Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pendidikan militer bukan sesuatu yang wajib melainkan sukarela.
Dia pun menegaskan bahwa tidak pernah diajak berbicara mengenai program pendidikan militer oleh Kementerian Pertahanan. Karena itu, dia kaget ketika ada pemberitaan menyebutkan wajib militer dalam rangka bela negara.
"Bisa mengambil program tersebut secara sukarela, misalnya pelatihan perwira seperti di Amerika Serikat. Kalau mahasiswa ingin mengikuti, dia berhak dapat SKS (satuan kredit semester)," kata Nadiem, Jumat, 28 Agustus 2020, seperti dilansir dari laman RRI.
Baca juga: Pamekasan Segera Memulai Belajar Tatap Muka
Mantan bos Gojek ini membeberkan, bahwa pembahasan bersama Kementerian Pertahanan adalah konsep Kampus Merdeka, yaitu mahasiswa bisa mengambil masa kuliahnya satu semester di perusahaan, satu semester pertukaran di kampus lain, dan satu semester mengajar di kampus.
"Jadi pendidikan militer itu sukarela. Sama seperti Kampus Merdeka. Mana mungkin kita dorong Merdeka Belajar, tetapi memaksa mahasiswa untuk belajar militer. Azasnya kemerdekaan, sukarela. Mahasiswa dan siswa memilih sendiri," ujarnya.
Baca juga: DPR: Dana Subsidi Pekerja Harus Sentuh Guru Honorer
Karena itu, ia menegaskan tidak akan ada pemaksaan. Tidak akan ada kurikulum terkait pendidikan militer atau bela negara yang diwajibkan atau dipaksakan di universitas.
"Tidak ada diskusi sama sekali. Itu adalah spekulasi saja," ujarnya.
Tinggalkan Komentar