Ilustrasi kegiatan memasak, Foto: Pixabay
Kebijakan dari sebuah sekolah dasar memicu kemarahan warga setempat setelah sekolah tersebut menawari anak didik perempuan untuk mengikuti kelas memasak dan drama dan para siswa laki-laki mengambil kelas desain dan teknologi.
Berdasarkan keterangan dari salah satu orang tua murid, seorang gadis berusia sembilan tahun di sebuah sekolah di Lincolnshire, Inggris, kecewa terhadap keputusan tersebut. Padahal, ia ingin menjadi seorang insinyur.
Dilansir dari laman independent.co.uk, orang tua di sekolah tersebut mendapatkan surat bahwa anak perempuan berusia delapan dan sembilan tahun akan ambil bagian dalam kelas memasak dan drama di Sekolah Menengah Spalding. Sedangkan anak-anak lelaki akan belajar desain dan teknologi di Sekolah Tata Bahasa Spalding.
Kritikus berpendapat bahwa pilihan itu memperkuat adanya stereotip gender.
Di Twitter, diketahui, seorang ibu mengatakan putrinya bingung dan sedih dengan keputusan itu. Ibu tersebut kemudian menuliskan kekecewaannya di media tersebut, bahwa sebagai negara atau masyarakat, kami belum berkembang satu cm pun dalam 30 tahun.
Pemerintah setempat telah mendorong lebih banyak anak perempuan untuk belajar sains, teknologi, teknik dan matematika sejak usia muda.
Sumber: independent.co.uk
Sejak unggahan tersebut dibagikan secara daring, para orang tua murid mendapat dukungan dari para politisi, guru, dan akademi.
Konservatif Vicky Ford, anggota parlemen untuk Chelmsford, menuliskan di Twitter-nya, bahwa surat itu "sangat mengejutkan" dan bahwa anak-anak perlu hidup di abad ke-21 "bukan Downton Abbey".
Lord Ralph Lucas, editor Good Schools Guide, juga menawarkan untuk "menerapkan pengaruh" untuk membantu orang tua keluar dari kasus ini. Sedangkan Mark Maslin, akademisi di University College London, menyarankan bahwa sekolah harus dilaporkan ke Ofsted "dengan alasan diskriminasi seksual".
Sebuah pernyataan bersama dari sekolah tata bahasa mengatakan, “Sebagai bagian dari program Penghubung Utama yang luas, kami membantu siswa sekolah dasar untuk bertransformasi dengan percaya diri ke sekolah menengah, Sekolah Tata Bahasa Spalding (untuk anak laki-laki) dan Sekolah Menengah Spalding (untuk anak perempuan). Kami bekerja sama untuk menyediakan berbagai pengalaman, termasuk kesempatan bagi siswa setempat untuk menghabiskan sebagian hari bersama kami".
Dia melanjutkan, selama 10 hari terakhir, kami telah menyambut lebih dari 700 siswa dari 24 sekolah, dan mereka telah mengalami beragam mata pelajaran yang tersedia di kedua sekolah yakni mata pelajaran aktual yang ditawarkan pada hari tertentu yang hanya tergantung pada ketersediaan staf dan sumber daya.
"Kami telah menerima, seperti yang kami lakukan setiap tahun, sejumlah besar umpan balik positif tentang inisiatif ini dan sangat disayangkan bahwa niat kami telah disalahartikan dengan cara ini," ujar pihak dari sekolah tata bahasa tersebut.
Tinggalkan Komentar