Cari

Cegah Sungai Longsor, Menteri LHK Ajak Warga Galakkan Tanam Bambu

Foto: Pixabay

 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman bambu khususnya di wilayah sepadan sungai. Penanaman bambu ini kata Siti Nurbaya, untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor.

"Soal bambu juga sudah kita berbicara untuk mendorong terus penyelesaian rekonstruksi bencana alam Palu lewat bambu, Bupati Sigi juga sudah kita lakukan pembicaraan," kata Siti di sela-sela kegiatan Bebersih Sungai Ciliwung 2019 di kantor Yayasan Bambu Indonesia, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 23 Juni 2019.

Siti menjelaskan, manfaat bambu besar untuk manusia dan alam, menyerap air paling tinggi dan menghasilkan oksigen paling banyak, sebagaimana yang disampaikan tokoh Komunitas Ciliwung yang juga Ketua Yayasan Bambu Indonesia Jatnika Nanggamiharja.

Siti mengapresiasi upaya peraih Anugerah Kalpataru 2015 yakni Abah Jatnika merawat DAS Ciliwung lewat penanaman bambu yang dilakukannya di saung bambu miliknya. Langkah yang dilakukan oleh Abah Jatnika dengan konsep Ekoriparian, kata Siti, perlu dikembangkan di kawasan lainnya.

Ekoriparian, kata Siti, adalah kawasan wisata di pinggir sungai dengan konsep edukasi lingkungan.

Selain menanam dan mengolah bambu, Yayasan Bambu Indonesia juga melakukan penyemaian dan penyediaan bibit bambu.

Pada acara tersebut Siti Nurbaya bersama Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK M.R Karliansyah, Sekjen KLHK Bambang Hendroyono, Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruzhanul Ulum menanam bambu di pinggir DAS Ciliwung.

Abah Jatnika mengatakan, satu batang bambu berdiameter delapan sentimeter dan berat 1,2 kilogram menghasilkan oksigen untuk dua orang. Jika menanam satu rumpun bambu berkisar antara 300 batang berarti menghasilkan oksigen untuk 600 orang.

"Jika satu tabung oksigen harganya Rp 1 juta, maka satu rumpun bambu bisa menghasilkan oksigen seharga Rp 600 juta. Kalau menanam 10 rumpun berarti kita menyumbang enam miliar rupiah per hari," kata Jatnika.

Bambu, kata Abah Jatnika, menyimpan air, dimana ketika hujan turun bambu mampu menyimpan air sampai 90 persen. Pada saat air kering, bambu mengeluarkan air.

"Kalau kita tanam bambu Insyaallah akan keluar air, kalau tidak menanam yang akan keluar air mata penyesalan," kata Jatnika.

Bambu memiliki dua jenis akar salah satunya akar serabut berfungsi untuk menjernihkan air karena kemampuan akar bisa menjalar hingga 50 meter.

"Akar serabut bambu juga bisa menyaring sampah-sampah di sungai, meredam hawa panas bumi, mencegah bencana banjir dan longsor," kata Jatnika.

Lipsus Selanjutnya
Ingatkan Pentingnya Budaya, Festival Sastra Jawa Akan Jadi Agenda Tahunan Pemprov Jateng
Lipsus Sebelumnya
Ratifikasi Perjanjian Batas ZEE Indonesia - Filipina Selesai

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar