Schoolmedia News Jakarta --- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara intensif melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur melalui kantor Balai Besar
Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat untuk mengidentifikasi jumlah pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa. Bantuan tanggap darurat segera dikirimkan.
“Kami turut prihatin atas musibah yang dialami saudara-saudara kita di Cianjur dan sekitar.
Saat ini kami tengah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Barat. Kami akan tindaklanjuti sesuai dengan informasi resmi yang kami terima,“ ucap Nadiem di Jakarta, Senin (21/11/20202).
Dari hasil identifikasi tersebut, kata Nadiem, Kemendikbudristek akan melakukan langkah-langkah cepat untuk membantu segera para pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak gempa.
"Kemendikbudristek akan mengambil langkah cepat dalam membantu pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik serta fasilitas pendidikan yang terdampak agar akses terhadap pendidikan tetap tersedia,” katanya.
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Fenomena ini terjadi pada Senin (21/11/2022), pukul 13.21 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV–V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan,
Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II–III MMI.
Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi
Karakteristik wilayah Indonesia yang berada di daerah rawan bencana menyebabkan beberapa satuan PAUD yang berada di daerah bencana mengalami dampak kerusakan akibat bencana baik dari segi sarana maupun prasarananya. Hal ini menyebabkan adanya hambatan bagi satuan PAUD terkena bencana untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka pada tahun 2022, Pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program bantuan
pascabencana untuk membangun kembali satuan PAUD yang mengalami kerusakan infrastruktur baik sarana maupun prasarana akibat bencana.
Tahun ini, Direktorat PAUD telah menyalurkan sejumlah bantuan tanggap bencana untuk sejumlah satuan pendidikan serta pendidik yang menjadi korban bencana alam seperti bencana banjir bandang di Lebak, Banten, dan Morowali, Sulawesi Barat, bencana tanah longsor di Bogor, Jawa Barat, bencana banjir di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 2.788 bencana alam yang melanda Indonesia sejak 1 Januari-12 Oktober 2022. Berdasarkan jenisnya, banjir menjadi bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, yakni 1.118 kejadian. Cuaca ekstrem juga melanda Indonesia dengan 885 kejadian pada periode yang sama. Kemudian, ada 499 kejadian tanah longsor yang melanda Indonesia sepanjang tahun ini. Indonesia juga mengalami 499 kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Ada pula 22 kejadian gempa bumi dan 21 kejadian gelombang pasang/abrasi. Bencana kekeringan terjadi sebanyak empat kali. Sedangkan, belum ada bencana gunung meletus yang melanda tanah air pada tahun ini.
Penulis Eko
Tinggalkan Komentar