Cari

Tingkatkan Komunikasi Antar Budaya, UGM Ajak 23 Mahasiswa Asing Ikuti Summer Course

Kuliner khas Yogyakarta, Mangut Lele, Foto: @foodinyogyakarta/Instagram 

 

SCHOOLMEDIA NEWS, Yogyakarta - Sebanyak 23 mahasiswa asing dari berbagai negara mengikuti Summer Course di Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Summer Course bertema Lifestyle, Gastronomy, Culture and Tourism mengangkat tema pangan. 

“Ini adalah second summer course, bertema food and lifestyle dilihat dari berbagai perspektif, yaitu perspektif food technology, gastronomi, tourism and health. Animo peserta sangat bagus dan mereka dari Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia," ujar Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc, di Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Senin, 15 Juli 2019.

Alasan pihaknya mengangkat tema pangan, kata Eni, karena pangan memiliki perspektif yang luar biasa dengan fungsi bermacam-macam. Indonesia, kata Eni, memiliki kekayaan itu dengan sekian ribu jenis makanan tradisional yang perlu diangkat. 

Program ini berlangsung selama 10 hari, sejak 15 hingga 25 Juli 2019. Pada program ini mereka mengikuti beragam aktivitas, diantaranya pameran makanan, fieldtrip dan display journey of Jogjakarta Gastronomi.

 

Baca juga: Prihatin Perilaku Generasi Muda di Medsos, Artis Widyawati: Budi Pekerti Perlu Diajarkan di Sekolah

Selain Summer Course, melansir dari ugm.ac.id, pihak UGM juga menyelenggarakan diskusi terbuka dengan menggaet 3 dekan Fakultas, antara lain dekan Fakultas Ilmu Budaya, dekan Fakultas Teknologi Pertanian dan dekan Fakultas Kehutanan.

Tidak hanya itu, terdapat pula diskusi bertema pangan dengan menghadirkan 19 pembicara dari dalam dan luar negeri, terutama dari Asean, seperti dari Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Belgia, Indonesia dan Spanyol.

Pada summer course yang pertama, kata Eni, memang sudah disepakati bahwa Indonesia ini sebagai pusat dari makanan nusantara. Dari Malaysia, Thailand dan lain-lain menghendaki kita ini menjadi pusat dari makanan nusantara karena kita yang paling kaya untuk makanan-makanan.

"Tetapi belum diangkat menjadi sesuatu yang memiliki perspektif bermacam-macam, baik secara ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan lain-lain," ujar Eni.

Eni menututurkan untuk display journey of Jogjakarta Gastronomi berisi tentang makanan-makanan yang terkait dengan budaya yang ada di Yogjakarta. Dalam kegiatan ini digelar pula displai makanan, mulai dari makanan untuk acara-acara budaya hingga makanan untuk acara kekinian dan pengembangannya.

 

Baca juga: UGM Terima 3.131 Mahasiswa Baru Melalui Jalur SBMPTN

 

Ia berharap, agar melalui kegiatan ini dapat tercipta cross culture atau komunikasi antar budaya, sehingga mahasiswa-mahasiswa asing dapat mengetahui aneka makanan Nusantara.

“Ada juga kegiatan yang digelar di Nglanggeran, bagaimana belajar soal coklat untuk makanan, mereka belajar bagaimana petani menanam. Jadi, bagaimana nantinya makanan tradisional bisa diangkat untuk berbagai perspektif," kata Eni.

Lipsus Selanjutnya
Akan Terjadi Dinamika Ekonomi Global, Presiden: RAPBN 2020 Harus Dirancang untuk Atasi Itu
Lipsus Sebelumnya
BPS: Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Turun Jadi 0,382

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar