Cari

Komitmen Kemendikbud Beri Penghormatan Kepada Bapak Bangsa dan Pendiri NKRI Tidak Berubah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam Peluncuran BimTek Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Tahun 2021. Rabu, 14 April 2021

Schoolmedia News, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim telah mengintrupsikan jajarannya untuk menyempurnakan penyusunan kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 .
Sebelumnya, kamus tersebut sempat menuai protes dari warga Nahdlatul 'Ulama, setelah diketahui tidak mencantumkaan keterangan terkait kiprah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari.

"Saya perintahkan langsung tim Kemendikbud untuk melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti, dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan lebih mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU," ujar Nadiem dikutip dari siaran video di laman Instagram pribadinya, Rabu (21/4).

Nadiem telah memerintahkan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid untuk melakukan koreksi sejak kali pertama menerima protes terkait isi kamus tersebut.

Baca juga: Minggu Kedua Puasa Harga Bahan Pokok Stabil dan Ketersediaan Cukup

Selain itu, Nadiem mengaku tidak pernah berniat menghapus jejak sejarah dengan tak memuat entri Hasyim Asy'ari dalam kamus tersebut. Nadiem menerangkan, bahwa Kamus Sejarah Indonesia Jilid I disusun pada 2017, sebelum dirinya menjadi menteri.

“Pada masyarakat Indonesia saya ingin memastikan bahwa tidak ada niatan Kemendikbud sama sekali untuk menghilangkan jejak sejarah, Kemendikbud memastikan komitmen kehormatan antara nilai-nilai sejarah dan perjuangan bapak bangsa dan tokoh pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) termasuk KH Hasyim Asy'ari dan para tokoh penerusnya tidak akan pernah berubah.” ujarnya.

Menurutnya, KH Hasyim Asy'ari adalah kyai, guru dan panutan yang telah menorehkan sejarah panjang dalam pengembangan pendidikan kebudayaan di Indonesia. Dan NU sebagai organisasi terbesar di Indonesia yang lahir dari buah pemikiran beliau akan senantiasa menjadi pilar terpenting dalam setiap kemajuan bangsa.

Dimana, bangsa Indonesia berhak mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam mendirikan dan membangun negeri. 

Hal itu pula, yang membuat Kemendikbud dengan mendirikan museum Islam Hasyim Asy'ariari di Jombang, serta menerbitkan buku KH Hasyim Asy'ari pengabdian kyai untuk negeri dalam rangka 109 tahun kebangkitan nasional.

“Saya memohon restu agar kamus sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini dapat kita lanjut sempurnakan Bersama agar nantinya nakan memberikan manfaat untuk semua.” tutup Nadiem. 

 Isu terkait draf naskah buku Kamus Sejarah Jilid I yang disusun sebelum kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim ditanggapi secara gamblang pada kegiatan Bincang Pendidikan dan Kebudayaan hari ini, Selasa (20/4).
    
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid menegaskan kembali, “Draf naskah buku Kamus Sejarah Jilid I disusun tahun 2017. Ini jelas sebelum masa jabatan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim,” ucap Hilmar menanggapi isu yang berkembang lantaran protes NU Circle.

Hilmar menerangkan aspek teknis dan aspek substansi daripada klarifikasinya. Secara teknis, Hilmar menjelaskan, “Penyusunan dimulai tahun 2017 namun belum selesai karena begitu panjangnya perjalanan sejarah Indonesia sejak 1900. Karena pada saat itu tahun anggaran sudah berakhir, sebagai pertanggungjawaban kami tetap melaporkan draf naskah yang belum selesai tersebut dalam format pdf,” terangnya.

Lebih lanjut, Hilmar menyampaikan komitmen kementerian untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. “Untuk memastikan isu ini tidak berlarut, saya sudah instruksikan untuk menurunkan semua buku yang terkait sejarah modern sampai ada penyempurnaan yang lebih cermat”. Hilmar juga menyatakan, “Tim pengkoreksi akan dibentuk dengan melibatkan organisasi yang turut membangun negara ini, termasuk dengan Nahdlatul Ulama (NU)”.

Secara substansi menurut Hilmar, “Tidak ada niatan untuk menghapus bagian sejarah yang sangat penting. Di dalam draf buku kamus tersebut, sudah dimuat informasi tentang pendirian Nahdlatul Ulama dan disebutkan juga signifikansi KH. Hasyim Asy’ari pada beberapa halaman.”

Turut hadir dalam Bincang Pendidikan dan Kebudayaan adalah Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Prof. Susanto Zuhdi yang membantu menyunting draf buku Kamus Sejarah Jilid I. “Tahun 2017, draf buku kamus ini memang kami simpulkan belum sempurna,” ujarnya.

“Nama KH. Hasyim Asy’ari ada pada uraian pendirian tokoh Nahdlatul Ulama. Bagaimana mungkin kita melupakan tokoh ini ketika berbicara pendirian Nahdlatul Ulama?” terang Prof Susanto.

Sebagai informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut membangun Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang, Jawa Timur dan pernah menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional.

Penulis : Keke Lovina 
 

Berita Selanjutnya
Kawasan Industri Batang Diharapkan Serap 250.000 Tenaga Kerja
Berita Sebelumnya
Peringati Hari Kartini, Digelar Festival Berkebaya di Lingkungan Kerja 27 April 2021

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar