Ilustrasi pabrik pengolahan bahan bakar fosil, Foto: Pixabay
Anggota Parlemen Inggris menyatakan bahwa negaranya harus berhenti mendanai proyek bahan bakar fosil di luar negeri sampai 2012. Ujaran tersebut karena pendanaan itu dapat merusak upaya Inggris memerangi perubahan iklim.
Pendapat tersebut ia tujukan sebagai dukungan keuangan oleh UK Export Fiance (UKEF) saat Inggris memperdebatkan rencana untuk menetapkan sasaran iklim yang lebih ekstrim dan tindakan menuju sasaran buangan nol, paling lambat pada 2050.
"Pemerintah menyatakan Inggris adalah satu pemimpin dunia mengenai penanggulangan perubahan iklim," kata Mary Creagh, Ketua Komite Audit Lingkungan Hidup, sebagaimana dikutip Reuters, dalam pantauan, pada Senin, 10 Juni 2019. Ia mengomentari laporan yang disiarkan oleh komite audit.
Baca juga: Saatnya Urban Farming Tak Hanya Sekadar Gaya Hidup
Tapi, kata Creagh melanjutkan, di balik layar rancangan dana ekspor Inggris menyalurkan miliaran pound uang pembayar pajak kita untuk mengembangkan proyek bahan bakar fosil di negara yang lebih miskin.
Dalam lima tahun dari April 2013, UKEF mengalokasikan 96 persen dukungan sektor energinya, atau 2,5 miliar poun atau sekitar 3,2 miliar dolar AS untuk mendukung proyek bahan bakar fosil.
Laporan itu menunjukkan bahwa pengalokasian dana tersebut berlawanan dengan upaya Inggris untuk mengurangi gas rumah kaca dan juga beresiko bagi para pembayar pajak.
Baca juga: 3 Mahasiswa UGM Manfaatkan Bunga Telang untuk Hambat Kanker Payudara
Kesepakatan Iklim Paris, yang disahkan hampir oleh 200 negara pada 2015, menetapkan sasaran jangka-panjang untuk membatasi pemanasan global "di bawah" kenaikan dua derajat Celsius di atas masa pra-industri. Pada saat yang sama berjuang ke arah sasaran yang lebih keras, cuma 1,5 derajat Celsius. Untuk diketahui, saat ini, nilai satu pound setara dengan 0,7857 dolar AS.
Tinggalkan Komentar