Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Lebak - Belajar online menjadi alasan pasangan suami isteri (pasutri) berinisial IS berumur 27 tahun dan LH 26 tahun sangat tega membunuh satu anak kandungnya yang terlahir kembar.
"Jadi mereka, khususnya ibunya, LH, ini kepada almarhum ini anak kandung sendiri dia merasa kesal. Merasa anak susah diajari untuk belajar secara online, sudah dikasih tahu, diajari. Dia kesal, gelap mata," ujar AKP David Adhi Kusuma, Kasat Reskrim Polres Lebak, Selasa, 15 September 2020, seperti dilansir dari laman RRI.
Para tersangka mengaku, kata David, korban anak sulit memahami pelajaran.
"Susah belajar online ini memicu kemarahan dan akhirnya pelaku gelap mata dan bersikap sadis," tuturnya.
Baca juga: Aturan Terkait KBM Selama PSBB, Ada Penambahan
Diberitakan sebelumnya, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Gunung Kendeng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijahu, Kabupaten Lebak, Banten jadi lokasi untuk menutupi aksi kejahatan pasutri Benhil, Jakarta Pusat.
Panik berkecamuk, pasutri berinisial IS dan LH itu memboyong jenazah satu anak kembar bernama Kesya Safiyah dari rumah kontrakan mereka ke kampung halamannya.
Tinggalkan Komentar