Cari

Konferensi Digitalisasi Pendidikan Dunia Apresiasi Rumah Pendidikan



Schoolmedia News Jakarta --- Peserta World Digital Education Conference (WDEC) memberikan apresiasi keberhasilan Indonesia melahirkan Rumah Pendidikan, sebuah portal digital terintegrasi yang menyatukan lebih dari 986 aplikasi pendidikan yang sebelumnya terfragmentasi. Portal ini dirancang untuk menyederhanakan akses, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ojat Darojat mengikuti World Digital Education Conference (WDEC) 2025, yang dilaksanakan di Intercontinental Wuhan pada Rabu-Sabtu,  14-17 Mei 2025.

Dalam kegiatan tersebut Deputi Ojat Darojat didampingi oleh Asisten Deputi Riset, Teknologi dan Kemitraan Industri Katiman mengikuti Ministrial Meeting Dialogue antara Pemerintah China dengan Pemerintah Negara-Negara ASEAN.

Di kesempatan tersebut, Pemerintah China mengajak Negara-Negara ASEAN untuk bekerjasama lebih jauh lagi dalam pendidikan khususnya pendidikan digital dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) yang lebih optimal.

Selain Ministrial Meeting Dialogue, Deputi Ojat juga berkesempatan untuk menyampaikan pemaparan di Sesi Pararel dengan tema Co-Integration and Co-Development: Smart Ecosystem Construction in Vocational Education.

Kemendikdasmen merencanakan pengintegrasian mata pelajaran pilihan Coding dan Kecerdasan Buatan (AI) ke dalam kurikulum mulai tahun ajaran 2025/2026, dimulai dari kelas 5 SD hingga SMA. Program ini bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, literasi digital, dan pemahaman teknologi yang mendalam.

Sebagai bagian dari program digitalisasi pendidikan, Kemendikdasmen akan mendistribusikan smart board dan televisi interaktif ke satuan pendidikan. Selain itu, guru akan mendapatkan pelatihan untuk mengoperasikan perangkat tersebut, memastikan pemanfaatan teknologi yang efektif dalam proses pembelajaran.

Ia memaparkan capaian saat ini dan apa yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terkait dengan transformasi digital dan AI, terutama kaitannya dengan penyelengaraan pendidikan vokasi di Indonesia. Selain itu, ia berbagi pengalaman tentang bagaimana Universitas Terbuka, sebagai salah satu PTNBH di Indonesia, telah menggunakan sistem digital untuk pendaftaran, penyelenggaraan perkuliahan, serta ujian.

"Perlunya kolaborasi multipihak untuk menjawab tantangan transformasi digital pada pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia," ujarnya.

Lebih jauh lagi, Ojat menyampaikan bahwa Pemberlakuan Perpres No. 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan pelatihan Vokasi menjadi bukti komitmen Pemerintah untuk mewujudkan SDM berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan jaman.

Melalui Tim Koordinasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi baik di Tingkat nasional maupun daerah, harus memperkuat kemitraan strategis antara penyelenggaran Pendidikan dan pelatihan vokasi dengan dunia industri dengan membentuk center of excellent, sehingga dapat menyerap lulusan-lulusan yang telah siap kerja.

"Oleh karena itu Perpres tersebut juga bisa menjadi modal kuat untuk mulai membangun SDM yang terampil terkait digitalisasi dan AI, dengan memanfaatkan digitalisasi dan AI tersebut untuk proses pembelajarannya, sehingga dapat lebih efektif dan efisien," ungkap Ojat.

Kegiatan World Digital Education Conference (WDEC) 2025 dihadiri oleh perwakilan Pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan praktisi pendidikan lebih dari 50 negara. WDEC merupakan sebuah ajang global yang diinisiasi Pemerintah China untuk bersama-sama membahas inovasi, tantangan, dan masa depan pendidikan di era digital.

Deputi Ojat menyampaikan, keikutsertaan Kemenko PMK dalam World Digital Education Conference (WDEC) 2025, menjadi momen strategis untuk memperkuat tiga pilar utama pendidikan nasional: mutu, aksesibilitas, dan relevansi. Ajang ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menjawab tantangan pendidikan di Tanah Air.

Ia mengatakan dari kegiatan tersebut, banyak pengalaman dari negara lain yang dapat dijadikan pelajaran bagi pendidikan, mulai dari aspek kebijakan, penyiapan SDM, hingga penggunaan platform.

"Hal paling penting yang dapat diambil sebagai pelajaran bahwa saat ini kita tidak lagi berada di era digital education namun sudah harus memasuki era smart education," pungkasnya.

Penyunting Eko Harsono

Sumber Siaran Pers Kemenko PMK 

Artikel Selanjutnya
Tim Lintas Kementerian untuk Penggerakan Kesehatan Jiwa Masyarakat Perlu Dibentuk
Artikel Sebelumnya
Komite Hak Anak PBB Apresiasi Asta Cita Indonesia dalam Pemenuhan Hak Pendidikan

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar