Cari

Wamendikdasmen Prof Dr Atip Latipulhayat: “Pembelajaran Mendalam Kunci Siapkan Anak Usia Dini Hadapi Tantangan Zaman”


Schoolmedia News Jakarta — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Atip Latipulhayat, menegaskan pentingnya pendekatan pembelajaran mendalam dalam menyiapkan anak usia dini menghadapi tantangan zaman yang kompleks dan penuh ketidakpastian. 

Menurut Prof. Atip, Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai persoalan pendidikan, seperti kesenjangan mutu dan akses, rendahnya hasil asesmen internasional seperti PISA, serta keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Di saat yang sama, kemajuan teknologi menuntut kesiapan sumber daya manusia untuk beradaptasi secara cepat.

“Dalam lanskap dunia yang terus berubah penuh ketidak pastian, kompleks, dan penuh ambiguitas saat ini pendidikan anak usia dini menjadi fondasi utama yang harus menjadi investasi negara dalam membangun masa depan bangsa untuk membentuk generasi emas Indonesia Hebat 2046,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Atip Latipulhayat, saat membuka kegiatan Advokasi Kebijakan Pendekatan Pembelajaran Mendalam di Satuan PAUD.

Kegiatan berlangsung Senin - Kamis (9-11/6) di Tangerang, BanteN yang  dihadiri  Dr. Nia Nurhasanah S.Si, M.Pd selaku Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Widyaprada Ahli Utama di Lingkungan Direktorat PAUD, Kurniawan, Kepala Subdirektorat Fasilitasi Sarana Prasarana dan Tata Kelola Direktorat PAUD, Imam Pranata selaku Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat PAUD, Ketua Tim Kerja di Lingkungan Direktorat PAUD dan 50 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Menurut Wamen Atip Latipulhayat, Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar, mulai dari kesenjangan mutu dan akses pendidikan hingga rendahnya capaian literasi dan numerasi anak-anak kita.

 Ia menekankan bahwa untuk mengatasi tantangan ini, pendidikan nasional harus bertransformasi secara menyeluruh, dan PAUD menjadi salah satu pilar terpenting dalam proses itu.

Transformasi ini, lanjutnya, tidak semata soal program dan kebijakan, melainkan juga soal paradigma: bagaimana cara mendidik anak yang sesuai dengan zamannya. “Riset menunjukkan bahwa 90 persen perkembangan otak terjadi pada usia 0 sampai 6 tahun. Ini adalah masa keemasan yang tidak boleh kita sia-siakan,” tegasnya.

Menghidupkan Proses Belajar 

Dikatakan Pembelajaran Mendalam bukan Sekedar mengajar, tapi menghidupkan proses belajar. Salah satu pendekatan yang kini menjadi sorotan adalah Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), sebuah metode yang dirancang bukan sekadar untuk mentransfer pengetahuan, tetapi untuk menghidupkan pengalaman belajar yang menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak secara utuh.

“Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan. Anak diajak berpikir, merasakan, dan bergerak—olah pikir, olah rasa, olah hati, dan olah raga—semua terintegrasi,” jelas Prof. Atip.

Menurutnya, pendekatan ini menjadi kunci dalam menyiapkan anak Indonesia menjadi generasi pemecah masalah, inovator, dan warga dunia yang tangguh di masa depan.

Disebutkan AI dan Koding: bekal masa depan yang dimulai dari PAUD. Seiring perkembangan teknologi, Kementerian juga membuka ruang bagi pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (AI) dan pengenalan koding sejak usia dini. Prof. Atip menyebutkan bahwa AI tidak menggantikan peran guru, melainkan menjadi alat bantu yang mampu menyesuaikan materi dan gaya belajar anak.

“Kita tidak berbicara soal anak-anak menjadi programmer, tapi soal membangun pola pikir komputasional, logis, dan kreatif sejak usia dini. Koding bisa diajarkan lewat puzzle, board game, atau cerita beralur logis,” ujarnya.

Inisiatif ini, menurutnya, bukan untuk menghilangkan esensi bermain dalam pendidikan anak usia dini, tetapi justru menjadikan aktivitas bermain sebagai wahana pengembangan kecerdasan dan karakter.

Kolaborasi dan Partisipasi Kunci 

Dalam sambutannya, Prof. Atip juga menekankan pentingnya peran Dinas Pendidikan di daerah sebagai motor penggerak transformasi pendidikan, khususnya dalam sektor PAUD. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan—termasuk Bunda PAUD, IGTKI, HIMPAUDI, Aisyiyah, dan NGO—menjadi krusial dalam memastikan layanan PAUD yang holistik dan terintegrasi dapat dinikmati oleh semua anak Indonesia, tanpa terkecuali.

“Pertemuan ini bukan hanya forum berbagi informasi, tapi momen untuk menyamakan langkah. Harapan saya, hasil dari kegiatan ini bisa ditindaklanjuti secara nyata di setiap daerah,” tutupnya.

Dengan arah kebijakan yang jelas, pendekatan yang inovatif, dan sinergi antara pusat dan daerah, pendidikan anak usia dini di Indonesia tengah melangkah menuju masa depan yang lebih cerah—dimulai dari hari ini, dari anak-anak kita.

Pesan Direktur PAUD 

Dalam sambutannya kepada Direktur PAUD mengatakan anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Apa yang kita tanamkan hari ini di masa usia dini mereka akan menentukan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran di satuan PAUD tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja. Kita perlu memastikan bahwa setiap anak mengalami pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan mendalam—yang menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan hidup sejak dini.

Melalui kegiatan advokasi kebijakan ini, kami ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan—dari pemerintah daerah, pengelola satuan PAUD, organisasi profesi, hingga masyarakat luas—untuk memahami dan mengimplementasikan Pendekatan Pembelajaran Mendalam sebagai bagian dari transformasi pendidikan anak usia dini.

“Pendekatan ini bukan sekadar metode, tetapi cara pandang yang menempatkan anak sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Anak diberi ruang untuk mengeksplorasi, bertanya, berdialog, dan membangun makna dari pengalaman nyata yang relevan dengan kehidupan mereka,” ujarnya.

“Kami menyadari bahwa perubahan ini membutuhkan kolaborasi dan komitmen bersama. Dukungan kebijakan, penguatan kapasitas pendidik, serta penyediaan sumber daya yang memadai menjadi bagian penting dari ekosistem pembelajaran yang mendalam.

Mari bersama kita dorong satuan PAUD menjadi tempat tumbuh yang sehat, aman, dan penuh semangat belajar bagi setiap anak. Demi masa depan Indonesia yang lebih cerah,” tutupnya.


Peliput : Awang 

Penyunting Eko Harsono 


Berita Sebelumnya
Presiden Prabowo Subianto Salat Iduladha 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal Jakarta

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar