Ilustrasi ruang kelas kosong, Foto: pixabay
Aktivitas belajar mengajar di tiga Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Distrik Senggi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, sudah berhenti sejak awal 2018. Pemberhentian ini akibat tidak adanya pendanaan dari yayasan yang menaungi sejumlah sekolah tersebut.
"Selama ini tidak ada dana dari Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) sehingga tiga SD YPK itu sudah lumpuh total, sudah tidak ada lagi proses belajar-mengajar sejak Januari 2018 hingga kini," kata Kepala SD Negeri 1 Inpres Distrik Senggi, Warji, Kamis, 11 April 2019.
Baca juga: Aktivis: Pendidikan Kunci Ubah Nasib Anak Papua
Warji mengatakan, tiga SD tersebut yakni SD YPK Walai, SD YPK Sembra,dan SD YPK Kasenar. Ketiga SD YPK itu, sudah tidak ada murid dan guru-guru terpaksa berhenti mengajar.
"Ujian sekolah kali ini tidak jalan. Belum lama ini, Ketua YPK sudah datang untuk melihat kondisi tiga sekolah itu namun belum ada penyelesaian," kata Warji.
Padahal, kata Warji, ada siswa yang menjadi peserta ujian nasional, namun karena sudah tidak ada proses belajar mengajar tidak diketahui nasibnya.
Saat ini, kondisi sekolah tersebut tidak terawat terlihat dari rumput lebih tinggi dari tiga sekolah dasar tersebut.
Baca juga: Tingkat Kesejahteraan Guru di Pedalaman Papua Rendah
Menurut Warji, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik) Kabupaten Keerom juga sudah datang untuk melihat kondisi tiga sekolah tersebut tetapi belum ada tindak lanjut,
"Padahal pengelola sekolah sudah menerima dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tetapi sekolah tersebut akhirnya tutup," kata Warji.
Akses ke Senggi dari Kabupaten Keerom dilalui melalui jalan darat dengan kondisi jalan rusak. Untuk diketahui, perjalanan dari ibu kota Kabupaten Keerom ke Senggi memakan waktu selama empat jam perjalanan.
Tinggalkan Komentar