Ilustrasi siswa memperoleh hasil UN buruk, Foto: Pixabay
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat mengevaluasi hasil Ujian Nasional 2019 siswa-siswi SMA/MA yang buruk dan hampir sama dengan tahun sebelumnya.
"Kami akan mencari tahu dulu apa penyebabnya. Dan itu akan dikoordinasikan dengan pihak terkait lainnya," kata Kepala Dikbud NTB, Rusman di Mataram, Kamis, 9 Mei 2019.
Berdasarkan data hasil UN yang diterima Panitia UN Provinsi NTB, nilai rata-rata UN siswa-siswi SMA di NTB 44,02 dengan jumlah peserta sebanyak 51.073 orang.
Rata-rata nilai tertinggi UN 2019 adalah 53,59 dan diraih Kota Mataram, disusul Kabupaten Sumbawa Barat yakni 49,20. Sedangkan rata-rata nilai terendah dari Kabupaten Bima dengan nilai 37,29.
Baca juga: Wagub Minta Kepala Sekolah Bersinergi untuk Majukan Pendidikan
Menurut Rusman, nilai rata-rata hasil UN yang tidak memuaskan tersebut perlu mendapat perhatian serius. Sebab, kata Rusman, dengan tidak digunakannya UN sebagai indikator kelulusan membuat siswa tidak maksimal mempersiapkan diri.
"UN merupakan alat ukur keberhasilan pendidikan. Kalau tidak ada parameter seperti itu, siapa yang bisa menilai pendidikan itu berhasil atau tidak," ujar Rusman.
Sementara itu, Ketua Panitia UN Provinsi NTB, Aidy Furqon, menduga tidak optimal siswa dalam mempersiapkan diri karena hasil UN bukan lagi menjadi syarat kelulusan sekolah.
Selain itu juga, tingkat soal yang diujikan sudah pada level tinggi.
"Masalah tersebut akan menjadi pertimbangan dan bahan evaluasi bagi kami agar hasil UN di tahun mendatang bisa lebih baik lagi," katanya.
Baca juga: DPRD Minta Diknas Segera Terapkan Sistem Zonasi Penerimaan Siswa Baru
Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) NTB, Ermawanti, juga prihatin dengan hasil UN SMA sederajat. Menurut Ermawanti, hasil tersebut jauh dari harapan menuju "NTB Gemilang" jika tidak mendapat perhatian serius dari semua pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
"Kami berharap dengan gubernur dan wakil gubernur baru mampu mendongkrak mutu dan kualitas pendidikan di NTB, khususnya hasil UN bisa lebih baik ke depannya," kata Ermawanti.
Tinggalkan Komentar