Cari

UGM Digdaya di Kancah Asia: Tim eSports Mobile Legends Raih Runner-up Campus Legends 2025 di Singapura



Schoolmedia News Jakarta == Sorak sorai kemenangan menggema di aula kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) ketika kabar membanggakan datang dari negeri seberang. Tim eSports kebanggaan UGM, UGM DIGDAYA, sukses menorehkan prestasi gemilang sebagai runner-up dalam ajang bergengsi “Campus Legends 2025” yang digelar di Singapura, Minggu (2/11).

Prestasi ini bukan hanya mengharumkan nama almamater, tetapi juga menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia kian siap bersaing di panggung internasional—bahkan di ranah yang relatif baru: olahraga elektronik (eSports).

Kisah UGM DIGDAYA bermula dari proses panjang di dalam kampus. Bausa Seta Pandega, sang kapten tim, menuturkan bahwa perjalanan menuju panggung internasional ini tidak mudah.
“Awalnya kami mengikuti seleksi internal yang cukup ketat. Dari banyak tim yang mendaftar, hanya satu yang dipilih untuk mewakili UGM,” ujarnya.

Tim ini kemudian menjadi kontingen resmi UGM dan Indonesia untuk ajang Campus Legends 2025, kompetisi antarmahasiswa se-Asia Tenggara yang digelar oleh Singapore Cybersports & Online Gaming Association (SCOGA) dan Esports Academy.

Campus Legends bukan sekadar turnamen game, melainkan wadah pembinaan talenta muda di dunia digital. Sejak pertama kali digelar pada 2019, ajang ini mengusung misi edukatif: menumbuhkan generasi muda yang tidak hanya andal bermain, tetapi juga memahami industri eSports dan peluang karier di dalamnya.

Perjalanan Menuju Final

Dalam pelaksanaannya, kata Bausa, tim UGM menunjukkan performa yang luar biasa. Mereka melaju mulus di babak penyisihan dengan mengalahkan sejumlah tim kuat dari berbagai negara Asia Tenggara, termasuk perwakilan Thailand, Malaysia, dan Kamboja.

“Pertandingan-pertandingan itu sangat menantang, tapi kami percaya diri karena sudah menyiapkan strategi matang sejak awal,” kata Bausa dalam keterangan yang dikirim Senin (3/11).

Puncak perjuangan UGM DIGDAYA terjadi di babak Grand Final, ketika mereka berhadapan dengan tim tangguh dari Filipina—negara yang dikenal memiliki ekosistem eSports terkuat di kawasan ini.
“Pertandingan berlangsung sangat sengit dan penuh strategi,” ujarnya.

Di babak final, kedua tim saling berbalas kemenangan hingga memaksa diadakannya game ketiga sebagai penentuan. “Sayangnya, tim UGM belum beruntung dan harus mengakui keunggulan lawan dengan skor akhir tipis 2-1,” kenang Bausa.

Meski gagal merebut gelar juara pertama, pencapaian ini tetap menjadi prestasi yang sangat membanggakan. “Menjadi juara kedua di turnamen internasional membuktikan bahwa talenta mahasiswa UGM mampu bersaing di kancah global—tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga di bidang eSports,” tegasnya.

“Kami sangat bangga bisa membawa nama UGM dan Indonesia sampai ke babak final. Perjuangan ini tidak mudah, dan kami berterima kasih atas segala dukungan yang diberikan, terutama dari pihak universitas melalui Direktorat Kemahasiswaan. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk berlatih lebih keras dan meraih hasil yang lebih baik di kesempatan berikutnya,” imbuhnya.

Menurut Bausa, kunci kekuatan tim terletak pada sinergi dan komunikasi. Setiap anggota memahami perannya, baik sebagai jungler, roamer, maupun marksman.
“Kami selalu berdiskusi dan melakukan review usai latihan. Tidak ada yang merasa paling hebat, semua tumbuh bersama,” tambahnya.

Dukungan dari pihak kampus turut menjadi bahan bakar semangat. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) eSports UGM serta Direktorat Kemahasiswaan menyediakan fasilitas latihan dan pembinaan agar tim dapat tampil maksimal.

“Dari kampus, kami mendapat kepercayaan penuh. Itu menjadi penyemangat luar biasa,” ujar Bausa.

Buktikan Nilai Pendidikan Karakter 

Bagi tim UGM DIGDAYA, prestasi ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga pembuktian nilai pendidikan dan karakter. Melalui eSports, mereka belajar tentang strategi, kerja sama, manajemen waktu, hingga mentalitas kompetitif yang sehat.

“Kami ingin mematahkan stigma bahwa bermain game itu buang-buang waktu. Justru dari sini kami belajar tentang disiplin, kerja tim, dan sportivitas,” ujar Bausa.

Pesan ini sejalan dengan visi penyelenggara Campus Legends. Kompetisi ini tidak hanya menyoroti kehebatan teknis para pemain, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan mahasiswa agar memahami potensi industri digital global yang terus berkembang.

Industri eSports sendiri kini tengah naik daun. Menurut berbagai laporan, nilai pasar global eSports telah menembus miliaran dolar AS, dengan Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat. “Mahasiswa yang aktif di eSports sebenarnya sedang beradaptasi dengan masa depan ekonomi digital,” ujar salah satu perwakilan SCOGA dalam sambutannya.

Nama “DIGDAYA” bukan dipilih tanpa alasan. Dalam bahasa Jawa, kata itu berarti kuat, tangguh, dan berdaya saing tinggi. Filosofi ini tercermin jelas dalam perjalanan tim—mulai dari latihan panjang di sela-sela kesibukan kuliah, hingga menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai negara.

“Kami membawa semangat Digdaya: tidak hanya menang, tapi juga menginspirasi,” kata Bausa. “Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia punya potensi luar biasa jika diberi ruang untuk berkembang.”

Prestasi tim UGM DIGDAYA sebagai runner-up di Campus Legends Singapore menambah daftar panjang pencapaian mahasiswa UGM di tingkat internasional dan mengukuhkan posisi UGM sebagai salah satu universitas dengan talenta eSports terbaik di Indonesia.

Bagi UGM, capaian ini adalah bukti bahwa pengembangan mahasiswa tidak berhenti di ruang akademik. Kreativitas dan inovasi di ranah digital kini menjadi bagian penting dari masa depan pendidikan tinggi.

Kemenangan UGM DIGDAYA bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang. Di tengah pesatnya perkembangan eSports global, tim ini telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing sejajar dengan talenta Asia lainnya.

“Runner-up memang belum juara satu,” ujar Bausa sambil tersenyum, “tapi bagi kami, ini kemenangan besar karena kami membawa nama UGM dan Indonesia ke panggung dunia.”

Dengan semangat Digdaya yang terus menyala, Tim eSports UGM tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga membuka babak baru: bahwa dari ruang kuliah di Yogyakarta, bisa lahir juara yang mendunia.

Tim Schoolmedia

Berita Selanjutnya
Tragedi SMA 72 Kelapa Gading: Bom Bunuh Diri di Sekolah, Teriakan Balas Dendam Korban Perundungan
Berita Sebelumnya
Anugerah KPAI 2025 Diluncurkan, Pendaftaran Ditutup 20 November Jam 23.59 WIB

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar