Pendampingan Perguruan Tinggi Untuk SMK Pusat Keunggulan Disosialikan
Schoolmedia News Jakarta– Jelang pelaksanaan Sekolah Menengah Kejuruan-Pusat Keunggulan (SMK PK) tahun 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus lakukan berbagai persiapan. Salah satunya melalui “Sosialisasi Pelaksanaan Pendampingan Perguruan Tinggi pada Program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021” pada Jumat (21/5).
Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, kembali menyampaikan pentingnya sumber daya manusia (SDM) lulusan vokasi yang harus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) hingga menghasilkan SDM yang kompeten.
Wikan menekankan, selain ijazah, lulusan pendidikan vokasi juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi dan bahasa Inggris. “Saya kompeten adalah ‘aku bisa ini, bukan aku sudah belajar ini’. Selain _hard skills_, kompeten juga mencakup _soft skills_ dan karakter,” tuturnya.
Adapun menyoal proses pembelajaran sendiri, Wikan melanjutkan, tentu tidak terlepas dari program “_link and match_” yang memuat paket 8+i yang tidak hanya sekadar MoU. Program yang didorong tersebut mencakup penyelarasan kurikulum satuan pendidikan vokasi dengan industri, pengembangan _soft skills_ dengan _project base learning_, guru tamu dari industri mengajar di satuan pendidikan vokasi (minimal 50 jam per semester per prodi), magang minimal satu semester, penerbitan sertifikasi kompetensi, pendidikan dan pelatihan pengajar pendidikan vokasi di industri, riset terapan yang menghasilkan produk untuk masyarakat, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia usaha dan industri (DUDI).
“Sedangkan +i merupakan bantuan, beasiswa maupun ikatan dinas yang diberikan oleh DUDI,” ucapnya.
Wikan menambahkan, lulusan peserta didik vokasi juga disiapkan menjadi “BMW” yakni bekerja, melanjutkan pendidikan, dan wirausaha.“ Jadi lulusan SMK itu menjadi tukang adalah “salah kaprah”, melainkan turut menjadi ahli di bidangnya,” ujarnya. Karenanya, Wikan pun mengharapkan agar perguruan tinggi vokasi dapat menjadi pendamping SMK guna memberikan rekomendasi dan masukan terkait peningkatan kualitas sekolah.
“Ke depan, apabila ‘kakak-adik’ ini bersatu, nantinya bisa dikembangkan SMK D2 fast track,” kata Wikan. Dari kerja sama inilah akan dihasilkan produk yang berasal dari riset terapan bersama. Contohnya adalah produk Genose yang dihasilkan bersama oleh pendidikan vokasi di UGM, SMK, dan industri. “Jangan sampai produk yang dihasilkan tidak terpakai oleh masyarakat,” jelas Wikan.
Selain itu, tambah Wikan, untuk pendamping yang baik dan ideal bagi SMK PK, prodi tidak harus sebidang, tapi memiliki keterkaitan. Misalnya jurusan teknik mesin yang tidak hanya diisi oleh dosen teknik mesin, melainkan dapat diisi juga oleh dosen ekonomi dan sosial sehingga menjadi tim mentoring untuk SMK PK.
Lalu, “Sebisa mungkin pendamping dan adiknya satu daerah, karena D2 fast track ke depan ditujukan untuk menjawab local wisdom,” tuturnya.
Penulis Eko Schoolmedia
#merdekabelajar
Tinggalkan Komentar