Bawang putihg, Foto: Pixabay
SCHOOLMEDIA NEWS, Yogyakarta - Berdasarkan hasil penelitian dari mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Natania Ayu Sandy, Fakultas Farmasi UGM Theresia Shinta W dan Fakultas Kedokteran Hewan UGM Dion Adiriesta Dewananda terhadap bawang putih, menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih dapat beresiko buruk pada janin.
“Hasilnya diketahui penggunaan ekstrak bawang putih sebagai anti hipertensi ketika dikonsumi oleh ibu hamil menyebabkan risiko yang buruk pada janin. Namun, ke depan masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendukung penelitian ini,” tutur Natania Ayu Sandy, melansir laman UGM, Rabu, 17 Juli 2019.
Sebagaimana diketahui, bawang putih merupakan bahan alam yang sering digunakan sebagai alternatif pengobatan darah tinggi atau hipertensi. Tanaman ini mengandung lebih dari 200 komponen kimia, salah satunya adalah allicin yang berfungsi menurunkan tekanan darah.
Baca juga: Dalami Budaya Toleransi, Mahasiswa UGM Belajar dengan Warga Desa Cigugur
Kendati begitu, penggunaan bawang putih sebagai anti hipertensi tidak disarankan bagi wanita hamil. Pasalnya, senyawa allicin pada bawang putih memiliki mekanisme penurunan tekanan darah yang sama seperti obat hipertensi golongan ACE Inhibitor.
“Obat golongan ACE Inhibitor ini sangat berbahaya jika dikonsumsi ibu hamil karena mempunyai efek tetragonik pada janin. Hal ini berpotensi menginduksi kegagalan pertumbuhan janin, kelainan, perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio,” kata Natania Ayu Sandy.
Ketiga mahasiswa tersebut melakukan penelitian terhadap hewan coba yakni tikus yang dikawinkan dan diberi perlakuan ekstrak bawang putih selama 14 hari. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan yang mengarah kepada efek teratogenik.
Baca juga: Atasi Limbah di Pantai Trisik, Mahasiswa UGM Latih Warga Ciptakan Batu Bata Plastik
Natania Ayu Sandy menjelaskan hasil itu diperoleh setelah dilakukan pengamatan secara makropatologi, rontgen dan scanning electron microscope untuk mengonfirmasi terjadinya efek teratogenik.
Penelitian ketiga mahasiswa muda ini dilakukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) UGM 2019 yang didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Tinggalkan Komentar