Cari

Target Revitalisasi Sekolah 2026 Melonjak Enam Kali Lipat, Dirjen PAUD Dikdasmen Dorong Jajaran Jadi Fast Learner


Target Revitalisasi Sekolah 2026 Melonjak Enam Kali Lipat, Dirjen PAUD Dikdasmen Dorong Jajaran Jadi Fast Learner

Schoolmedia ELITUNG – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Dr. Gogot Suharwoto, Ph.D., menutup Rapat Kerja (Raker) di Belitung pada Minggu (7/12/2025) dengan seruan keras agar seluruh jajarannya mengadopsi mentalitas “pembelajar cepat” (fast learner) dan menyadari bahwa perubahan kebijakan di kementerian adalah dinamika yang konstan, bukan insidental.

Dirjen PAUD Dikdasmen Gogot Suharwoto menekankan bahwa menghadapi tahun 2026, Direktorat Jenderal di bawahnya dihadapkan pada target yang jauh lebih ambisius dan sistem kerja yang harus lebih adaptif. Karena itu komitmen bekerja sepenuh hati, Ramah dan Santun harus melekat diseluruh jajarannya di lingkungan Ditjen PAUD Dikdasmen termasuk Balai Besar dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan di provinsi. 

Target Revitalisasi Melampaui Ekspektasi

Dirjen Gogot Suharwoto mengumumkan secara resmi peningkatan signifikan target program revitalisasi pendidikan. Target sasaran penerima program pada tahun 2026 akan melonjak dari 12.000 menjadi 72.000 unit atau individu. Kenaikan ini didasarkan pada arahan langsung dari Presiden.

“Di Hari Guru Nasional kemarin, Pak Presiden menyampaikan bahwa 2026 akan ditambah. Lalu menyampaikan tambahnya 60 ribu. Jadi kalau sekarang targetnya 12 ribu, tahun depan targetnya menjadi 72 ribu sasaran,” tegas Gogot Suharwoto.

Untuk mendukung pencapaian target ini, UPT didorong melakukan verifikasi dan validasi mandiri data pendidikan melalui portal aplikasi terintegrasi. UPT juga akan segera disinkronisasi dengan fasilitator eksternal, termasuk dari perguruan tinggi dan penginsinyur, untuk menjamin kelancaran implementasi program.

Perubahan Keniscayaan: Kritik pada Sikap Lambat

Dalam sambutanya beliau mengaitkan dengan pengalamannya yang pernah mendampingi berbagai program evaluasi ke daerah (termasuk Boyolali, Palu, hingga Belitung sendiri sejak tahun 2006), Gogot Suharwoto mengingatkan jajarannya tentang sifat dinamis kementerian.

“Yang poinnya para senior di Kementerian Pendidikan mengingatkan dan memberi tahu, ‘Mas, di Kementerian ini banyak perubahan, setiap saat, bukan baru sekarang.’ Kalau ada di media orang ngomong, tahun lalu gini, tahun lalu itu, sudah terlambat,” ujarnya, mengkritik pihak yang selalu berpegangan pada regulasi tahun sebelumnya.

Ia menegaskan, selama pucuk pimpinan—Menteri atau Presiden—berubah, kebijakan dan fokus kerja pasti ikut berubah. Oleh karena itu, ia menuntut jajarannya menjadi fast learner. “Beliau menyampaikan, kalau berkarya di Kementerian Pendidikan harusvfast learner, pembelajar yang cepat.’ Itu sudah tidak bisa ditawar lagi,” tegasnya.

Tiga Pilar Pergerakan Kementerian

Dr. Gobot Suharwoto kemudian memaparkan tiga pilar utama yang menjadi kerangka pergerakan di kementerian, yang harus dipahami dan ditaati oleh setiap unit kerja:

 * Fahami RKAKL karena inii adalah “darah” kementerian. RKAKL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan pemerintah yang berisi program, kegiatan, serta anggaran yang dibutuhkan oleh setiap kementerian/lembaga untuk melaksanakan tugasnya dalam satu tahun anggaran, sebagai penjabaran dari Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL). Dokumen ini menjadi dasar untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan memuat detail kegiatan, output, serta alokasi anggaran.

 * Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi): Tupoksi setiap unit kerja harus dilaksanakan dengan baik, mengingat usia dan peran unit yang berbeda-beda.

 * Tugas Tambahan Pimpinan: Ini adalah pilar ketiga yang krusial. Tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan tertinggi—Presiden, Menteri, atau Dirjen—harus selalu dilaksanakan.

“Paling bawah biasanya melaksanakan tugas pimpinannya. Di situ-situ saja kita, tidak akan ke mana-mana. Lihat-lihat posisi kita apa. Tugas pimpinannya apa? Menteri, Presiden, Dirjen,” tambahnya.

Fokus Perbaikan Fundamental: Evaluasi dan Data

Selain itu, Dirjen PAUD Dikdasmen kembali mengingatkan dua agenda fundamental untuk perbaikan di 2026:

 Evaluasi Bukan Ritual: Ia meminta praktik evaluasi tahunan tidak lagi menjadi "ritual" yang disikapi dengan ketakutan akan inspeksi, melainkan harus berfokus pada penggalian "praktik baik" atau nilai-nilai (value) positif yang telah dicapai untuk direplikasi.

 Penguatan Data Digital: Dr. Suharwoto menuntut UPT menugaskan staf Didakwadik yang paling pintar dan jago dalam data. Staf data harus memiliki kemampuan memprediksi dan mendeteksi data anomali, sebab akurasi program, termasuk digitalisasi SPMP, sangat bergantung pada kualitas data.

Secara keseluruhan, Raker ini menegaskan bahwa tahun 2026 akan menjadi tahun percepatan masif di Ditjen PAUD Dikdasmen, yang menuntut adaptasi cepat, kepatuhan pada regulasi dinamis, dan fondasi data yang kuat.

Penyunting: EB Harsono 



Berita Selanjutnya
Pakar UGM Urai Penyebab Banjir Bandang Sumatera Deporestrasi Jadi Penyebab
Berita Sebelumnya
6.762 Guru Ikuti UKG Gelombang Kedua, Data Kompetensi Jadi Fondasi Kebijakan Pendidikan Berkelanjutan

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar