Schoolmedia JAKARTA â Abad ke-21 menuntut adanya perubahan signifikan dalam sektor pendidikan, khususnya pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Mencermati kondisi tersebut Direktur PAUD, Dr. Nia Nurhasanah, M.Pd., menekankan bahwa anak-anak masa kini tidak lagi cukup hanya dibekali kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Mereka harus diperlengkapi dengan keterampilan esensial yang dikenal sebagai 4C, yaitu critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Keterampilan ini menjadi fondasi penting untuk menghadapi tantangan masa depan yang penuh ketidakpastian.
Pernyataan tersebut disampaikan Dr. Nia dalam sambutannya di acara âPendampingan Pembelajaran Mendalam di Satuan PAUDâ yang digelar di BPMP DKI Jakarta.
Acara ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara Direktorat PAUD dengan berbagai organisasi mitra, seperti Kowani dan Persistri, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Visi Pendidikan Bermutu untuk Semua
Visi "Pendidikan Bermutu untuk Semua" yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2025 menjadi landasan utama. Dr. Nia menjelaskan bahwa visi ini berpegang pada tiga konsep kunci: inklusif, adaptif, dan partisipatif.
Inklusif: Pendidikan harus dapat diakses oleh setiap individu tanpa diskriminasi. Semua anak, terlepas dari latar belakangnya, berhak mendapatkan pendidikan berkualitas.
Adaptif: Proses pendidikan harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. "Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya," kata Dr. Nia, mengutip sebuah prinsip mendidik yang relevan.
Hal ini berarti metode pembelajaran harus terus diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di era teknologi yang terus bergerak.
Partisipatif: Kualitas pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Konsep ini menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, guru, orang tua, hingga masyarakat luas.
Salah satu strategi kunci untuk mewujudkan visi ini adalah dengan memperkuat literasi sejak usia dini. Literasi tidak hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, bernalar, dan mengekspresikan gagasan secara bermakna.
Untuk itu, pembelajaran di PAUD harus dirancang agar menyenangkan, kontekstual, dan memberi ruang bagi anak untuk bereksplorasi.
Kegiatan Pendampingan Pembelajaran Mendalam ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan pendekatan yang memungkinkan anak-anak belajar secara alami, mengalami, menciptakan, serta memecahkan masalah nyata.
Dengan demikian, mereka tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, mandiri, sehat, serta mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
Dr. Nia menggarisbawahi pentingnya peran guru sebagai pembentuk generasi penerus bangsa. Melalui pendampingan ini, diharapkan para guru dapat saling belajar, berdiskusi, dan memperkuat jejaring untuk membangun budaya belajar yang inklusif dan berkeadilan.
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Dr. Nia Nurhasanah dengan harapan dapat membawa manfaat besar bagi dunia PAUD dan menjadi pengalaman berharga bagi semua yang terlibat. Ia juga menekankan bahwa upaya mencetak generasi emas Indonesia yang unggul dan berdaya saing adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.
Tinggalkan Komentar