Cari

Partisipasi Semesta Dan Gotong Royong Wujudkan Generasi Emas 2045 Cerdas, Sehat, dan Berkarakter Sejak Anak Berusia Dini



Pentingnya Partisipasi Semesta Dan Gotong Royong Wujudkan Generasi Emas 2045 Cerdas, Sehat, dan Berkarakter Sejak Anak Berusia Dini

Schoolmedia News Jakarta --- Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah anak usia 0 hingga 6 tahun di Indonesia mencapai sekitar 30,2 juta jiwa atau 10,9% dari total penduduk. Saat ini Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikdasmen menyebutkan untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tercatat 6.778.054 peserta didik dengan jumlah pendidik 495.018 guru PAUD dan rombongan belajar 485.297. 

Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, terdapat 204.540 satuan PAUD yang terdaftar di dapodik, jumlah ini paling banyak diantara jenjang-jenjang pendidikan yang lain. Selain itu kondisi satuan PAUD di Indonesia juga beragam, dan 97% satuan PAUD kita adalah satuan PAUD swasta, dan hanya 3% Satuan PAUD yang negeri.

"Oleh karena itu, kami menyadari, bahwa Direktorat PAUD tidak dapat bekerja sendiri. Perlu Partisipasi Semesta, partisipasi semua pihak untuk dapat bergotong royong mendukung implementasi Program Prioritas di satuan PAUD seluruh Indonesia," ujar Direktur PAUD Dr Nia Nurhasanah M.Pd membuka kegiatan Sinkronisasi Program Kemitraan Direktorat PAUD di Jakarta, Selasa - Kamis (11-14/6).

Hadir dalam kegiatan Ketua Widyaprada Ahli Utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Harris Iskandar Ph.D, Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD Dr Abdul Kahar M.Pd, Ketua Tim Kerja Wajib Belajar 13 Tahun Direktorat PAUD, Untung Wismoyo dan Ketua Tim Kerja Peserta Didik Soripada Harahap. Peserta kegiatani terdiri dari 34 BB/BPMP Seluruh Indonesia, Mitra PAUD yang terdiri dari 24 Organisasi Mitra, 40 Mitra Pembangunan, 10 Komunitas dan 4 Perguruan Tinggi. 

"Kami berharap dalam kegiatan 3 hari yang dimulai pada hari ini, Bapak/Ibu mitra menjadi semakin jelas untuk menentukan dukungan yang akan diberikan bagi stakeholder Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Bapak/Ibu UPT dan tim kerja yang ada di Direktorat PAUD, juga nantinya dapat mengawal untuk membantu mitra dalam pelaksanaan dukungan kemitraan Pendidikan Anak Usia Dini," ujarnya.

Dikatakan sinkronisasi program kemitraan Direktorat PAUD bukan hanya langkah teknis, tetapi merupakan bagian dari komitmen strategis dalam mewujudkan generasi Indonesia yang cerdas, sehat, dan berkarakter sejak usia dini. Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan lokal, program prioritas seperti Wajib Belajar 13 Tahun dan Satu Tahun Prasekolah Wajib akan menjadi fondasi kuat bagi masa depan pendidikan Indonesia.

Disebutkan beberapa program yang membutuhkan dukungan adalah yang pertama adalah Wajib Belajar 13 tahun yang merupakan amanat Bapak Presiden kita dimana wajib belajar ini dimulai dari sejak usia taman kanak-kanak atau satu tahun pra-sekolah dasar. 

"Selain itu juga ada program revitalisasi pembangunan sekolah, dimana pembangunan satuan pendidikan ini kita mulai dari jenjang PAUD sampai tingkat menengah yang insya Allah akan ada 10.440 atau bahkan mungkin bisa lebih dapat Kemendikdasmen bangun pada tahun ini," ujarnya.

Program Digitalisasi Pendidikan 

Dikatakan oleh Direktur PAUD, pemerintah melalui Kemendikdasmen juga akan melakukan program digitalisasi pendidikan yang sudah dimulai pada tahun ini, digitalisasi pendidikan untuk smart classroom yang direncanakan diberikan secara bertahap untuk sekitar 300 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.

Program lainnya yang akan kami lakukan pula pada tahun ini adalah upaya kami untuk melatih semakin banyak guru-guru untuk program yang mulai kami luncurkan pada tahun pelajaran baru 2025-2026, yaitu program pembelajaran dalam atau deep learning sebagai pendekatan baru yang kami terapkan mulai dari jenjang pendidikan di tingkat dasar dan juga menengah. 

"Memang belum seluruhnya, tapi insya Allah akan semakin banyak yang bisa terlibat dalam program ini, oleh sebab itu kepada para mitra yang hadir saat ini dapat bekerjasama dengan kami dalam memberikan pelatihan untuk para tenaga pendidik agar siap untuk melaksanakan pembelajaran mendalam yang akan mulai diajarkan secara bertahap," ujarnya.

Sebagai muatan pembelajaran yang memberi ruang bagi satuan pendidikan yang ingin mengintegrasikan koding dan KA dalam kurikulum satuan pendidikan atau tema/topik, maka pembelajaran Koding dan KA untuk jenjang PAUD tidak hanya mengutamakan penggunaan perangkat komputer atau teknologi informasi dan komunikasi (plugged coding), tetapi juga mengutamakan keseluruhan kegiatan pembelajaran koding dengan pemanfaatan bahan main terbuka (loose part) tanpa menggunakan perangkat komputer (unplugged coding). 

Semua yang berkaitan dengan kesiapan teknis tersebut, baik penyusunan naskah akademik, uji keterbacaan publik juga telah mulai kami lakukan dan mudah-mudahan pada tahun ajaran baru, pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial mulai dapat digunakan di satuan pendidikan, tentunya secara bertahap bagi yang sudah siap untuk melaksanakannya. Tak lupa yang ingin terus kami gelorakan dan terus kami mintakan dukungan dari semua pihak adalah penguatan pendidikan karakter melalui tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, ujarnya. 


Ciptakan Layanan PAUD Bermutu 

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bagian integral dari Kemendikdasmen, memiliki peran strategis dalam memastikan pondasi pendidikan yang kuat sejak usia dini. Dalam rangka menyukseskan program prioritas nasional Wajib Belajar 13 Tahun, Direktorat PAUD melakukan sinkronisasi lintas program dan kemitraan untuk menciptakan sistem layanan PAUD yang bermutu, inklusif, dan berkelanjutan.

1. Satu Tahun Prasekolah Wajib Belajar 13 Tahun

Satu Tahun Prasekolah menjadi bagian penting dari Wajib Belajar 13 Tahun. Direktorat PAUD mendorong implementasi kebijakan ini melalui penguatan regulasi daerah untuk mewajibkan satu tahun pendidikan prasekolah sebelum SD. Pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensi pedagogis anak usia 5 hingga 6 tahun. Kemitraan dengan pemerintah daerah, lembaga swasta, dan organisasi masyarakat sipil untuk memperluas akses dan layanan.

2. Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Sebagai upaya pembentukan karakter sejak dini, Direktorat PAUD mengintegrasikan program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran. Program ini meliputi kebiasaan hidup sehat, disiplin, mandiri, cinta lingkungan, kerja sama, jujur, dan cinta belajar. Kolaborasi dengan orang tua dan komunitas melalui pendekatan parenting berbasis karakter. Direktorat PAUD juga melakukan penyusunan modul dan media pembelajaran berbasis budaya lokal untuk memperkuat nilai kebangsaan.

3. Digitalisasi Satuan PAUD

Untuk menjawab tantangan era digital, Direktorat PAUD mendorong digitalisasi satuan PAUD melalui Pengembangan aplikasi e-rapor PAUD dan platform pembelajaran daring. Pelatihan guru dalam literasi digital dan pengelolaan kelas berbasis teknologi. Dukungan infrastruktur TIK melalui kemitraan dengan sektor swasta dan BUMN.

4. Revitalisasi Sarana dan Prasarana

Akses pendidikan berkualitas memerlukan fasilitas yang memadai. Direktorat PAUD berupaya melakukan Pemutakhiran data satuan PAUD untuk mengidentifikasi kebutuhan revitalisasi. Sinkronisasi dengan DAK Fisik Pendidikan dan bantuan sarpras lainnya. Kolaborasi dengan mitra pembangunan untuk pembangunan dan renovasi PAUD ramah anak.

5. Program Makan Bergizi Gratis

Sebagai dukungan terhadap tumbuh kembang anak dan penanganan stunting, program Makan Bergizi Gratis digalakkan melalui Kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, dan mitra lokal. Edukasi gizi seimbang bagi orang tua dan pengelola PAUD. Pengintegrasian program makan bersama dalam jadwal harian anak PAUD.

Sinkronisasi dan Kemitraan Strategis merupakan kunci dari keberhasilan seluruh program yang merupakan kemitraan lintas sektor. Direktorat PAUD menggandeng pemerintah daerah untuk integrasi program PAUD dalam rencana pembangunan daerah. Lembaga swadaya masyarakat, universitas, dunia usaha, dan media dalam sosialisasi, pelatihan, dan implementasi program. Dan Forum PAUD Nasional dan daerah sebagai wadah advokasi dan monitoring pelaksanaan program.


Peliput: Eko B Harsono 



Lipsus Selanjutnya
Dirjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto Ph.D : “Pendidikan Harus Inklusif Adaptif dan Kolaboratif, Menjangkau Tiap Anak Tanpa Diskriminasi”
Lipsus Sebelumnya
Sinkronisasi dan Harmonisasi Program Pengembangan SMK Tahun 2025.

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar