Cari

Implementasi Digitalisasi Pembelajaran dan Revitalisasi Satuan PAUD di Kulon Progo Jogyakarta Dapat Apresiasi


Direktur PAUD dan Asdep PAUDDAS Kemenko PMK Kunjungi Implementasi Digitalisasi Pembelajaran dan Revitalisasi Satuan PAUD di Kulon Progo 

Schoolmedia News Jogyakarta — Implementasi program prioritas pemerintah dalam bidang pendidikan, yakni Digitalisasi Pembelajaran dan Revitalisasi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terus dikawal ketat oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

 Hal ini ditegaskan oleh Asisten Deputi (Asdep) PAUD dan Pendidikan Dasar (PAUDDAS) Kemenko PMK, Jazziray Hartono saat melakukan kunjungan kerja bersama Direktur PAUD Ditjen PAUD Dikdasmen, Dr. Nia Nurhasanah, M.Pd., di Kabupaten Kulon Progo, Sabtu (1/10). Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut Widyaprada Ahli Utama Kemendikdasmen Dr Sutanto M.Pd .

Kunjungan menyasar tiga PAUD percontohan—TK Pertiwi Ekokopti, TK ABA Kasatryan, dan PAUD Terpadu Unggulan Aisyiyah—ini bukan sekadar peninjauan lapangan, melainkan penegasan bahwa program tersebut merupakan bagian integral dari strategi besar Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

 Integrasi Kebijakan untuk Mutu PAUD

Dalam tinjauannya, Jazziray Hartono menekankan pentingnya sinergi antara program teknis dari Kemendikdasmen dengan payung kebijakan lintas sektor di bawah Kemenko PMK. Ia menyoroti peran Interactive Flat Panel (IFP) sebagai katalisator dalam menciptakan kesetaraan akses materi pembelajaran berkualitas.

"Kehadiran kami di sini adalah untuk memastikan bahwa program Digitalisasi Pendidikan, yang diwujudkan melalui perangkat IFP, benar-benar memberikan dampak nyata dalam penguatan kualitas pendidikan anak usia dini. PAUD adalah fondasi. Investasi teknologi di usia emas ini harus dilihat sebagai upaya kolektif negara dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul," ujar Asdep Jazziray Hartono.

Ia menambahkan, Kemenko PMK berperan memastikan bahwa distribusi dan pemanfaatan perangkat digital ini berjalan secara adil dan merata, terutama di daerah yang membutuhkan penguatan infrastruktur dan kualitas guru.

Selain fokus pada digitalisasi, Kemenko PMK juga menaruh perhatian besar pada aspek Revitalisasi Satuan Pendidikan. Menurut Dian Vitasari, sarana dan prasarana fisik yang memadai adalah prasyarat dasar agar proses pembelajaran, termasuk yang berbasis digital, dapat berlangsung optimal.

"Tidak ada gunanya perangkat canggih seperti IFP jika anak-anak belajar di ruang kelas yang tidak layak, bocor, atau bahkan tidak aman. Program Revitalisasi Sekolah, yang kami koordinasikan, menjamin bahwa pembangunan manusia dimulai dari lingkungan fisik yang inspiratif," tegasnya saat meninjau hasil pembangunan di PAUD Terpadu Unggulan Aisyiyah.

Kemenko PMK bertugas memastikan sinkronisasi anggaran dan implementasi program antara kementerian/lembaga terkait, sehingga dana yang dialokasikan untuk pembangunan fisik dan pengadaan perangkat keras dapat efektif mencapai target peningkatan mutu PAUD.

Sementara itu, Dr. Nia Nurhasanah dari Ditjen PAUD Dikdasmen mengapresiasi dukungan koordinatif dari Kemenko PMK. Ia mencontohkan, di Kulon Progo, antusiasme guru dalam mengadopsi teknologi IFP menunjukkan keberhasilan kolaborasi kebijakan.

"Sinergi antara teknis pendidikan dan koordinasi pembangunan manusia sangat menentukan. Tugas kami di Ditjen PAUD adalah memastikan guru-guru siap dengan kompetensi pedagogis digital, sementara Kemenko PMK memastikan dukungan kebijakan dan anggaran lintas sektor terus mengalir. Hasilnya, seperti yang kita lihat hari ini, ekosistem pendidikan Kulon Progo menyambut program ini dengan penuh semangat," jelas Dr. Nia.

Kunjungan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan PAUD di Kulon Progo sebagai model percontohan keberhasilan integrasi Digitalisasi Pembelajaran dan Revitalisasi Sekolah dalam kerangka pembangunan sumber daya manusia yang holistik.

Sementara itu. Dr Sutanto, yang memiliki keahlian dalam penjaminan mutu pendidikan, menjadi penekanan bahwa program digitalisasi ini tidak hanya fokus pada penyediaan perangkat keras, tetapi juga pada peningkatan kualitas pembelajaran yang berkelanjutan.

​Dalam dialognya dengan para guru di TK ABA Kasatryan, Dr. Sutanto memberikan apresiasi dan motivasi. "Bapak/Ibu guru adalah ujung tombak transformasi pendidikan. Perangkat IFP ini hanyalah alat, namun kunci keberhasilan ada di tangan Bapak/Ibu. Tugas Widyaprada adalah memastikan alat ini dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP)," tegasnya.

​Ia menambahkan, Digitalisasi PAUD melalui IFP harus mampu menghasilkan perubahan signifikan, dari sekadar belajar menghafal menjadi belajar mendalam (deep learning), yang melibatkan interaksi, kreativitas, dan pengembangan nalar anak.

Penyunting Eko Harsono 



Lipsus Selanjutnya
Lulus S2 di Usia 22 tahun 6 Bulan, Amanda Eka Lupita Raih Predikat Lulusan Termuda UGM
Lipsus Sebelumnya
BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 3–12 November 2025

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar