Ilustrasi ujian tertulis, Foto: Pixabay
SCHOOLMEDIA NEWS, Malang - Sebanyak 13.073 orang mengikuti seleksi jalur mandiri di Universitas Brawijaya. Dari jumlah itu, 7.371 peserta memperebutkan kursi di program studi kategori sains dan teknologi (saintek) dan 5.416 orang bertarung di jurusan sosial humaniora (soshum). Sedangkan 286 sisanya, mengikuti seleksi jurusan campuran. Rektor Universitas Brawijaya Malang Prof Dr Nuhfil Hanani di Malang mengatakan hal tersebut.
"Kuota jalur mandiri ini 3.395 kursi yang terbagi dalam 75 prodi dan lima di antaranya adalah Program Studi Di Luar Kampus (PSDKU) UB Kediri," kata Nuhfil Hanani di sela meninjau pelaksanaan seleksi jalur mandiri di kampus setempat, Senin, 15 Juli 2019.
Baca juga: SMAN 1 Biak Gandeng TNI AL Bentuk Jati Diri 500 Siswa Baru
Nuhfil menerangkan untuk kategori saintek, peminat terbanyak ada pada prodi pendidikan dokter, sedangkan soshum ada pada prodi ilmu hukum. Seleksi mandiri tahun ini, kata Nuhfil, berbeda dengan tahun sebelumnya (2017 dan 2018).
Tahun sebelumnya, kata Nuhfil, pihaknya tidak menggelar tes tulis. Calon mahasiswa cukup mendaftar jalur mandiri dengan syarat pernah tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN). Nilai SBMPTN tersebut untuk menentukan diterima atau tidaknya sebagai mahasiswa jalur mandiri.
Untuk seleksi mandiri 2019, UB menyiapkan 669 ruang, 1.338 pengawas, dan 33 penanggungjawab ruang. Hasil tes jalur mandiri akan diumumkan pada Sabtu, 20 Juli 2019. (20/7).
Baca juga: Mendikbud: Sekolah Harus Bisa Membuat Siswa Baru Nyaman
Khusus Seleksi Mandiri Program Difabel (SMPD), tes akan dilaksanakan pada Selasa (16/7) hingga Kamis (18/7). Tes tersebut meliputi wawancara dan ujian berbasis komputer.
Jumlah peserta difabel yang mendaftar sebanyak 37 orang, terdiri atas 14 peserta tunarungu, 3 peserta tunanetra, 10 peserta tunadaksa, 7 peserta penderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), 1 tuli-tunagrahita, dan 2 tunagrahita-ADHD.
Ujian tulis jalur mandiri terpusat di kampus utama. Universitas Brawijaya melakukan ujian tulis kembali setelah dua tahun menggunakan nilai SBMPTN.
Ujian tulis ini kembali terlaksana agar peserta yang mendaftar datang dan berjuang di ujian. Sebab, kata Nuhfil, jika hanya memakai nilai ujian (SBMPTN), peserta ada kecenderungan tidak melakukan daftar ulang.
"Paling besar angka tidak daftar ulang di UB dari jalur mandiri, yakni mencapai 15 persen," kata Nuhfil.
Tinggalkan Komentar