Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan SDM ASN. Foto: Eko
Schoolmedia News, Jakarta - Ibadah Puasa Ramadhan diharapkan tidak mengurangi produktivitas, kinerja, semangat pelayanan serta disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) pada khususnya serta seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam menjalankan tugas serta pengabdian kepada masyarakat.
"Justru di dalam bulan baik ini, dimana semua amal dan ibadah akan dilipatgandakan seluruh kita perlu berlomba berbuat baik serta istiqomah dalam melaksanakan tugas. Mari kita jadikan diri kita berarti dan bermanfaat bagi banyak orang," ujar Widyaprada Utama Kemdikbud, Harris Iskandar Ph.D dalam Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan SDM ASN Direktorat PAUD di Jakata, Senin (12/3).
Baca juga: 5,9% Siswi SMP dan SMA Memiliki Keinginan Bunuh Diri, Guru Kurang Paham Gangguan Psikosial Anak
Sementara itu, Ahli Madya Peraturan Perundang-undangan Direktorat Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara, Ahmad Setiyanto dalam acara itu menegaskan terdapat 17 Kewajiban dan 15 Larangan yang harus dipahami oleh seluruh ASN.
Ahmad mengatakan, semuanya itu terkait dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin.
"Seperti yang disampaikan bapak pmpinan seyognya ibadah Puasa Ramadhan menjadikan kita istiqomah dalam meningkatkan produktivitas serta pelayanan kepada masyarakat. 17 Kewajiban dan 15 larangan bagi ASN tentunya menjadi pedoman dalam menjalankan tugas," ujarnya.
Untuk mewujudkan PNS yang handal, professional dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur Aparatur Negara di tuntut untuk setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintah serta bersikap disiplin, jujur, adil, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas.
Sedangkan Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri dalam pesannya mengatakan menjadi abdi negara pasa hakekatnya seperti menanam padi yang pada setiap bagian atau rangkaiannya memiliki makna atau hikmah tersendiri.
Kalau menanam padi dilakukan secara maju, tentu padi yang sudah ditanam akan terinjak-injak dan rusak. Walaupun mundur, sebenarnya mereka maju, dalam arti nantinya petani akan memperoleh kemajuan. Yaitu akan memanen padi, akan bisa makan nasi, atau padinya dijual untuk kebutuhan lainnya.
Demikian halnya dalam hidup, adakalanya kita harus mundur (mengalah). Mengalah untuk menang, mengalah untuk kebaikan bersama. Jika saat menanam dilakukan dengan berdiri, tentu bibit padinya tidak bisa tertanam. Karena itu menanam padi harus merunduk, berjalan mundur, dan itu sangat berat tentunya. Hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa untuk meraih segala sesuatu haruslah kerja keras.
Penulis : Eko
Tinggalkan Komentar