
Schoolmedia News Jakarta == Dunia akademik bersiap menyambut pertemuan pemikir kelas dunia dalam AICIS+ 2025 yang bakal digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok.
Tema tahun ini â âEkoteologi dan Transformasi Teknologiâ â menegaskan arah baru diskursus Islam yang tak hanya spiritual, tapi juga futuristik.
Konferensi prestisius ini akan diisi oleh 12 pembicara utama dari berbagai belahan dunia.
Mulai dari Prof. Farish A. Noor (UIII), sejarawan tajam asal Malaysia; Prof. Shahram Akbarzadeh (Deakin University, Australia), analis politik Timur Tengah; hingga Assoc. Prof. Stéphane Lacroix (Sciences Po, Prancis), yang dikenal lewat riset mendalamnya soal Islam politik di Arab Saudi dan Mesir.
Nama-nama lain yang tak kalah menarik antara lain Assoc. Prof. Sulfikar Amir (NTU, Singapura) yang meneliti politik sains dan teknologi, serta Dr. Hamrila Abdul Latif (UNIMAS, Malaysia) â akademisi sekaligus kolumnis populer.
Dari ranah studi Islam, Dr. Muhammad Ahmad Ibrahim Al-Jahsh (Al-Qasimiya University, UEA) dan Aria Nakissa, Ph.D. (UIII, Depok) siap memaparkan riset terbaru mereka tentang tafsir dan hukum Islam dalam konteks global.
Dari tanah air, Prof. Meiwita Budiharsana dan Prof. Eka Srimulyani akan membawa perspektif gender, kesehatan, dan pendidikan Islam kontemporer, sementara Fajar Hirawan, Ph.D. akan menyoroti strategi ekonomi digital untuk pembangunan berkelanjutan.
âKolaborasi lintas bidang ini penting. Kita bicara masa depan Islam yang dialogis dengan isu-isu global seperti AI, ekologi, dan kemanusiaan,â kata salah satu penyelenggara.
AICIS+ 2025 disebut-sebut bakal menjadi salah satu konferensi akademik terbesar di Asia Tenggara yang menyatukan ilmu, iman, dan inovasi dalam satu forum inspiratif.
Enam hari menjelang perhelatan akbarnya, konferensi internasional AICIS+ (Annual International Conference on Islam, Science, and Society) 2025 siap digelar. Diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok pada 29-31 Oktober 2025, acara ini menandai posisi strategis Indonesia sebagai pusat pemikiran Islam global yang relevan dengan tantangan zaman.
Mengusung tema besar "Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi: Inovasi Multidisipliner untuk Masa Depan yang Adil dan Berkelanjutan", AICIS+ 2025 akan menjadi wadah bagi ratusan cendekiawan, akademisi, dan peneliti dari 31 negara untuk berdialog dan merumuskan solusi atas dua isu paling mendesak di dunia saat ini: krisis lingkungan dan revolusi kecerdasan buatan (AI).
"Ini bukan sekadar konferensi studi Islam biasa. Melalui AICIS+, kami ingin menunjukkan bahwa Islam memiliki kontribusi intelektual yang kaya dan relevan untuk menjawab persoalan kemanusiaan universal," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, di Jakarta (23/10/2025).
"Bagaimana etika Islam memandang AI? Bagaimana ajaran agama bisa mendorong aksi nyata melawan perubahan iklim? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan kita bedah secara mendalam," lanjutnya.
Antusiasme komunitas akademik internasional terhadap acara ini luar biasa. Panitia mencatat rekor penerimaan 2.434 abstrak penelitian, yang kemudian diseleksi secara ketat menjadi 234 paper yang akan dipresentasikan. Tingginya angka partisipasi ini mengukuhkan AICIS+ sebagai salah satu forum studi keislaman paling bergengsi dan kompetitif di dunia.
Beberapa sub-tema yang paling menarik minat peneliti global antara lain Ecotheology and Environmental Sustainability, Islamic Law and Eco-Feminism, serta Decolonizing Islamic Studies.
Sebagai tuan rumah, Rektor UIII, Jamhari Makruf, menyatakan kesiapan penuh kampusnya untuk menyambut para delegasi. "UIII dirancang sebagai etalase Islam moderat dan pusat keunggulan akademik Indonesia. Menjadi tuan rumah AICIS+ adalah sebuah kehormatan dan penegasan atas visi tersebut. Kami siap memfasilitasi dialog-dialog produktif yang akan lahir dari konferensi ini," jelas Prof. Jamhari.
Selain sesi panel akademik, AICIS+ 2025 juga akan dimeriahkan dengan pameran jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi dan bazar produk UMKM binaan Kemenag, yang menunjukkan sinergi antara dunia akademik dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Masyarakat umum dan media diundang untuk mengikuti perkembangan konferensi melalui kanal informasi resmi Kementerian Agama dan UIII. Acara ini diharapkan tidak hanya menghasilkan gagasan-gagasan brilian, tetapi juga memperkuat peran Indonesia sebagai pemimpin dalam wacana Islam global yang damai, modern, dan solutif.
AICIS+ (Annual International Conference on Islam, Science, and Society) adalah konferensi internasional tahunan unggulan Kementerian Agama RI. Sejak 2025, acara ini diperluas fokusnya untuk mengintegrasikan studi keislaman dengan sains dan isu-isu sosial kontemporer guna menjawab tantangan global.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar