Schoolmedia News Jogyakarta == Presiden Republik Timor Leste sekaligus peraih Nobel Perdamaian, Jose Ramos Horta melakukan kunjungan ke Indonesia. Dalam kunjungan keempatnya setelah di tahun 2002, 2012, dan 2017 maka di tahun 2025 ia berkesempatan mengunjungi UGM untuk kedua kali sekaligus menjadi pembicara.
Diterima Rektor, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D dalam Forum UGM Annual Lecture, Nobel Laureate Series di ruang Balai Senat, Rabu (3/7),
Presiden J Ramos Horta bersama Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, Prof. Dr. Todung Mulya Lubis dan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Si membicarakan topik Pemberdayaan Masyarakat: Pendidikan, Kewirausahaan Sosial, dan Perdamaian dalam KKN-PPM UGM.
Disamping memperkuat hubungan bilateral melalui diplomasi pendidikan, kunjungan Presiden Timor-Leste kali ini dimaksudkan untuk membangun perdamaian dan meningkatkan kemitraan kedua negara.
Menyampaikan topik pengabdian masyarakat sebagai landasan kepemimpinan global, Ramos Horta menyatakan Program Pengabdian Masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat(KKN-PPM) merupakan program yang menggabungkan keunggulan akademik dengan pembelajaran untuk pemberdayaan masyarakat.
âProgram ini tentunya sangat menginspirasi dan patut diakui serta patut direplikasi secara globalâ, ujarnya.
Berbicara soal kaum miskin yang terpinggirkan, perjuangan keadilan sosial, dan mewujudkan perdamaian positif yang langgeng, Ramos Horta menandaskan pemerintah dalam kebijakannya mestinya harus menempatkan rakyat menjadi pusat perhatian. Menurutnya inklusivitas, hukum dan kebijakan harus merangkul semua pihak dan non-diskriminatif. âDi negara-negara multietnis, multikultural, dan multiagama, semua pihak harus merasa dilindungi oleh Konstitusi. Hukum dan kebijakan harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercantum dalam Konstitusi dengan alokasi sumber daya secara adilâ, ucapnya.
Seorang pemimpin, kata Horta, ia seharusnya mampu mengartikulasikan visi yang meyakinkan untuk masa depan. Masa depan yang bebas dari konflik, kemiskinan, dan ketidakadilan, dan visi tersebut harus didasarkan pada pemahaman yang realistis tentang masa kini dan ditegakkan dengan langkah-langkah serta tujuan yang konkret dan dapat dicapai.
Ini tentang bermimpi besar, tetapi bertindak cerdas. Kepemimpinan yang inspiratif di atas segalanya yang berpusat pada komunitas. Ini bukan tentang memaksakan solusi, tetapi tentang mendengarkan secara mendalam komunitas, memahami kebutuhan mereka, kekuatan inheren mereka, dan kearifan tradisional mereka serta menghargai pengetahuan lokal mereka.
"Memberdayakan mereka untuk menjadi arsitek transformasi mereka sendiri, dan membekali mereka dengan perangkat, keterampilan, dan peluang sehingga mereka dapat membangun jalan mereka sendiri,â ungkapnya.
Dunia di masa depan, katanya, masih menghadapi sejumlah tantangan besar seperti kemiskinan multidimensi, ketimpangan ekonomi dan sosial, perubahan iklim, dan konflik yang berkepanjangan. Meski begitu, dengan kapasitas yang dimiliki berupa inovasi, kerja sama dan ketahanan bisa membangun dunia lebih baik.
âSaya sangat yakin bahwa melalui kepemimpinan yang berdedikasi, kekuatan pendidikan, kreativitas kewirausahaan sosial, dan perjuangan tanpa henti untuk mencapai perdamaian, kita dapat membangun dunia yang lebih baikâ, imbuhnya.
Kunjungan Presiden Ramos Horta kali ini merupakan kunjungan keempat ke Indonesia setelah ia sempat berkunjung di tahun 2002, 2012 dan 2017. Kunjungan di tahun 2025 ini menjadi kunjungan kedua Presiden Timor-Leste ke UGM, dan rombongan sehari sebelumnya sempat menikmati Kuliner Kopi Klothok di Jalan kaliurang dan Warung Sate Pak Pong di Bantul.
âIni keempat kalinya saya berada di Yogyakarta. Pertama kali pada tahun 2002, kedua kali pada tahun 2012, ketiga kali pada tahun 2017, dan kali ini adalah kedua kalinya di Universitas besar ini, almamater bagi ribuan orang Timor,â paparnya.
Ova Emilia mengungkapkan KKN-PPM terus mengalami peningkatan, dan di awal tahun 2025, UGM telah memulai kerja sama penjajakan dengan alumni di Timor Leste untuk meningkatkan program tridharma perguruan tinggi, termasuk program KKN-PPM Internasional.
Disebutnya, Program Kuliah Kerja Nyata berfungsi sebagai ruang belajar bersama, dan memungkinkan mahasiswa belajar bersama satu sama lain.
Para mahasiswa KKN juga bekerja dalam kelompok atau bermitra dengan para pemangku kepentingan di masyarakat.
âProgram KKN UGM secara konsisten ditujukan untuk mengatasi permasalahan masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Program ini dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip kokreasi, pembiayaan bersama, keberlanjutan, fleksibilitas, dan pendekatan multidisiplin sehingga memungkinkan program ini untuk memupuk kesiapan lulusan menjadi pemimpin yang kreatif dan proaktifâ, terangnya.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar