Staf Direktorat PAUD Ifina Trimuliana Raih Gelor Doktor Dari Universitas Negeri Jakarta di Usia 30 Tahun Dengan Predikat Sangat Memuaskan
Schoolmedia News Jakarta - Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikdasmen kembali menorehkan prestasi. Salah seorang staf non ASN, Ifina Trimuliana karyawan Direktorat PAUD yang bertugas mengisi dan mengkurasi laman (portal), konten sosial media dan aplikasi PAUDPEDIA berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dari Universitas Negeri Jakarta dan tercatat sebagai peraih gelar Doktor tercepat dua tahun tujuh bulan.
Ifina Trimuliana anak ketiga yang lahir 22 April 1994 yang merupakan Tim Komunikasi dan Publikasi Direktorat PAUD yang tergabung dengan Direktorat PAUD sejak awal hadirnya Portal dan aplikasi PAUDPEDIA pada tahun 2018. Saat bergabung dengan Direktorat PAUD dara bertubuh mungil sedang menyelesaikan S-2 Program Pascasarjana Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Lulus S-2 pada tahun 2021, dengan penuh semangat belajar dan bekerja Ifina lanjut menempuh pendidikan S-3 di kampus UNJ. Setelah tiga setengah tahun berjuang menyelesaikan desertasinya akhirnya Direktorat PAUD kembali melahirkan doktor baru dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor atas nama Ifina Trimuliana. Gelar Doktor pertama yang berhasil diraih Direktorat PAUD diperoleh Dr Nia Nurhasanah M.Pd yang saat ini menjabat Direktur PAUD dari Universitas Negeri Semarang dalam Program Studi Ilmu Teknologi Pembelajaran.
Ifina Trimuliana merupakan gadis berdarah minang yang masih berusia 28 tahun. Diai berhasil meraih predikat doktor dengan hasil sidang yudisium Sangat Memuaskan, gelar akademik tertinggi dari Program Studi Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta yang dihadiri oleh Tim Komunikasi dan Publikasi PAUDPEDIA Direktorat PAUD.
Sidang yang digelar pada Senin, 23 Juni 2025 tersebut menyoroti disertasi berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Proyek Berbasis Etnopedagogik untuk Meningkatkan Perilaku Religius Islam dan Keterampilan Kolaborasi Anak Usia Dini.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Dedy Purwana, M.Bus sebagai Ketua, didampingi oleh Prof. Dr. Sofia Hartati, M.Si sebagai Sekretaris. Hadir pula jajaran penguji yang terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka di bidang pendidikan anak usia dini, yaitu Prof. Dr. Asep Supena, Prof. Dr. Sri Martini Mailani, Prof. Dr. Qtib Saitibi, Prof. Dr. Mubiar Agustin, dan Dr. Hapidin.
Kontribusi Inovatif
Disertasi Ifina Trimuliana mengusung pendekatan pembelajaran yang memadukan kearifan lokal (etnopedagogik) dalam model pembelajaran proyek. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya penguatan karakter anak usia dini dalam aspek religiusitas dan kolaborasi melalui metode yang kontekstual dan berbasis budaya lokal.
Model yang dikembangkan menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan perilaku religius Islam serta keterampilan kolaborasi pada anak usia dini, menjadikan pendekatan ini relevan diterapkan di berbagai satuan PAUD, terutama yang berbasis nilai-nilai budaya dan spiritual.
Ifina Trimuliana yang juga Tim Teknis Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikdasmen dalam desertasinya berhasil mengintegrasikan Etnopedagogik dalam Pembelajaran Proyek untuk Anak Usia Dini di Pesisir Selatan terbukti dapat menumbuhkan karakter Religius, Inklusif, dan Peduli Lingkungan pada anak usia dini.
Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, dengan kekayaan budaya Minangkabau dan tradisi Islam yang kuat, menjadi lahan subur bagi penerapan pendekatan pembelajaran berbasis etnopedagogik untuk anak usia dini. Dalam konteks ini, model pembelajaran proyek yang memadukan nilai-nilai lokal dijalankan di berbagai lembaga PAUD sebagai strategi membentuk karakter anak secara holistik sejak dini.
Etnopedagogik, atau pembelajaran berbasis kearifan lokal, mengangkat budaya, adat, bahasa daerah, dan nilai-nilai komunitas setempat sebagai sumber belajar. Dalam model pembelajaran proyek, anak diajak aktif mengeksplorasi tema-tema lokal seperti budaya gotong royong (badoncek), kegiatan keagamaan di surau, atau tradisi menjaga alam seperti larangan membuang sampah sembarangan di sungai.
Anak-anak tidak hanya belajar secara konseptual, tetapi juga melalui pengalaman langsung dan kolaboratif. Misalnya, dalam proyek Bersih Sungai mereka diajak membersihkan lingkungan sekitar, mendengarkan cerita rakyat tentang pentingnya menjaga alam, dan membuat karya seni dari bahan alam. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan kepedulian lingkungan, tetapi juga memperkuat identitas kultural mereka.
Lebih dari itu, nilai religius dan keislaman yang mengakar dalam masyarakat Minang diperkuat melalui integrasi kegiatan seperti membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan, mengenal huruf hijaiyah melalui permainan tradisional, hingga kunjungan belajar ke masjid setempat. Namun demikian, pendekatan ini tetap inklusif. Anak-anak diajarkan toleransi dan menghargai perbedaan dalam semangat basamo-samo (kebersamaan), yang telah menjadi ciri khas masyarakat Pesisir Selatan.
Model ini menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini yang menggabungkan etnopedagogik dan pembelajaran proyek tidak hanya mampu memperkuat identitas religius yang Islami, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, kerja sama, dan cinta lingkungan. Sebuah pendekatan yang sejalan dengan misi menyiapkan generasi emas yang berkarakter, berbudaya, dan berwawasan kebangsaan.
Setelah memaparkan hasil penelitian dan menjawab berbagai pertanyaan serta masukan dari para penguji, Ifina Trimuliana dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude, sebagai bentuk pengakuan atas mutu karya ilmiah dan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pendidikan anak usia dini.
Komentar Penguji
Dalam sesi tanggapan, para penguji memberikan apresiasi terhadap keberanian Ifina dalam menggabungkan konsep etnopedagogik dengan pendekatan pembelajaran proyek.
Prof. Dr. Asep Supena menyoroti nilai strategis model ini dalam menghadirkan pembelajaran yang tidak hanya kognitif, tetapi juga transformatif secara karakter.
Prof. Dr. Sri Martini Mailani menyebut model ini sebagai langkah penting dalam memperkaya kurikulum PAUD berbasis nilai-nilai lokal yang semakin tergerus oleh arus globalisasi.
Sementara Dr. Hapidin menambahkan bahwa kekuatan model ini terletak pada kemampuannya menanamkan nilai religius secara alami dalam aktivitas keseharian anak-anak.
Dengan keberhasilan ini, Ifina Trimuliana resmi menyandang gelar Doktor dalam bidang Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini, memperkuat jajaran akademisi dan praktisi pendidikan yang berkomitmen terhadap pengembangan karakter anak sejak usia dini melalui pendekatan yang relevan dengan konteks budaya Indonesia.
Peliput : Eko B HarsonoÃ
Tinggalkan Komentar