Ilustrasi kegiatan peserta didik di sekolah menengah kejuruan, Foto: psmk.kemdik.go.id
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meningkatkan kompetensi para guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), antara lain melalui kerja sama dengan kalangan industri.
"Kami terus meningkatkan kompetensi guru SMK, salah satunya dengan bekerja sama dengan industri," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Supriano di sela-sela acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019 di Depok, Jawa Barat, Selasa, 12 Februari 2019.
Pihaknya bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk mewujudkan program itu, di antaranya dengan Astra. Melalui kerja sama dengan industri, kata Supriono, maka kompetensi pada guru SMK akan mengalami peningkatan sehingga para lulusan SMK diharapkan terserap dunia industri.
Salah satu solusi guru produktif tersebut, kata Supriano, dengan melakukan perekrutan untuk guru SMK. Untuk guru lainnya, Supriano mengatakan, adanya kekurangan jumlah tenaga guru.
Adapun jumlah guru di seluruh Indonesia 3,01 juta orang, sedangkan di sekolah negeri terdapat 2,1 juta guru, dan 735.825 guru berstatus honorer.
Dalam arahan saat membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019, Presiden Joko Widodo meminta kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk terus meningkatkan pendidikan vokasi. Jokowi juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk memperbanyak jumlah guru produktif dibandingkan dengan guru normatif.
Menurut Jokowi, saat ini persentase jumlah guru terampil baru sekitar 35 persen dibandingkan dengan guru normatif yang sekitar 65 persen.
Jokowi juga menekankan tentang pentingnya penambahan jumlah guru terampil yang harus dilakukan agar sejalan dengan fokus pembangunan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia.
Tinggalkan Komentar