Cari

100 Sekolah Raih Nilai Rapot Pendidikan Tertinggi di 38 Provinsi Ikuti Bimtek Koding dan Kecerdasan Artifisial



Schoolmedia News Jakarta === Kementerian Pendidikan Dasar dan Memengah melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) konsisten melakukan transformasi pendidikan di jenjang PAUD dengan mendorong penguatan literasi digital melalui pembelajaran koding dan pemanfaatan Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI).


Sebanyak 100 Satuan PAUD dari 38 Provinsj dengan nilai indikator D3 tertinggi di Provinsi pada rapor pendidikan mengikuti penguatan pembelajaran koding di Jakarta, Selasa - Jumat (1 - 5 Juli). Satuan pendidikan yang terpilih memiliki indikator D3 terbaik dari seluruh satuan PAUD yang ada di satu provinsi. Satu provinsi dipilih dua atau tiga satuan PAUD yang nilai D3-nya paling tinggi, yakni yang paling baik dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada anak menurut data Rapor Pendidikan.


Kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital  memiliki peran besar dalam pendidikan masa depan. Dengan bimbingan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang mendukung pengembangan potensi anak secara optimal. Tantangannya adalah bagaimana guru dapat memanfaatkan teknologi ini untuk memperkaya proses pembelajaran, bukan sekadar mengulang metode lama dalam format digital.


Dalam kegiatan bertajuk Penguatan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pada Pendidikan Anak Usia Dini, hadir Staf Khusus Menteri Kemendikdasmen Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, Dr. Muhammad Muchlas Rowi, S.F., S.H., serta Direktur PAUD, Nia Nurhasanah. Keduanya menyampaikan sambutan penting terkait urgensi pengembangan pembelajaran yang adaptif terhadap kemajuan teknologi, bahkan sejak usia dini.


Dalam sambutannya, Dr. Muchlas Rowi menekankan pentingnya inovasi pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada transfer informasi, namun mengarah pada pembelajaran mendalam. “Pendekatan ini menekankan pemahaman kontekstual, kemampuan berpikir kritis, dan penerapan dalam konteks dunia nyata,” ujar beliau.


Pembelajaran mendalam didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang holistik, berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ini menjadi kunci dalam membentuk generasi masa depan yang mampu menghadapi tantangan kompleks dan berinovasi secara mandiri.


Dikatakan program pembelajaran koding yang diperkenalkan di beberapa satuan PAUD menunjukkan hasil positif dalam mengembangkan kemampuan komputasional anak, seperti memecahkan masalah sederhana, mengenali pola, hingga menyusun urutan langkah kerja.


Staf Khusus Menteri menyatakan bahwa koding bukan sekadar mengenalkan teknologi, tetapi membentuk cara berpikir anak agar lebih terstruktur dan kreatif. “Koding untuk anak PAUD dikemas dalam bentuk permainan edukatif yang menyenangkan dan sesuai perkembangan usia,” ujarnya.


Dikatakam melalui pendekatan yang menyenangkan dan kontekstual, anak-anak tidak hanya bermain, tetapi juga belajar berpikir kritis dan inovatif sejak dini, sebagai bekal menuju generasi digital masa depan.


AI dan Koding: Alat Bantu, Bukan Tujuan


Direktur PAUD Nia Nurhasanah menegaskan bahwa karakteristik pendidikan anak usia dini sangat berbeda dari jenjang lainnya. Oleh karena itu, pendekatan koding dan AI harus disesuaikan dengan kebutuhan serta tahap perkembangan anak.


“Kecerdasan Artifisial bukan untuk menggantikan peran guru, melainkan memperkuatnya. AI dapat membantu guru memahami kebutuhan belajar anak, menyediakan konten yang relevan, dan memperkaya proses pembelajaran,” jelas Nia.


Sementara itu, koding bagi anak usia dini tidak berarti mengajarkan bahasa pemrograman rumit. “Ini tentang membangun fondasi computational thinking melalui kegiatan yang menyenangkan seperti puzzle, board game, storytelling logis, hingga menyusun pola,” lanjutnya.


Kebijakan ini selaras dengan arahan Presiden dalam Asta Cita yang menempatkan penguatan SDM berbasis teknologi sebagai prioritas nasional. Literasi digital menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki sejak usia dini. Pendekatan pembelajaran pun dirancang melalui permainan dan aktivitas unplugged agar tetap menyenangkan dan relevan.


Kegiatan ini diikuti oleh para pendidik dari satuan PAUD dengan indikator D3 tertinggi dalam Rapor Pendidikan. Indikator ini mencerminkan kemampuan guru dalam membangun fondasi anak secara optimal.


“Bapak/Ibu yang hadir adalah pionir di daerah masing-masing. Melalui kegiatan ini, kami berharap kompetensi Bapak/Ibu dalam merancang pembelajaran berbasis coding dan AI semakin kuat dan dapat diimbaskan kepada satuan PAUD lainnya,” tegas Nia.


Harapan untuk Masa Depan


Mengakhiri sambutan, Dr. Muchlas dan Direktur Nia sama-sama mengajak para peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini secara maksimal. Diharapkan, ilmu dan keterampilan yang diperoleh dapat ditularkan kepada rekan sejawat dan satuan pendidikan lainnya di daerah masing-masing.


“Ilmu yang kita peroleh hari ini adalah investasi berharga untuk masa depan anak-anak kita. Mari kita bangun ekosistem pendidikan yang adaptif, digital, dan mampu mencetak pembelajar sepanjang hayat yang kreatif dan berdaya saing global,” pungkas Muchlas.


Dikatakan koding dan AI bukanlah hal yang menakutkan, justru mereka akan membuka peluang besar bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. “Kami berharap, dengan pengenalan teknologi sejak dini, anak-anak kita akan siap untuk memasuki dunia digital yang semakin kompleks,” katanya.


Tim Schoolmedia

Artikel Selanjutnya
Pasca Mahasiswa KKN Meninggal Dunia di Maluku Tenggara, UGM Siap Melakukan Evaluasi Internal
Artikel Sebelumnya
45 Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Dilantik

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar