Cari

Analisis Dampak Anggaran Sekolah Garuda Terhadap Sekolah Negeri Biasa



Schoolmedia News Jakarta == Anggaran Sekolah Garuda pada tahun 2025 dialokasikan sebesar Rp 2 triliun, setara 0,27 persen dari total anggaran pendidikan nasional. Dari jumlah ini, sekitar 50 persen atau Rp 1 triliun digunakan untuk membentuk dana abadi yang bertujuan menjamin keberlanjutan dan kualitas program Sekolah Garuda dalam jangka panjang.

Anggaran itu digunakan untuk pembangunan sekolah baru dan pembinaan sekolah transformasi yang sudah ada. Kebijakan pembentukan dana abadi ini dimaksudkan agar investasi negara pada Sekolah Garuda tidak sia-sia dan dapat memberi manfaat berkelanjutan.

Dampak alokasi anggaran Sekolah Garuda terhadap sekolah negeri lain cukup signifikan dan menimbulkan beberapa kekhawatiran. Dengan alokasi dana besar yang terpusat pada pengembangan sekolah unggulan ini, ada risiko dana publik pendidikan menjadi terpusat sehingga mengurangi porsi anggaran bagi sekolah negeri reguler yang melayani sebagian besar siswa secara nasional.

Kritik yang muncul menilai program ini berpotensi memperbesar kesenjangan pembiayaan antar sekolah, menyisakan sekolah negeri lain dengan dana yang lebih terbatas, sehingga kualitas pendidikan di luar Sekolah Garuda tidak merata.

Selain itu, efisiensi anggaran yang pernah diberlakukan sempat memangkas dana Sekolah Garuda sampai 60 persen, namun pemerintah mengusulkan agar anggaran dipulihkan kembali ke Rp 2 triliun demi menjaga keberlanjutan program unggulan ini. Hal ini menandakan besarnya tekanan finansial dari program tersebut.

Secara konseptual, anggaran besar untuk Sekolah Garuda diarahkan untuk membentuk talenta sains dan teknologi unggulan yang dibutuhkan Indonesia ke depan, namun di sisi lain, tanpa pengelolaan yang hati-hati, alokasi ini bisa menimbulkan ketimpangan pendanaan dan perhatian yang mengurangi kualitas pendidikan secara menyeluruh terutama sekolah negeri di daerah yang lebih rentan.

Secara ringkas:

  • Rp 2 triliun anggaran dialokasikan untuk Sekolah Garuda tahun 2025, dengan 50% berupa dana abadi untuk keberlanjutan.

  • Anggaran besar ini bisa mengurangi porsi dana bagi sekolah negeri lain, berpotensi memperlebar kesenjangan pendidikan.

  • Pemerintah pernah mengalami pemotongan anggaran, namun mengajukan pengembalian dana penuh supaya program tetap berjalan.

  • Fokus pada sekolah unggulan berisiko menggeser perhatian dan sumber daya dari pendidikan dasar dan menengah reguler.

Ini menjadi tantangan pemerintah untuk menyeimbangkan prioritas anggaran agar Sekolah Garuda berjalan efektif tanpa mengorbankan kualitas pendidikan pelajar di sekolah negeri lain secara luas.

Rincian alokasi anggaran Sekolah Garuda pada tahun 2025 menurut informasi resmi adalah sebagai berikut:

  • Total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 2 triliun dari Anggaran Pendidikan 2025.

  • Sekitar 50 persen atau Rp 1 triliun dari anggaran tersebut digunakan untuk membentuk dana abadi Sekolah Garuda guna menjamin keberlanjutan program ini dalam jangka panjang.

  • Sisanya, sekitar Rp 1 triliun digunakan untuk pembangunan sekolah baru Sekolah Garuda serta pembinaan sekolah Garuda transformasi yang sudah ada.

Rincian pos belanja spesifik selain untuk dana abadi, pembangunan fisik, dan pembinaan sekolah tidak diuraikan secara detail dalam sumber resmi yang tersedia. Namun, pemerintah menekankan bahwa pembentukan dana abadi adalah strategi utama agar investasi negara dalam Sekolah Garuda tidak sia-sia dan memberikan manfaat berkelanjutan.

Selain itu, terdapat usulan agar pendanaan juga melibatkan skema kerjasama dengan APBD dan kemitraan swasta serta kurikulum unggulan berbasis STEM dan digitalisasi untuk mendukung keberlangsungan dan kualitas pendidikan di Sekolah Garuda.

Rincian lebih lanjut tentang alokasi pada pos-personalia, operasional, kurikulum, atau teknologi pendidikan belum tuntas dipublikasikan secara resmi hingga saat ini.

Tim Schoolmedia

Artikel Selanjutnya
Komnas HAM dan Komnas Perempuan Soroti PSN dalam UU Cipta Kerja: Pembangunan di Balik Diskriminasi dan Pelanggaran Hak Asasi
Artikel Sebelumnya
Pendidikan di Era 5.0: Adaptasi Kurikulum dan Tantangan Keterampilan Masa Depan

Artikel Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar