Ilustrasi Pemandangan Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021).(Antara/Andreas Fitri Atmoko/wsj)
Schoolmedia News, Yogyakarta – Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (16/2) mengelurkan 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 1,5 km kea rah barat daya pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
"Teramati 12 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1,5 km ke arah barat daya," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (16/02).
Selama periode pengamatan itu, Merapi juga mengalami 38 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-24 mm selama 12.8-96.8 detik, serta satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3 mm selama 9 detik. Asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Merapi selama pengamatan.
Cuaca di gunung berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur dengan suhu udara 13,5-25,3 derajat Celsius, kelembaban udara 75-79 persen dan tekanan udara 626.9-704.8 mmHg.
Berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari 5 hingga 11 Februari 2021, BPPTKG menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Dengan status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”. Serta Potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Selatan–Barat Daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca juga: Alami 22 Guguran Lava Pijar Dini Hari, Berikut Aktivitas Merapi Terbaru
Berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari 5 hingga 11 Februari 2021, kegempaan G. Merapi tercatat 22 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB),193 kali gempa Fase Banyak (MP), 775 kali gempa Guguran (RF), 10 kali gempa Hembusan (DG) dan 13 kali gempa Tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu. Lampiran 1.b menunjukkan grafik kegempaan di G. Merapi.
Selain itu, BPPTKG mengegaskan kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana G. Merapi direkomendasikan sebagai berikut:
- Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya - upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi G. Merapi yang terjadi saat ini.
- Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
- Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
- Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di G. Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
- Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dr puncak G. Merapi.
- Jika terjadi perubahan aktivitas G. Merapi yang signifikan maka status aktivitas G. Merapi akan segera ditinjau kembali.
Untuk informasi resmi aktivitas G. Merapi masyarakat dapat mengakses informasi melalui Pos Pengamatan G.Merapi terdekat, radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, website merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana no. 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180 -514192.
Tinggalkan Komentar