Siswa SMPN 25 Kota Batam menunjukkan cara membuat Batik Gonggong, Foto: kemdikbud.go.id
Sejumlah siswa-siswi SMPN 25 Kota Batam melestarikan kerajinan budaya batik dengan mempelajari cara pembuatan Batik Gonggong. Menurut pihak sekolah, dengan mengajarkan siswa membuat batik dapat menjadi wadah dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa tersebut.
"Selain untuk memberikan pengetahuan seni dan budaya kepada anak-anak, pembuatan Batik Gonggong juga menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada siswa, antara lain nilai mandiri dan gotong royong," kata guru Seni dan Budaya SMPN 25 Kota Batam, Sri Harse Hadyawati, saat mengikuti pameran Pendidikan dalam Gempita Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di Lapangan Engku Putri, Kota Batam, Kamis, 25 April 2019.
Selain mengajarkan nilai gotong-royong, dalam membatik, kata Sri, para siswa juga dilatih bekerja sama dalam tim untuk menyelesaikan sehelai kain batik bermotif gonggong dalam waktu 3-4 hari.
Dalam prosesnya, mereka pun dituntut untuk tekun, bersabar, dan menuangkan ide-ide kreatif mereka dalam membuat sebuah karya. Kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi dengan sesama, Sri menjelaskan, juga diperlukan dalam proses ini.
Kota Batam saat ini sedang giat mempromosikan produk budayanya, yaitu Batik Gonggong. Karena itu ia memilih kegiatan pembuatan Batik Gonggong sebagai muatan lokal di sekolah dalam seni karya.
Awalnya, kata Sri, ia mengajarkan teori kepada para siswa, sebagai muatan lokal di sekolahnya dalam seni karya. Melihat anutiasme para siswa dalam kegiatan membatik, ia kemudian mengarahkannya ke Sanggar Batik Pak Mahendra untuk praktiknya.
Selain mengajarkan membatik untuk menanamkan pendidikan karakter, Sri menjelaskan, membatik juga dapat mendidik siswa dalam segi ekonomi secara mandiri.
"Di SMP kita arahkan supaya dia juga bisa berwirausaha. Mana tahu dia tidak bisa melanjutkan sekolah, jadi kita berikan bekal. Jadi anak-anak diarahkan membuat batik sekaligus bisa untuk bekerja, untuk mencari uang. Sekolah ini bukan mencari ilmu saja, tapi juga belajar untuk mandiri," ujar Sri.
Batik Gonggong, kata Sri, adalah batik yang bermotif unik, yaitu gonggong, jenis hewan laut yang banyak ditemukan di wilayah Kepulauan Riau. Gonggong merupakan hewan laut yang bentuknya mirip dengan keong atau siput.
Motif inilah yang menjadi inspirasi munculnya Batik Gonggong sebagai batik khas Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Selain di Batam, Sri melanjutkan, daerah lain yang berbudaya kental Melayu juga memiliki motif yang sama, misalnya di ibukota Provinsi Kepri, Tanjungpinang.
Putri Aurelia, siswa kelas VIII SMP Negeri 25 Kota Batam, mengaku tertarik membuat Batik Gonggong karena diajarkan teorinya di sekolah oleh guru mata pelajaran Seni dan Budaya.
Belajar teori, kata Putri, tidaklah cukup. Ia pun ikut mempelajari batik di Sanggar Batik Pak Mahendra yang berada di bawah binaan Ibu Walikota Batam, Marlin Agustina Rudi.
Tahap yang paling menarik dari proses pembuatan Batik Gonggong, kata Putri, adalah penyantingan yakni proses memberikan motif di kain dengan menggunakan canting dan pada saat pewarnaan.
"Asyik, karena enggak bosen, bawaannya rileks," tutur Putri.
Terkait dengan penguatan karakter, Staf Ahli Mendikbud Bidang Pembangunan Karakter, Arie Budhiman mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pelaksanaan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Menurutnya, perpres tersebut mengamanatkan Kemendikbud untuk melakukan restorasi pendidikan melalui tiga hal, yaitu reformasi sekolah, penguatan peran keluarga, dan peran aktif masyarakat dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkarakter baik, yaitu religius, nasionalisme, integritas, mandiri, dan gotong royong.
"Selain itu, generasi Indonesia juga harus berbekal keterampilan literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi unggul abad 21, yaitu mampu berpikir kritis dan analitis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif," katanya saat membuka Gempita Hardiknas 2019.
Gempita Hardiknas 2019 di Provinsi Kepulauan Riau berlangsung mulai hari ini, Kamis (24/4) di dua lokasi, yakni di Lapangan Engku Putri di Kota Batam, dan di Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau di Kota Tanjungpinang.
Kegiatan ini terselenggara atas bekerja sama antara unit pelaksana teknis (UPT) Kemendikbud di Provinsi Kepulauan Riau dengan pemerintah daerah setempat. UPT Kemendikbud yakni Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kepulauan Riau, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau, dan Kantor Bahasa Kepulauan Riau.
Beragam acara terselenggara untuk meramaikan Gempita Hardiknas tahun ini, antara lain pertunjukan seni, lomba mewarnai untuk anak PAUD/TK, pameran pendidikan, bazar buku dengan menggandeng IKAPI, dan pemutaran film Indonesia menggunakan bioskop keliling.
Tinggalkan Komentar