Schoolmedia News Jakarta --- Menghadapi tantangan zaman yang terus berubah, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah, Gogot Suharwoto Ph.D menegaskan pentingnya mewujudkan visi Pendidikan Bermutu untuk Semua yang berpihak pada setiap anak bangsa dengan menjadikan tiga pilar dasar prinsip pembangunan pendidikan nasional yang harus menjadi pijakan seluruh pemangku kepentingan pendidikan atau partisipati semesta yaitu inklusivitas, adaptif, dan kolaboratif.
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang merangkul semua. Pendidikan harus menjangkau setiap anak tanpa diskriminasi. Prinsip inklusif yang ditekankan Kemendikdasmen berarti membuka ruang belajar bagi semua kelompok, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, anak di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), dan mereka yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi yang rentan. Tidak boleh ada anak yang tertinggal hanya karena latar belakang atau kondisi fisiknya.
Inklusivitas juga berarti menghilangkan hambatan sosial, budaya, atau ekonomi yang menghalangi akses terhadap pendidikan bermutu ujar Dirjen PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto Ph.D dalam sambutan penutupan Sinkronisasi Program Kemitraan Direktorat PAUD di Jakarta, Kamis (12/6).
Kegiatan dihadiri 74 orang pimpinan organisasi mitra Direktorat PAUD. Hadir dalam penutupan kegiatan Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi Muhammad Maruf, Direktur, PAUD Dr Nia Nurhasanah M.Pd, Kasubbag TU Direktorat PAUD Imam Pranata, Kasubdit Sarana dan Prasarana, Kurniawan, Ketua Tim Kerja Wajib Belajar 13 Tahun Direktorat PAUD, Untung Wismoyo dan Ketua Tim Kerja Peserta Didik Soripada Harahap. Peserta kegiatani terdiri dari 34 BB/BPMP Seluruh Indonesia, Mitra PAUD yang terdiri dari 24 Organisasi Mitra, 40 Mitra Pembangunan, 10 Komunitas dan 4 Perguruan Tinggi.
Pilar kedua, lanjut Dirjen PAUD Dikdasmen Adaptif yaitu pendidikan yang responsif terhadap Perubahan. Dunia berubah cepat, dan pendidikan tidak boleh tertinggal. Kurikulum dan proses belajar harus adaptif terhadap perkembangan zaman, teknologi, dan kebutuhan peserta didik. Pendidikan yang adaptif mampu mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas akademis, tetapi juga tangguh menghadapi ketidakpastian masa depan.
"Saya ini berasal dari Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Beberapa tahun lalu kalo saya ingin pergi ke Jakarta harus datang ke kota Nganjuk mencari tiket di kantor Tour Travel. Kemudian didapat tiketnya baru ke Surabaya menuju Bandara. Sampai Bandara saya tukar tiket dengan boarding pass. Bari saya masuk gate menunggu gerbang keberangkatan dibuka dan dipersiapkan masuk pesawat untuk terbang," Â ujar Gogot.
Prosedur dan proses panjang tersebut, lanjut Dirjen PAUD Dikdasmen sekarang ini telah dipangkas. "Hanya dengan gawai ini prosedur dan proses panjang dan ribet itu terpotong tahapannya. Kita melakukan semua yang saya ceritakan hanya melalui hp. Tiket dan boarding pass sudah langsung di dapat dan tinggal masuk gate menunggu pesawat terbang, ujar Gogot.
Lembaga PAUD Harus Terus Belajar
Karena itu, lanjut Dirjen PAUD Dikdasmen adaptivitas juga menuntut guru dan lembaga pendidikan untuk terus belajar dan berinovasi. Sistem pendidikan harus fleksibel dalam metode pembelajaran, termasuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak.
Pilar ketiga Kolaboratif yaitu pendidikan yang melibatkan banyak pihak yang kerap disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti sebagai Partisipasi Semesta.
ââ¬ÅTidak mungkin membangun pendidikan yang kuat tanpa kerja sama. Prinsip kolaboratif yang ditekankan pemerintah yaitu mendorong sinergi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dunia usaha, dan masyarakat. Pendidikan bukan hanya urusan sekolah dan guru, tetapi tanggung jawab bersama untuk menumbuhkan generasi unggul,ââ¬Â paparnya.
Dikatakan kolaborasi ini mencakup penyusunan kebijakan, pengembangan kurikulum kontekstual, hingga pelibatan komunitas dalam kegiatan belajar.
Tiga prinsip iniââ¬âinklusif, adaptif, dan kolaboratifââ¬âadalah fondasi penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu yang benar-benar berpihak kepada semua.
ââ¬ÅDengan semangat itu, diharapkan sistem pendidikan Indonesia menjadi lebih relevan, berkeadilan, dan mampu membentuk generasi masa depan yang cerdas, peduli, dan berdaya saing global,ââ¬Â ujarnya.
Peliput : Eko Harsono
Tinggalkan Komentar