
Schoolmedia News Jakarta = Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-97 menjadi momentum refleksi atas panjangnya perjuangan perempuan Indonesia, dari masa merebut kemerdekaan hingga peran strategisnya dalam pembangunan bangsa hari ini.
Dalam rangkaian peringatan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi melakukan ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, sebelum melanjutkan anjangsana ke kediaman salah satu veteran perempuan, Ibu Soekasti Hartono, di Tangerang, Kamis (18/12).
Di TMP Kalibata, tabur bunga dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa, khususnya perempuan pejuang yang kiprahnya kerap luput dari sorotan sejarah. Bagi Menteri PPPA, kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang kontemplasi untuk mengingat kembali nilai perjuangan, pengorbanan, dan keteladanan para perempuan pendahulu bangsa.
âIni menjadi momentum refleksi sekaligus penghormatan atas jasa para perempuan pejuang bangsa,â ujar Arifah Fauzi.
Usai ziarah, Menteri PPPA menyambangi kediaman Ibu Soekasti Hartono, veteran perempuan yang turut berjuang sebelum Indonesia merdeka pada 1945. Dalam pertemuan hangat itu, Arifah Fauzi menegaskan bahwa anjangsana kepada veteran merupakan agenda rutin untuk merawat ingatan kolektif bangsa. âHari ini kami mengunjungi Ibu Soekasti, beliau adalah salah satu veteran Indonesia. Ini merupakan agenda rutin untuk mengingat jasa para pahlawan ketika merebut dan mempertahankan kemerdekaan, terutama para pahlawan perempuan,â katanya.
Dalam dialog tersebut, Ibu Soekasti menyampaikan pesan mendalam kepada generasi muda Indonesia. Ia mengingatkan agar perjuangan para pahlawan dilanjutkan dengan cara-cara yang relevan dengan zaman, tanpa melupakan nilai persatuan. âTolong lanjutkan perjuangan kami. Utamakan persatuan karena kita bisa besar ketika kita bersatu,â tutur Ibu Soekasti, pesan yang menurut Menteri PPPA sangat menyentuh dan relevan dengan tantangan kebangsaan hari ini.
Ibu Soekasti juga menyampaikan rasa haru atas kunjungan tersebut. âTidak ada yang lebih membahagiakan daripada kebahagiaan orang tua yang diingat dan dipedulikan oleh anak cucunya,â ucapnya.
Wakil Wali Kota Tangerang, Maryono Hasan, yang turut hadir, menyampaikan bahwa Ibu Soekasti merupakan salah satu veteran yang masih aktif bersosialisasi dan dalam kondisi sehat. Pemerintah daerah, kata Maryono, terus memberikan perhatian kepada para veteran dengan melibatkan mereka dalam berbagai momentum nasional dan keagamaan.
Rangkaian PHI ke-97 ini juga diisi dengan silaturahmi kepada veteran perempuan lainnya di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan. Langkah ini menegaskan komitmen negara untuk terus menghormati kontribusi perempuan pejuang.
Secara historis, Hari Ibu di Indonesia berakar dari Kongres Perempuan Indonesia pertama yang digelar pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut menjadi tonggak penting pergerakan perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan, pendidikan, dan kesetaraan. Penetapan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 menegaskan bahwa Hari Ibu di Indonesia bukan hanya perayaan peran domestik, melainkan penghormatan atas perjuangan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam semangat itulah, Peringatan Hari Ibu ke-97 menjadi pengingat bahwa perjuangan perempuan Indonesia belum selesai, dan nilai persatuan yang diwariskan para veteran tetap relevan untuk dijaga dan diteruskan.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar