Ilustrasi berpikir kritis, Foto: pixabay
Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD meminta pola pendidikan kritis dikembangkan di Indonesia sehingga mahasiswa dan siswa yang mengenyam pendidikan tidak hanya mengikuti apa yang disampaikan guru dan dosen mereka.
"Dunia pendidikan harus mengubah pola yang lama agar pendidikan kita maju dan dapat bersaing dengan negara lain," kata Mahfud saat melakukan orasi ilmiah dalam kegiatan Konaspi (Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia) IX di Padang, Kamis, 14 Maret 2019.
Menurut Mahfud, kebijakan ini, minimal dilakukan pada siswa tingkat SMA dan perguruan tinggi. Mereka, kata Mahfud, harus dididik agar dapat membangkang, kritis dan mencari kebenaran ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan.
"Sementara untuk siswa sekolah dasar dan SMP adalah masa untuk masih dalam proses pemindahan ilmu pengetahuan," kata Mahfud.
Baca juga: Hasilkan Banyak Pengangguran, Ridwan Kamil: Kurikulum SMK di Jabar Akan Dirombak
Pendidikan kritis, kata Mahfud, merupakan sebuah aliran pemikiran alternatif, setelah kejenuhan menghadapi dunia baru yang terlampau didominasi oleh pemikiran positivistik,sehingga melahirkan pola masyarakat yang matrealistik dan kapitalistik.
Secara sederhana, kata Mahfud melanjutkan, asumsi tentang globalisasi mampu mengubah tata kehidupan ekonomi, politk, sosial, budaya dengan sangat pasti proses pendidikan di abad 21 ini.
Pendidikan baik teori maupun praksisnya perlu meninjau kembali posisinya di dalam krisis global dewasa ini. Proses pendidikan, kata Mahfud, merupakan proses pemanusiaan termasuknya di dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan manusia.
"Dalam menghadapi krisis global diperlukan pendidikan kritis yang mampu mempersiapkan manusia di dalam perkembangan globalisasi," kata Mahfud.
Baca juga: Mendikbud: Tingkat Literasi Indonesia Masih Rendah
Dalam hal ini, Mahfud berharap, politikus yang bertanggungjawab untuk membuat aturan perundang-undangan harus membuat arah kebijakan pendidikan yang jelas agar mampu meningkatkan mutu pendidikan bangsa.
"Ini merupakan bentuk antisipasi terkait era distrupsi yang penuh dengan kejutan-kejutan baru, dengan adanya daya kritis ini generasi kita akan lebih siap menghadapi segala tantangan," kata Mahfud optimistis.
Tinggalkan Komentar