Schoolmedia News Malaysia â Di tengah dinamika pembangunan kawasan Asia Tenggara, Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk memainkan peran strategis dalam memperkuat integrasi sosial budaya ASEAN. Hal ini terwujud dalam partisipasi aktif delegasi Indonesia pada The Twenty-First Coordinating Conference on the ASEAN Socio-Cultural Community (21st SOC-COM) yang digelar pada Rabu, 24 September 2025 di Terengganu, Malaysia.
Forum ini menjadi ajang penting untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan lintas pilar di antara negara-negara ASEAN guna memastikan kelancaran pelaksanaan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC), terutama menjelang berakhirnya ASCC Blueprint 2025 dan penyusunan ASCC Strategic Plan pasca-2025.
Dipimpin oleh Iwan Eka Setiawan, Staf Ahli Bidang Pembangunan sekaligus Alternate Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) Indonesia, delegasi Indonesia menyuarakan pentingnya kerja sama yang terintegrasi dalam menghadapi tantangan sosial budaya yang semakin kompleks.
âPertemuan ini menjadi platform vital untuk memperkuat sinergi lintas sektor dan pilar, memastikan bahwa transisi ke ASCC Pasca-2025 berlangsung selaras dan efektif,â ujar Iwan saat membuka diskusi utama di forum tersebut. âKita harus bergerak bersama untuk menciptakan kebijakan yang tidak hanya responsif, tapi juga inklusif dan berkelanjutan,â tambahnya.
Menurut Iwan, isu-isu lintas sektor seperti kesehatan masyarakat, ekonomi perawatan, pengarusutamaan gender, dan perlindungan pekerja migran menjadi fokus utama. âMisalnya dalam sektor kesehatan, kita perlu memastikan akses layanan yang merata di seluruh ASEAN, apalagi di masa pemulihan pandemi ini. Di sisi lain, ekonomi perawatan dan perlindungan hak pekerja migran juga tidak boleh terabaikan, karena ini berkontribusi langsung pada kesejahteraan masyarakat kita,â jelas Iwan.
Mendorong Evaluasi dan Rencana Strategis
Forum SOC-COM ke-21 juga menjadi ajang evaluasi progres implementasi ASCC Blueprint 2025. Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung penyusunan End-Term Review (ETR) yang diharapkan dapat memberikan gambaran jelas tentang capaian, tantangan, dan langkah strategis ke depan.
âETR bukan sekadar laporan, tapi peta jalan bagi kita semua untuk memperbaiki dan memperkuat kebijakan yang sudah berjalan,â kata Iwan. âIndonesia siap mendorong seluruh badan sektoral agar aktif dalam pengumpulan data dan memberikan masukan yang berbasis bukti.â
Deputy Secretary-General of ASEAN for ASCC, yang juga hadir dalam forum ini, menegaskan bahwa keberhasilan integrasi sosial budaya ASEAN sangat bergantung pada kolaborasi erat antar pemangku kepentingan.
âKami mengapresiasi peran aktif Indonesia yang konsisten mendorong kerja sama lintas pilar, terutama dalam isu-isu sosial yang berdampak langsung pada masyarakat. Ini contoh nyata bagaimana ASEAN dapat bergerak maju bersama,â ujar Deputy Secretary-General tersebut dalam sesi tanya jawab.
Sementara itu, para pemimpin SOCA dan Ketua Badan Sektoral ASCC sepakat bahwa penguatan koordinasi dan sinergi antar sektor merupakan kunci untuk menghadapi tantangan masa depan, seperti perubahan demografi, urbanisasi, serta dampak perubahan iklim yang semakin nyata.
Indonesia: Komitmen Berkelanjutan untuk ASEAN
Partisipasi aktif Indonesia dalam forum ini bukan hanya soal memenuhi agenda diplomasi regional, tapi juga bentuk komitmen nyata untuk menjaga relevansi dan keberlanjutan pembangunan sosial budaya di kawasan.
âKami ingin memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan bukan hanya berbicara di tingkat dokumen, tetapi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di seluruh ASEAN. Ini yang menjadi roh dari komunitas kita,â tutup Iwan.
Dengan penguatan sinergi lintas sektor dan pilar yang terus dijaga, diharapkan ASEAN Socio-Cultural Community pasca-2025 mampu menjadi komunitas yang lebih inklusif, tangguh, dan adaptif terhadap perubahan zamanâsebuah ASEAN yang benar-benar memberi manfaat nyata bagi seluruh masyarakatnya.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar