Cari

Banyak Berita Sampah, Menkominfo: Indonesia Butuh Literasi yang Mencerahkan

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara hadir dalam dialog dan bedah buku berjudul "Fikih Informasi" terbitan Suara Muhammadiyah yang digelar sebagai bagian pra-Tanwir Muhammadiyah ke-51 tahun 2019, pada Kamis, (14/2), Foto: muhammadiyah.or.id

 

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan Indonesia membutuhkan lebih banyak literasi yang mencerahkan. Karena itu ia meminta masyarakat perlu meningkatkan peran dalam memproduksi dan mensosialisasikan informasi yang tervalidasi kebenarannya.

"Saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah, karena itu kami akan teruskan ikhtiar, jihad, untuk mensosialisasikan substansi dari fiqih informasi yang diterbitkan oleh Muhammadiyah melalui Suara Muhammadiyah," kata Rudiantara di Bengkulu, Kamis, 14 Februari 2019.

 

Baca jugaKomunitas Babel Bentuk Sudut Baca di Tiap Warung Kopi

 

Dalam dialog dan bedah buku berjudul "Fikih Informasi" terbitan Suara Muhammadiyah, Rudiantara menjelaskan, dalam era digital saat ini masyarakat membutuhkan informasi yang terverikasi, tervalidasi, yang telah disaring sehingga "fiqih informasi" atau dalam diksi masa kini disebut literasi mencerahkan sangat dibutuhkan. 

Buku tersebut, kata Rudiantara, akan menjadi rujukan bukan hanya bagi kalangan Muhammadiyah tetapi juga bisa menjadi panduan bagi semua orang yang ingin memanfaatkan media sosial dengan baik dan benar sesuai dengan tuntutan Islam. 

"Buku ini akan menjadi panduan bagaimana umat Islam khususnya kalangan Muhammadiyah bermedia sosial agar terhindar dari berita hoaks, berita palsu, berita yang menyesatkan, berita yang mengadu domba, berita agitasi," kata Rudiantara.
 
Ia menilai, elemen bangsa terutama kelompok masyarakat dapat secara bersama-sama untuk membersihkan dunia digital dari informasi yang menyesatkan. Sebab, kehadiran informasi dan pengetahuan yang damai, membawa pesan-pesan optimisme, keselamatan, persaudaraan, dan nilai-nilai luhur akan membawa kemajuan bagi bangsa.

 

Baca jugaBukan Hanya Produk Penulis, Kemendikbud: Buku Itu Produk Kolaborasi

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan era digital seperti sekarang ini memudahkan orang untuk memproduksi sekaligus mengonsumsi informasi berlebih, tanpa seleksi dan penyuntingan.

"Kalau media, walau sekarang juga cenderung partisipan, tapi masih ada kontrol dari redaktur, masih ada proses editing. Kalau masyarakat umum sudah tanpa itu, sehingga memproduksi dan mengonsumsi sampah seolah hal itu menyehatkan,"kata Haedar.

Belum lagi, Haedar menambahkan, hari ini orang lebih cenderung kepada model literasi pendek yang justru mendungukan diri sendiri, sehingga yang muncul justru hasrat primitif dan suka menyebar kebencian.

"Di sinilah tugas kita, untuk memberi uswah hasanah dalam literasi yang mencerahkan dan mencerdaskan," kata Haedar tegas.

Berita Selanjutnya
Pemkab Indramayu Terapkan Kurikulum Berbasis Mangrove di SD
Berita Sebelumnya
Siapkan Calon Wirausahawan, Gubernur Babel Kucurkan Rp 1 Miliar untuk Kembangkan SMKN 1 Pertanian

Berita Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar