
Schoolmedia News Jakarta == Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat kualitas guru dan pendidikan vokasi agar mampu menjawab tuntutan era Industri 4.0 dan perkembangan kecerdasan buatan (AI). Hal ini disampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Internasional âReshaping TVET Teacher Competence in the Era of Industry 4.0 and Artificial Intelligenceâ di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI), Kota Cimahi, Jawa Barat.
Dalam paparannya, Wamen Atip menyampaikan empat strategi utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam meningkatkan kualitas lulusan dan tenaga pendidik vokasi. Strategi tersebut mencakup penyelarasan kurikulum, transformasi digital pembelajaran, penguatan sumber daya manusia, serta perluasan kemitraan multisektor, baik nasional maupun internasional.
âKurikulum vokasi harus adaptif, relevan, dan terintegrasi. Quality assurance dan curriculum alignment adalah kunci agar lulusan kita mampu bersaing, termasuk di pasar kerja global,â ujar Wamen Atip.
Wamen Atip juga menyoroti tantangan yang dihadapi lulusan SMK Indonesia, terutama terkait pengakuan kompetensi di negara tujuan kerja serta kemampuan bahasa Inggris yang masih kalah bersaing dibandingkan lulusan negara lain. âTantangan utama lulusan vokasi kita adalah tingkat keterampilan yang belum sepenuhnya direkognisi negara tujuan dan kemampuan bahasa,â ujarnya.
Kemendikdasmen terus mendorong inovasi pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi digital agar pendidikan vokasi semakin relevan dengan kebutuhan industri. âKami memperluas akses, memperkuat inovasi, dan membangun ekosistem pembelajaran vokasi digital untuk memastikan siswa memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan industri masa kini,â jelas Wamen Atip.
Wamen Atip turut memaparkan skala ekosistem pendidikan vokasi Indonesia yang sangat besar, dengan 2.310 SMK, satu juta siswa vokasi, 975 mitra industri, dan tujuh balai pelatihan yang mendukung peningkatan kompetensi guru serta relevansi pembelajaran.
Program revitalisasi satuan pendidikan yang tengah berjalan juga memberikan dampak ekonomi signifikan. Revitalisasi ini menghasilkan efek yang berganda, antara lain menyerap tenaga kerja hingga 29 ribu orang, serta melibatkan hampir 6 ribu UMKM di seluruh Indonesia.
Selain itu, Kemendikdasmen mengembangkan berbagai program inovatif seperti pembelajaran jarak jauh untuk wilayah 3T, penyediaan community learning center bagi anak Pekerja Migran Indonesia, pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas, serta program literasi untuk pembelajar dewasa.
Pada kesempatan tersebut, Wamen Atip juga menekankan pentingnya memandang AI sebagai alat bantu, bukan ancaman bagi dunia pendidikan. âArtificial intelligence bukan segalanya. AI adalah alat untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas kita. Superkomputer sejati adalah otak manusia,â tegasnya.
Ia menegaskan bahwa penguatan kompetensi guru, pembelajaran kontekstual, micro-credential, serta budaya belajar sepanjang hayat menjadi fondasi masa depan pendidikan vokasi Indonesia.
Menutup paparannya, Wamen Atip kembali menekankan pentingnya kualitas sebagai fondasi utama pembangunan pendidikan. âQuality is everything. Mandat konstitusi kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan bermutu untuk semua,â pungkasnya.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar