Cari

Peringati Hari Kartini, Digelar Festival Berkebaya di Lingkungan Kerja 27 April 2021

 

 

 

Schoolmedia News Jakarta - Menyambut peringatan Hari Kartini Tahun 2021, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Kemenko PMK) akan mengadakan kegiatan Mini Festival Perempuan Berkebaya. Kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan pada Selasa, 27 April 2021 mendatang.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri menjelaskan, tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebut untuk memberikan sosialisasi kepada seluruh pegawai mengenai pakaian kebaya sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.

“Festival ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap kebaya Indonesia serta sebagai bentuk komitmen pegawai perempuan Kemenko PMK terhadap pelestarian warisan budaya,” ujar Femmy dalam Rapat Persiapan Mini Festival Perempuan Berkebaya Kemenko PMK Tahun 2021 secara daring, Selasa (20/4). 

Lebih lanjut Deputi Femmy menerangkan, bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dalam berupa lomba peragaan busana kebaya dan atraksi bakat yang akan diikuti oleh 29 (dua puluh sembilan) perwakilan pegawai perempuan yang berasal dari masing-masing unit kerja di lingkungan Kemenko PMK.

“Jadi, dari masing-masing Kedeputian, Setmenko, Sekretariat DJSN, dan Dharma Wanita Persatuan Kemenko PMK. Wajib mengirimkan perwakilannya yang akan ikut serta,” tuturnya.

Deputi Femmy mengatakan bahwa nantinya acara tersebut juga akan dihadiri langsung oleh Menko PMK Muhadjir Effendy. 

Selain lomba peragaan busana kebaya, pada acara ini juga akan diselenggarakan pentas seni tari tradisional dan pembawaan lagu-lagu daerah. Bagi pemenang lomba peragaan busana kebaya dan atraksi bakat akan diberikan beragam hadiah yang menarik.

Berbicara budaya, Indonesia memiliki kebaya sebagai salah satu pakaian tradisional. Kebaya merupakan busana kaum perempuan yang pemakaiannya biasa dipadukan dengan kain batik, songket, atau tenun sebagai bawahan.

Selama ini, masyarakat selalu menanggap kebaya identik dengan suku Jawa. Padahal, melalui acara hari jadi Komunitas Perempuan Berkebaya ke-5, Lia Nathalia, salah satu pendiri komunitas tersebut menyatakan kebaya sebenarnya milik Indonesia.Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, pertama kali muncul kebaya itu di Sumatra. Selama ini kan ada salah persepsi jika memakai kebaya adalah orang Jawa, jadi tidak. Kebaya tidak hanya Jawa saja," ujarnya di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu, 7 Desember 2019.

Ya, kebaya nyatanya dipakai di berbagai daerah di Indonesia. Dilihat dari sejarah, orang Eropa yang dulu datang ke Indonesia mengganti pakaian mereka dengan kebaya sebagai bentuk adaptasi pada warga setempat.

Masyarakat dulu acap kali menjadikan kebaya sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah. Oleh sebab itu, para perempuan pendatang dari Eropa yang awalnya menyesuaikan pakaian menggunakan kebaya lama-kelamaan mulai mengganti busana tersebutWacana akan kebaya ini dimunculkan Komunitas Perempuan Berkebaya dalam berbagai medium, termasuk mini talkshow, peragaan busana, dan bazaar. Dalam peragaan busana, Komunitas Perempuan Berkebaya menghadirkan baju-baju kebaya yang terlihat jadul, namun elegan.

Kebaya vintage yang dipakai dengan beberapa model menampilkan motif-motif mayoritas berupa bunga, daun, dan lurik. Nuansa tradisional makin dihadirkan lewat tatanan rambut sanggul, bunga di belakang telinga, selendang, dan kipas. 

Penulis : Eko Schoolmedia 

Berita Selanjutnya
Komitmen Kemendikbud Beri Penghormatan Kepada Bapak Bangsa dan Pendiri NKRI Tidak Berubah
Berita Sebelumnya
Reformasi Birokrasi Melalui Manajemen Kinerja ASN Berdasarkan Prinsip Meritokrasi Didukung

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar