Ilustrasi industri pertanian merupakan salah satu sektor industri yang membutuhkan tenaga-tenaga ahli salah satunya dari SMK, Foto: Pixabay
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan Sekolah Menengah Kejuruan se-Indonesia masih membutuhkan sebanyak 90 ribu guru untuk mendidik para pelajar pada tahun ini. Guru tersebut harus memiliki keahlian dan memenuhi persyaratan.
"Jadi kita membutuhkan guru SMK itu pada tahun ini kira-kira sebanyak 90 ribu guru sesuai keahliannya," kata Muhadjir pada acara peluncuran program pendidikan vokasi industri untuk wilayah Sulawesi di PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), Sulawesi Selatan, Rabu, 16 Januari 2019.
Ia menjelaskan, guru yang dibutuhkan yakni harus tergolong sebagai guru produktif atau memiliki kecakapan dan keahlian yang dibutuhkan di berbagai program di SMK. Ia menguraikan, kecakapan dan keahlian itu di sektor industri kemaritiman, industri pariwisata, industri pertanian dan industri ekonomi kreatif.
Bagi guru yang ada saat ini dan belum memiliki keahlian, kata Muhadjir, akan pihaknya sekolahkan kembali agar siap dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
Menurut Muhadjir, saat ini sudah banyak guru yang memenuhi persyaratan karena adanya program pemerintah untuk menyekolahkan para guru normatif dan adaptif melalui program keahlian ganda.
"Jadi guru-guru SMK yang selama ini tidak punya keahlian, kita sekolahkan lagi. Bahkan sekarang telah dilaksanakan terhadap 15 ribu guru," kata Muhadjir menjelaskan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Foto: Kemendikbud.go.id
Berdasarkan data yang Schoolmedia.id himpun, sebelumnya Muhadjir Effendy pernah menjelaskan bahwa di SMK ada tiga jenis guru. Pertama guru adaptiif yang mengajarkan mata pelajaran murni seperti biologi, kimia dan lainnya. Kemudian guru normatif mengajarkan pendidikan seperti agama, PKN ataupun Bahasa Indonesia. Ketiga, guru produktif mengajarkan keahlian khusus.
Namun, kata Muhadjir, saat ia masuk menjadi menteri, jumlah guru produktif yang tersedia hanya 37 persen. Bahkaan ada SMK yang guru normatifnya lebih banyak.
Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri Direktorat Pembinaan SMK, Kemendikbud Saryadi pernah memaparkan di awal 2016 bahwa Indonesia kekurangan guru produktif sekitar 91.000 guru.
Tinggalkan Komentar