
Mendikdasmen Resmikan Revitalisasi Satuan PAUD di Kudus, Targetkan Wajib Belajar 13 Tahun dan Perluasan PIP TK Tingkatkan Minat Orangtua Membawa Buah Hati ke PAUD
Schoolmedia KUDUS â Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Muâti, meresmikan hasil revitalisasi satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di TK Muslimat Raudlatut Tholibin, Kudus, Jawa Tengah. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen besar pemerintah dalam memperkuat fondasi pendidikan nasional melalui program Wajib Belajar 13 tahun yang dimulai sejak jenjang taman kanak-kanak.
Dalam kunjungannya tersebut, Prof. Abdul Muâti meninjau langsung hasil revitalisasi senilai Rp210 juta yang dialokasikan khusus untuk satuan PAUD tersebut. Anggaran ini mencakup pembangunan fasilitas sanitasi yang higienis, renovasi toilet, penyediaan sarana bermain ruang luar, serta pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE) guna menunjang tumbuh kembang siswa secara holistik.
Dalam sambutannya, Abdul Muâti memaparkan bahwa pada tahun 2025, Kabupaten Kudus secara keseluruhan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp17,2 miliar yang diperuntukkan bagi 33 satuan pendidikan, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK.
Secara nasional, angka yang digelontorkan pemerintah jauh lebih masif. Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp16,9 triliun untuk revitalisasi 16.175 satuan pendidikan di seluruh penjuru Indonesia. Program ini mencakup renovasi bangunan yang rusak hingga pendirian sekolah-sekolah baru di daerah yang membutuhkan.
"Alhamdulillah, secara nasional pencapaiannya sudah di atas 99 persen. Sebagian besar sudah selesai 100 persen dan tinggal menunggu peresmian, termasuk yang kita laksanakan hari ini di Kudus," ujar Abdul Muâti di depan para guru dan wali murid.
Transformasi Digital dan Metode Belajar Gembira
Salah satu poin krusial yang ditekankan Mendikdasmen adalah pergeseran metode pembelajaran dari konvensional ke digital. Beliau mengapresiasi penggunaan Interactive Flat Panel (IFP) sebagai pengganti papan tulis kapur. Menurutnya, teknologi ini mampu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan.
"Anak-anak tidak lagi hanya duduk diam mendengar atau mencium debu kapur. Dengan teknologi digital, mereka bisa belajar dengan gembira, bergerak, bahkan melompat-lompat mengikuti materi di layar. Gerakan fisik ini penting agar semangat mereka terus terjaga," tuturnya.
Ia pun sempat berseloroh mengenai ide untuk menyesuaikan ketinggian layar agar anak-anak harus sedikit melompat saat mengoperasikannya.
Menurutnya, aktivitas fisik yang terintegrasi dalam belajar sangat membantu perkembangan motorik dan antusiasme siswa usia dini.
Terobosan PIP: Perluasan ke Jenjang TK di 2026
Kabar paling menggembirakan yang dibawa oleh Mendikdasmen adalah rencana perluasan Program Indonesia Pintar (PIP). Mulai tahun 2026, pemerintah secara resmi akan memasukkan jenjang TK ke dalam daftar penerima bantuan dana pendidikan tersebut.
Selama ini, PIP hanya menyasar siswa jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Namun, sebagai dukungan terhadap program Wajib Belajar 13 Tahun yang dicanangkan Presiden, pemerintah akan menyalurkan bantuan sebesar Rp450.000 per tahun untuk 888.000 anak TK di seluruh Indonesia.
"Pemerintah tidak hanya memberikan bantuan fisik seperti gedung, toilet, atau alat peraga edukatif. Kami juga memberikan bantuan langsung lewat PIP untuk anak-anak TK mulai 2026. Ini adalah bukti nyata bahwa perhatian pemerintah terhadap pendidikan usia dini adalah prioritas utama," tegas Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah tersebut.
Membangun Karakter dan Cinta Tanah Air
Melihat penampilan siswa TK Muslimat Raudlatut Tholibin dan perwakilan Birrul Walidain yang menyanyikan lagu-lagu nasional dengan percaya diri, Abdul Muâti mengaku optimistis terhadap masa depan bangsa. Ia meyakini bahwa pendidikan karakter dan rasa cinta tanah air harus dipupuk sejak dari bangku taman kanak-kanak.
"Anak-anak ini tampil penuh semangat. Ini contoh betapa pentingnya PAUD. Mereka adalah calon penerus perjuangan kita. Siapa tahu, kelak ada yang menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama atau Ketua Umum Muhammadiyah. Semuanya hebat," katanya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Beliau juga memuji pola pendidikan di lingkungan organisasi seperti NU dan Muhammadiyah yang dinilai sukses menanamkan nilai-nilai religiusitas sejak usia dini.
Menurutnya, sinergi antara pembangunan fasilitas fisik yang layakâseperti sanitasi dan sarana bermainâdengan kurikulum yang mengedepankan karakter adalah kunci sukses menuju Indonesia Emas 2045.
Di akhir sambutan, Prof. Abdul Muâti menyampaikan terima kasih kepada para pengelola yayasan, khususnya Ibu Hj. Supanti, atas dedikasinya dalam mengelola institusi pendidikan dan menyelenggarakan acara peresmian dengan baik. Beliau berharap fasilitas baru ini dapat dijaga dengan baik demi kenyamanan belajar generasi mendatang.
Penyunting: Eko B Harsono
Tinggalkan Komentar