Cari

Perusahaan CSR Dapat Dana, DPR: Kemendikbud Lukai Guru

Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menilai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah melukai perasaan guru di Indonesia.

Sebab, kata dia, tidak sepantasnya organisasi CSR (Corporate Social Responsbility/ tanggung jawab sosial perusahaan) milik Tanoto Foundation dan Sampoerna untuk pelatihan guru mendapat dana gajah sebesar Rp 20 miliar.

"Setelah kemarin marak guru yang protes karena tunjangannya disetop, sekarang anggaran gajah malah dikasih buat melatih guru, tapi melalui perusahaan besar, ini ironi," kata Fikri di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.

 

Baca juga: 221 Ormas Lolos Seleksi Organisasi Penggerak Kemdikbud

 

Politisi PKS ini, melansir dari laman RRI, melihat kekisruhan ini akan memicu protes para guru lebih besar lagi karena dianggap mengusik rasa keadilan dan nurani publik.   

"Belum selesai masalah pemotongan anggaran tunjangan profesi guru di daerah, kemudian kemarin penghapusan tunjangan guru di satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), tapi malah anggaran pelatihan guru dialihkan untuk perusahaan besar," ujarnya.

Dalam lampiran Perpres 54/2020 yang terakhir direvisi menjadi Perpres 72/2020, tunjangan guru dipotong sebesar Rp. 3,3 triliun, setidaknya pada tiga komponen. 

 

Baca juga: NU-Muhammadiyah Keluar dari Organisasi Penggerak Kemdikbud, Ada Apa?

 

Yakni, tunjangan profesi guru PNS Daerah, semula Rp 53,8 triliun menjadi Rp 50,8 triliun.  Selain itu, tambahan penghasilan guru PNS daerah, semula Rp 698,3 miliar menjadi Rp 454,2 miliar. 

Kemudian tunjangan khusus guru PNS daerah di daerah khusus, semula Rp 2,06 triliun menjadi Rp 1,98 triliun. Sehingga totalnya mencapai Rp 3,3 triliun.

"Perpresnya sudah direvisi, tapi tunjangan guru tetap dipotong Rp. 3,3 triliun," ujarnya.

 

Baca juga: Pemilihan Organisasi Penggerak, Kemdikbud Klaim Berhati-hati

 

Dia pun mendesak agar hasil evaluasi penilaian dalam program Organisasi Penggerak ditarik Kembali.  

"Kisruh ini sudah melukai banyak elemen masyarakat, NU & Muhammadiyah, dua ormas terbesar di negeri ini sudah mundur dari penerima program, kalau diteruskan saya tidak jamin akan terus jadi bola salju yang membesar ke isu lain," pungkasnya.

Lipsus Selanjutnya
MUI Sebut Kurban Secara Online Tidak Ada
Lipsus Sebelumnya
Perusahaan Swiss Klaim Ciptakan Baju yang Bisa Bunuh 99,9% Virus Corona

Liputan Khusus Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar