Ilustrasi perpustakaan, Foto: Pixabay
Kreativitas untuk menumbuhkan budaya membaca semakin banyak muncul di sekolah, salah satunya di Sekolah Dasar Negeri 020 Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur. Di sekolah ini, pihak sekolah mengajak para siswa untuk uang koin agar dapat membeli buku dan raknya.
“Sampai 4 bulan, uang anak-anak yang terkumpul mencapai Rp 2 juta,” kata Kepala SDN 020 Balikpapan Tengah, Linceria Hutapea di Balikpapan, Minggu, 30 Juni 2019.
Ia menjelaskan pengumpulan koin tersebut dilakukan tiap Sabtu. Tiap kelas, kata Linceria, memiliki kaleng koin sendiri. Koin dari masing-masing kelas kemudian dikumpulkan oleh guru yang bertanggung jawab.
Baca juga: Kemdikbud: Pemahaman Akan Sains Dimulai dari Membaca
Jumlah itu, kata Linceria, cukup untuk membeli puluhan buku. Guru-guru mengambil kebijakan bahwa para siswa yang akan memilih buku apa yang akan mereka beli. Sedangkan para guru, katra Lincerita hanya menjaga agar mereka tidak salah dalam memilih dan membeli buku.
“Buat memilih buku, kita berikan kesempatan bagi siswa yang sering tampil bercerita di acara 'Sabtu Ceria',” kata Guru Kelas 2 Rahadiani Dwi.
Sabtu Ceria adalah acara gembira selama 45 menit, yang diadakan sekali setiap bulan. Pada kesempatan itu para siswa berkesempatan tampil menunjukkan kebolehannya.
“Bisa baca puisi, menyanyi, bercerita, atau menunjukkan keberhasilan pembelajaran,” kata Dwi.
Pada akhir pekan ini, Rayhana, murid kelas 5 yang akan tampil dalam acara tersebut. Ia kemudian berhak untuk memilihkan buku bersama 3 teman lainnya yang juga pernah tampil di acara "Sabtu Ceria". Mereka juga yang berkesempatan pertama kali membaca buku-buku itu.
“Buku yang dipilih oleh siswa biasanya juga buku yang disukai oleh teman-teman sebayanya. Ini poin yang amat penting karena program kita adalah bagaimana menumbuhkan kesukaan membaca pada anak-anak. Supaya siswa gemar membaca, biarkan mereka memilih buku sesuai selera mereka,” kata guru Kelas 4 Listiyorini, yang menemani siswa belanja buku.
Baca juga: Fasilitas Terbatas, Puluhan Murid SD di Jayapura Tidak Bisa Membaca
Dengan membeli buku memakai uang siswa dan siswa memilih sendiri buku tersebut, Listyorini menjelaskan, pihak sekolah berharap agar mereka lebih gembira dalam membaca dan mampu menyerap ilmu pengetahuan di dalamnya.
“Supaya jumlah buku yang kami beli banyak, kami tidak membeli di toko buku yang mahal. Walaupun kualitas kertasnya agak berbeda, tapi isinya bagus,” ujar Listyorini.
Selain untuk beli buku, koin juga dibelikan pipa paralon besar untuk dijadikan rak buku. Pipa rak itu kemudian dipasang di setiap dinding luar depan kelas. Kelas satu sampai kelas enam memiliki pipa baca masing-masing dan kurang lebih 80 buku yang mereka beli dari koin tersebut, disimpan di dalam rak tersebut.
Tinggalkan Komentar