Cari

Jenjang PAUD Investasi Terbaik Masa Depan Bangsa, Return Ekonomi Mencapai 7 sampai 13% Pertahun


Jenjang PAUD Investasi Terbaik Masa Depan Bangsa, Return Ekonomi Mencapai 7 sampai 13% Pertahun

Schoolmedia News Jakarta ----  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) semakin diakui dunia sebagai fondasi utama pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Kajian berbagai lembaga internasional dan para pakar terkemuka menyimpulkan bahwa investasi pada pendidikan anak usia dini merupakan salah satu strategi paling menguntungkan bagi negara, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun pembangunan jangka panjang.

Salah satu tokoh paling berpengaruh dalam hal ini adalah Profesor James J. Heckman, peraih Hadiah Nobel di bidang Ekonomi tahun 2000. Dalam berbagai penelitiannya, Heckman menyatakan bahwa investasi pada anak usia dini menghasilkan tingkat pengembalian (return on investment) yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi pendidikan pada usia yang lebih tua.

Menurut Heckman dalam bukunya berjudul The earlier the investment, the higher the return menegaskan pentingnya investasi negara pada jenjang PAUD.Heckman dan timnya menemukan bahwa program PAUD yang berkualitas dapat meningkatkan kapasitas kognitif, sosial, dan emosional anak, mengurangi angka putus sekolah, menurunkan tingkat kriminalitas, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja di masa depan.

Return ekonominya bisa mencapai 7-13% per tahun, jauh melampaui banyak bentuk investasi publik lainnya, ujar Ketua Widyaprada Ahli Utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Harris Iskandar Ph.D dalam kegiatan Sinkronisasi Program Kemitraan Direktorat PAUD yang berlangsung di Jakarta, Selasa - Kamis (10-12/6).

Kegiatan dibuka Direktur PAUD, Nia Nurhasanah yang didampingi Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD Dr Abdul Kahar M.Pd, Ketua Tim Kerja Wajib Belajar 13 Tahun Direktorat PAUD, Untung Wismoyo dan Ketua Tim Kerja Peserta Didik Soripada Harahap. Peserta kegiatani terdiri dari 34 BB/BPMP Seluruh Indonesia, Mitra PAUD yang terdiri dari 24 Organisasi Mitra, 40 Mitra Pembangunan, 10 Komunitas dan 4 Perguruan Tinggi.

Temuan Bank Dunia

Dalam paparanya, Harris Iskandar yang baru mengikuti pertemuan G-20 Bidang Pendidikan di Johanesburg Afrika Selatan menjelaskan kajian Bank Dunia menunjukkan bahwa PAUD dapat digunakan sebagai instrumen Pemerataan dan Pembangunan. Bank Dunia (World Bank) juga menyatakan bahwa PAUD adalah salah satu alat paling efektif untuk mengurangi kesenjangan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dalam laporan Investing in Early Childhood Development, Bank Dunia menyebutkan bahwa anak-anak yang mengikuti pendidikan usia dini yang berkualitas akan lebih siap masuk sekolah dasar, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menyelesaikan pendidikan menengah, dan pada akhirnya memiliki peluang kerja yang lebih baik.

Bank Dunia juga menekankan bahwa manfaat PAUD sangat signifikan bagi anak-anak dari keluarga miskin atau rentan. Oleh karena itu, investasi pemerintah di sektor ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam mewujudkan keadilan sosial dan inklusi.

Melalui kegiatan sinkronisasi program Kemitraan ini direkomendasikan sejumlah opsi bagi Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan landasan kajian ilmiah dan data ekonomi yang kuat, menjadi jelas bahwa pemerintah pusat dan daerah harus menjadikan PAUD sebagai prioritas investasi nasional. Beberapa langkah strategis yang dapat diambil meliputi:

1. Meningkatkan alokasi anggaran PAUD, baik untuk pengembangan lembaga, pelatihan guru, maupun peningkatan kualitas kurikulum.

2. Mewujudkan kebijakan afirmatif bagi keluarga tidak mampu untuk mendapatkan akses PAUD yang berkualitas.

3. Memperluas jangkauan layanan PAUD di daerah terpencil dan marginal agar tidak ada anak yang tertinggal.

4. Membangun kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam penyediaan layanan PAUD yang holistik integratif dan berkelanjutan.


Dalam kesempatan itu, Harris Iskandar yang juga mantan Dirjen PAUD dan Pendidikan Masyakarat menyebutkan hasil penelitian Marshmallow Test, yang pertama kali dilakukan oleh psikolog Walter Mischel pada 1960-an, mengungkapkan pentingnya kemampuan mengendalikan diri pada anak-anak. Dalam eksperimen ini, anak-anak diberikan pilihan untuk memakan satu marshmallow segera atau menunggu untuk mendapatkan dua marshmallow. 

"Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang dapat menunda keinginan mereka cenderung memiliki pencapaian yang lebih baik di masa depan, baik dalam hal akademik, kesehatan, maupun hubungan sosial," ujarnya.

Bagi anak-anak PAUD, yang masih berada dalam tahap perkembangan awal, pendidikan karakter sangat berperan dalam membentuk kemampuan untuk mengelola emosi dan kontrol diri. Menanamkan nilai-nilai seperti kesabaran, tanggung jawab, dan disiplin pada usia dini tidak hanya membantu mereka dalam menghadapi tantangan, tetapi juga membentuk dasar bagi kebiasaan yang positif di masa depan.

Melalui berbagai penelitian, jelas bahwa PAUD bukan sekadar kegiatan bermain atau penitipan anak, melainkan intervensi pendidikan dan pembangunan manusia yang strategis. Dengan menanamkan nilai, keterampilan dasar, dan pola pikir sejak dini, negara sedang membangun fondasi generasi emas masa depan.

"Oleh karena itu, investasi pada Pendidikan Anak Usia Dini bukan hanya investasi pendidikan, tetapi investasi nasional yang akan menentukan daya saing dan kesejahteraan bangsa dalam jangka panjang. Sebagaimana disimpulkan oleh Heckman dan Bank Dunia, jika ingin mengubah masa depan, mulailah dari anak usia dini," ujarnya.

Lima Tantangan Sinkronisasi Kemitraan 

Disebutkan oleh Harris Iskandar terdapat lima tantangan Protas PAUD yang Memerlukan Kerja Sama Lintas Sektor atau Partisipasi Semesta sehingga diperlukan Sinkronisasi Program Kemitraan dalam Program Prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fondasi penting dalam pembentukan karakter dan kecerdasan anak yang berkelanjutan. Program Prioritas PAUD yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses dan kualitas pendidikan yang memadai. 

Namun, lanjutnya dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai tantangan yang memerlukan perhatian dan kerjasama lintas sektor serta sinkronisasi program kemitraan. Berikut adalah lima tantangan utama dalam Protas PAUD yang memerlukan kerja sama lintas sektor:

1. Akses terhadap Pendidikan PAUD

Akses yang terbatas terhadap layanan PAUD menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi di berbagai daerah, terutama di wilayah terpencil atau daerah dengan infrastruktur yang kurang memadai. Banyak anak usia dini yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang layak, karena terbatasnya jumlah fasilitas PAUD atau tidak terjangkaunya lokasi pendidikan tersebut bagi keluarga yang tinggal di daerah pedalaman.

Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan kerja sama lintas sektor antara Kementerian Pendidikan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, K/L serta pemerintah daerah setempat serta seluruh pemangku kepentingan. Peningkatan infrastruktur yang mendukung, seperti transportasi yang lebih baik dan penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih merata, menjadi hal yang mendesak. Program kemitraan antara sektor swasta dan pemerintah juga dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan PAUD bagi lebih banyak anak.

2. Kualitas Guru PAUD

Kualitas guru menjadi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan PAUD. Banyak guru PAUD yang belum memiliki kualifikasi yang memadai atau kurang dalam pelatihan profesional. Keterbatasan dalam pelatihan dan pengembangan kompetensi guru berdampak pada kualitas pengajaran yang diterima oleh anak-anak di tingkat PAUD.

Peningkatan kualitas guru PAUD memerlukan dukungan dari berbagai pihak, seperti Kementerian Pendidikan, lembaga pendidikan tinggi, dan organisasi profesi guru. Program kemitraan antara pemerintah dan lembaga pendidikan dapat menciptakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan di lapangan, serta membuka peluang untuk memberikan sertifikasi bagi guru PAUD yang sudah berpengalaman.

3. Standardisasi Satuan Pendidikan PAUD

Untuk menciptakan sistem pendidikan PAUD yang efektif, diperlukan standardisasi pada setiap satuan pendidikan PAUD. Hal ini mencakup kurikulum, fasilitas, dan metode pengajaran yang digunakan di setiap lembaga pendidikan. Sayangnya, tidak semua PAUD memiliki kualitas yang setara, baik dalam hal fasilitas maupun kurikulum yang diterapkan.

Penyusunan standar yang jelas untuk PAUD harus melibatkan kementerian terkait, lembaga penelitian, dan pihak swasta yang memiliki pengalaman dalam dunia pendidikan anak. Koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan kebijakan yang standar pada satuan pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Melalui kemitraan, upaya untuk meningkatkan kualitas PAUD di seluruh Indonesia bisa lebih terarah dan efektif.

4. Komitmen Tata Kelola Terkait Anggaran PAUD

Anggaran untuk sektor PAUD sering kali tidak sebanding dengan kebutuhan dan prioritas yang harus dipenuhi. Selain itu, penggunaan anggaran yang ada terkadang tidak efisien atau tidak tepat sasaran. Masalah ini terkait dengan tata kelola yang belum optimal dalam alokasi dan pemanfaatan anggaran PAUD di tingkat daerah.

Tantangan ini memerlukan koordinasi antara Kementerian Pendidikan, Kementerian Keuangan, serta pemerintah daerah untuk merancang dan mengalokasikan anggaran PAUD secara tepat dan transparan. Program kemitraan dengan sektor swasta atau lembaga donor juga dapat membantu memastikan pendanaan yang lebih memadai untuk sektor PAUD, guna memenuhi kebutuhan yang terus berkembang.

5. Koordinasi Lintas Sektor dalam Pendidikan PAUD

Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan PAUD adalah koordinasi antar lembaga yang terlibat dalam sektor ini. PAUD tidak hanya terkait dengan Kementerian Pendidikan, tetapi juga dengan kementerian lain seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tanpa adanya koordinasi yang baik antar sektor ini, program PAUD dapat berjalan terpisah-pisah dan tidak maksimal.

Untuk mengatasi masalah koordinasi ini, perlu ada forum atau platform yang dapat mempertemukan berbagai pihak terkait dalam perencanaan dan implementasi kebijakan PAUD. Kemitraan antara lembaga pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan PAUD secara holistik dan terintegrasi.

Kelima tantangan tersebut akses, kualitas guru, standardisasi pendidikan, komitmen tata kelola anggaran, dan koordinasi lintas sektor merupakan tantangan utama yang mempengaruhi efektivitas Program Prioritas PAUD. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kerjasama lintas sektor yang solid dan sinkronisasi antara berbagai program kemitraan yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.

Dengan demikian, pendidikan PAUD yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia dapat tercapai, dan anak-anak usia dini akan mendapatkan kesempatan terbaik untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka, tutupnya.

Peliput Eko B Harsono




Berita Selanjutnya
Mendiktisaintek Dukung Integrasi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan di Pertemuan BRICS
Berita Sebelumnya
Wamendikdasmen Prof Dr Atip Latipulhayat: “Pembelajaran Mendalam Kunci Siapkan Anak Usia Dini Hadapi Tantangan Zaman”

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar