Ilustrasi belajar di kelas, Ilus: Pixabay
Pemerintah Kota Surabaya selama 2019 berencana membentuk 15 sekolah tangguh bencana untuk memperkuat kemampuan mitigasi bencana murid-murid Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
"Tahun ini targetnya sekolah tangguh bencana dibentuk di 15 SD dan SMP," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Eddy Christijanto di Surabaya, Rabu, 3 April 2019.
Dia menjelaskan, Pemerintah Kota Surabaya sejak 2018 telah membentuk 15 sekolah tangguh bencana tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), termasuk SMP 8 dan SMP 9.
Baca juga: Latih Anak Siaga Bencana, Kemendikbud Rancang Permainan untuk PAUD
Murid-murid di sekolah-sekolah tangguh bencana tersebut, kata Eddy, telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan pencegahan bencana. Pelatihan itu, kata Eddy, diantaranya upaya tanggap darurat bencana gempa bumi, kebakaran dan kecelakaan lalu lintas, serta pelatihan resusitasi jantung atau tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. Pengelola sekolah-sekolah tersebut, kata Eddy melanjutkan, juga menyepakati titik kumpul di sekolah apabila terjadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya, kata Eddy menjelaskan, sudah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mitigasi bencana bagi 300-an SMP negeri maupun swasta dan 700-an SD negeri dan swasta pada 9-20 Oktober 2018.
Pemerintah kota, kata Eddy, mengembangkan kelurahan dan sekolah tangguh bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga mengantisipasi dan menghadapi bencana.
"Saat ini sudah ada sekitar 60 kelurahan tangguh bencana dan 15 sekolah tangguh bencana," katanya.
Baca juga: Akademisi Ingatkan Pentingnya Penguatan Riset Kebencanaan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana bersama pemerintah daerah berupaya membangun budaya tangguh bencana guna meminimalkan dampak bencana. Upaya itu antara lain dilakukan dengan meningkatkan pemahaman mengenai risiko bencana dan upaya mitigasi maupun antisipasinya, serta menghidupkan kearifan lokal dalam mencegah dan menangkal bencana.
Tinggalkan Komentar