Lanjut
Strategi penjadwalan yang bijak ini disambut baik oleh para murid, yang merasa terbantu untuk berkonsentrasi penuh pada persiapan akademik.
Iha Ulfa Zaskia, murid kelas XII Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL), menceritakan persiapannya yang intensif. Ia fokus pada pendalaman materi, bahkan mengambil inisiatif untuk belajar mandiri mata pelajaran pilihan di luar kurikulum murni SMK, seperti Ekonomi, untuk mempersiapkan TKA.
"Di SMK kan tidak ada pelajaran Ekonomi, saya sempat ikut belajar mandiri pelajaran tersebut untuk mempersiapkan TKA ini. Saya rasa pelajaran Ekonomi dapat berguna di dunia kerja karena saya berencana bekerja di industri," ungkap Iha. Ia berharap hasil TKA ini dapat membantunya mengevaluasi pembelajaran yang telah ia lakukan dan menjadi bekal untuk melanjutkan ke perguruan tinggi setelah lulus.
Antusiasme serupa ditunjukkan oleh Khenzu Winata, murid kelas XII Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Khenzu mengaku dapat belajar maksimal karena sekolah memfasilitasi kelas tambahan selama satu jam. Ia memilih mata pelajaran pilihan bahasa Mandarin, didorong oleh cita-citanya untuk bekerja di luar negeri. "TKA membantu saya untuk mengukur kemampuan bahasa asing," jelasnya. Khenzu mengapresiasi pengaturan jadwal sekolah karena ia kini bisa fokus sepenuhnya ke PKL di agensi konsultan di Belitung setelah menyelesaikan TKA dengan baik.
Strategi yang diterapkan oleh SMKN 1 Tanjungpandan ini menjadi model praktik baik (best practice) bagi sekolah kejuruan lain dalam mengelola transisi kritis antara penguatan akademik dan persiapan karir di dunia industri, memastikan bahwa murid vokasi siap secara mental dan kompetensi untuk menghadapi tantangan pasca-lulus.
Tim Schoolmedia
Sumber BKHM Kemendikdasmen
Tinggalkan Komentar