Schoolmedia Jakarta == Tragedi penembakan yang menewaskan Penata Kanselerai Muda RI, Zetro Leonardo Purba, di Peru pada 1 September lalu mengejutkan publik. Peristiwa ini memunculkan pertanyaan mengenai keamanan diplomat Indonesia di luar negeri.
Dosen Hubungan Internasional UGM, Drs. Muhadi Sugiono, M.A., berpendapat tidak bisa serta-merta berasumsi terdapat motif politik terkait kasus penembakan ini sebelum dilakukan diinvestigasi tuntas. Muhadi menekankan pentingnya menunggu hasil investigasi resmi untuk menyimpulkan apakah kasus ini murni tindak kriminalitas atau disertai motif politik. Jika sekadar tindak kriminal, maka kasus ini tidak bisa serta-merta dikategorikan sebagai targeted killing. Namun, jika ada indikasi keterlibatan politik, maka peristiwa ini akan menimbulkan dampak yang lebih serius bagi hubungan kedua negara.
âYang menjadi masalah adalah kekebalan diplomatik yang patut dipertanyakan. Pemerintah Peru perlu memastikan keamanan perwakilan Indonesia,â ujarnya, Senin (15/9).
Ia juga menyebutkan bahwa perlindungan terhadap diplomat pasti bersifat mutlak. Negara penerima memiliki tanggung jawab melindungi perwakilan diplomatik negara asing, baik saat bertugas maupun saat beraktivitas sehari-hari di luar kantor. âMasalahnya, tidak semua negara memiliki kemampuan melindungi secara penuh, apalagi jika diplomat beraktivitas di ruang publik seperti pasar atau taman,â jelasnya.
Meski demikian, Muhadi menilai hubungan bilateral Indonesia-Peru tidak akan secara langsung terganggu selama pemerintah Peru tidak terbukti terlibat. Respons awal berupa rasa belasungkawa dan upaya investigasi merupakan hal yang positif. Bahkan, beberapa orang penembak pun sudah ditangkap, dimana 2 orang pelaku berasal dari Kuba dan 3 orang dari Venezuela. âTerlalu dini menyimpulkan adanya contract killing. Motif masih harus dikaji lebih jauh,â tambahnya.
Bagi pemerintah Indonesia, kata Muhadi, langkah yang bisa diambil adalah menuntut proses investigasi yang transparan. Selain itu, perlindungan terhadap keluarga korban serta pemulangan jenazah menjadi prioritas. âDalam konteks hukum, penyelidikan tetap sepenuhnya berada di tangan otoritas Peru,â tegasnya.
Ia juga menyarankan agar pemerintah Indonesia dan publik tetap menanti hasil investigasi. Apalagi wilayah Amerika Selatan dikenal rawan kriminalitas. âBisa jadi ini kasus salah target atau random killing. Tetapi karena korbannya seorang diplomat, pemerintah Peru wajib bisa memberikan penjelasan detail tidak terlibat menjadi penyebab penembakan Kanselerai Muda RI,â pungkasnya.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar