Cari

Papua Barat, Kab. Manokwari

Alat Peringatan Dini Tsunami di Sorong dan Raja Ampat Rusak

Ilustrasi alat peringatan dini tsunami yang tidak berfungsi, sumber: infogeografi.com

 

Alat peringatan dini atau early warning system tsunami di Kota Sorong, Papua Barat, tak lagi berfungsi dan hal serupa juga terjadi di Raja Ampat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir, yang dikonfirmasi di Manokwari, membenarkan hal tersebut. Dua alat deteksi tersebut dibeli Pemprov Papua Barat dan sudah dihibahkan kepada pemerintah daerah setempat.

"Sudah dihibahkan ke kabupaten/kota sehingga kewenangan pengelolaannya berada di daerah. Pemprov sudah beli dan pasang, selanjutnya kabupaten kota tolong  jaga dan rawat," kata Derek, Kamis, 4 April 2019.

Menurut Derek, penghibahan alat tersebut sudah dilaksanakan cukup lama. Sesuai aturan, urusan penganggaran dalam merawat dan mengelola peralatan tersebut semestinya menjadi tanggung jawab kabupaten dan kota.

 

Baca jugaAkademisi Ingatkan Pentingnya Penguatan Riset Kebencanaan

 

Dia mengemukakan, alat ini dipasang saat Sail Raja Ampat saat hendak digelar pada tahun 2014. Sejak saat itu pula, Pemprov menghibahkannya kepada Pemda setempat.

"Alat ini kita sangat butuh, entah kapan bencana terjadi. Alat harus selalu dalam kondisi baik dan berfungsi. Maka harus dirawat," kata Derek.

Selain di Sorong dan Raja Ampat, alat serupa juga dipasang di beberapa daerah lain seperti Manokwari dan Fakfak. Di dua daerah ini, pemerintah menyiapkan anggaran untuk perawatan sehingga terawat dan masih berfungsi.

"Setiap tanggal 26, BPBD setempat selalu membunyikan alarm peringatan dini sebagai bentuk kewaspadaan, dan dengan demikian kita tahu kondisinya," ujar Derek melanjutkan.

Derek berharap, Pemkot Sorong dan Pemkab Raja Ampat menyiapkan anggaran rutin untuk merawat alat tersebut. Pengecekan harus dilakukan secara berkala agar bisa segera dilakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.

 

Baca jugaLatih Anak Siaga Bencana, Kemendikbud Rancang Permainan untuk PAUD

 

Papua Barat, kata Derek menjelaskan, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi gempa dan tsunami. Wilayah ini merupakan titik pertemuan antara sesar Asia, Indo-Australia dan Indo-Pasifik.

"Kita harus sadar bahwa kita punya potensi bencana. Ini ancaman nyata, dan kita pun punya pengalaman tahun 1996. Kita menerima dampak tsunami dari gempa yang terjadi di Biak kala itu," kata Derek.

Berita Regional Selanjutnya
2 Candi di Muaro Jambi Akan Dipugar
Berita Regional Sebelumnya
Menag: Kasus Diskriminasi Agama di Yogyakarta Selesai

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar