PTM Terbatas Cegah Ketimpangan Kualitas Pendidikan, Pernikahan Dini dan Hindari Pelanggaran Hak Anak
Schoomedia News Brebes ----- Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menengah (Ditjen PAUD Didkdasmen) Kemdikbudristek dan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar Workshop Pendidikan secara marathon dengan tema Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 14 hingga 16 Oktober 2021.
Menurut Ditjen PAUD Didkdasmen, pelaksanaan workshop yang dilakukan dengan bersinergi dan berkolaborasi dengan DPR karena dalam dua tahun pandemi Covid-19 yang mendera dunia telah meluluhlantakan sejumlah sektor kehidupan manusia. Tidak saja sektor kesehatan yang terdampak tetapi juga sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, olahraga dan pendidikan tentunya.
Dibidang Pendidikan banyak orangtua tidak merasakan manfaat bersekolah di masa pandemi, sehingga banyak anak yang putus sekolah dan membantu perekonomian keluarga yang terpuruk.
"Disamping itu, ketimpangan kualitas antar wilayah yang memang telah terjadi sebelum pandemi semakin lebar dengan adanya pandemi ini. Terjadi kehilangan kesempatan belajar atau learning loss yang oleh para pakar diprediksi sebesar dua semester. Belum lagi potensi terlanggarnya hak-hak anak berupa kekerasan anak, pernikahan dini, dan munculnya pekerja anak," ujar Direktur SMA, Suhartono Arham membacakan sambutan Ditjen PAUD Dikdasmen, Jumeri dalam acara Workshop Pendidikan Kondisi Kesehatan Dalam Rangka Akselerasi PTM Terbatas di Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (16/10).
Dikatakan, terdapat sejumlah hal yang perlu diakukan dalam upaya melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas. Pertama mendorong pembukaan PTM untuk memberi kesempatan kepada peserta didik kita mengejar ketertinggalan belajar yg telah mereka alami di masa pandemi ini.
Kedua, mendorong meningkatnya vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan untuk melindungi guru-guru kita dari bahaya penularan Covid 19. Saat ini, angka GTK yang telah divaksinasi masih kurang dari 50 persen Ketiga mendorong vaksinasi bagi peserta didik usia 12 tahun ke atas untuk membentuk kekebalan komunal di satuan pendidikan. Saat ini jumlah peserta didik yg telah divaksin masih 20 persen.
"Keempat senantiasa menjaga kewaspadaan eksosistem satuan pendidikan, karena walaupun Covid 19 telah melandai di hampir semua daerah, namun pandemi ini belum berakhir dan masih memiliki kemungkinan tereskalasi jika kita lengah," ujar Direktur SMA, Suhartono Arham.
Oleh karena itu, lanjut Ditjen PAUD Didkdasmen dalam sambutannya kemendikbudristek mendorong bagi daerah yang ada di level satu, dua, dan tiga agar segera membuka PTMT.
Dikatakan, arti terbatas dalam kebijakan PTM Terbatas yang diterapka Kemdikbudristek ada beberapa parameter yang harus kita perhatikan, yaitu pertama kapasitas ruang belajar yang hanya boleh diisi 50 % dari kapasitas normal; kedua memastikan bahwa satuan pendidikan telah memenuhi kesiapan penerapan protokol kesehatan; ketiga mendorong perubahan perilaku hidup bersih dan sehat oleh ekosistem pendidikan, melalui kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.
Keempat menerapkan strategi pembelajaran campuran untuk meregulasi kehadiran peserta didik. Kelima membentuk satuan tugas covid 19 secara berjenjang dan keenam melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi secara berkala.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Fikri Fakih mengingatkan agar seluruh pemangku pendidikan di daerah diimbau tidak lengah dalam memantau penerapan protokol kesehatan semasa Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Penerapan protokol kesehatan secara ketat dinilai menjadi kunci agar tidak terjadi klaster penyebaran Covid-19 di dalam satuan pendidikan.
Abdul Fikri Faqih menjelaskan, beberapa kabupaten/ kota yang saat ini berstatus PPKM Level 2 dan Level 3 sudah melangsungkan PTM secara terbatas. Termasuk daerah di Jawa Tengah. Pemerintah daerah diminta terus menggenjot capaian vaksinasi pelajar. Seperti di Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes saat ini capaian vaksinasi pelajar hampir sama capaiannya yaitu dosis pertama sudah di angka 99 persen, dan dosis kedua sudah di angka 70 persen.
Perlu kita berikan tepuk tangan untuk ketiga kabupaten ini karena sukses melaksanakan vaksinasi Saya kira ini salah satu usaha supaya tidak muncul klaster baru. Tetapi juga tidak boleh kemudian lengah dan protokol kesehatan tidak diterapkan," ujarnya.
Penulis Eko
Tinggalkan Komentar