Mendikdasmen Abdul Mu'ti Imbau Orang Tua Larang Anak Main Gim Roblox
JAKARTA â Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Muâti, secara tegas mengimbau para orang tua untuk melarang anak-anak mereka bermain gim daring, khususnya Roblox. Imbauan ini didasarkan pada kekhawatiran mendalam terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan gim tersebut, baik pada perilaku maupun kesehatan mental anak usia sekolah.
Menurut Abdul Muâti, gim daring seperti Roblox sering kali tidak memiliki filter yang memadai terhadap konten-konten berbahaya. Hal ini membuat anak-anak rentan terpapar konten kekerasan, perundungan siber (cyberbullying), dan bahkan eksploitasi. Selain itu, interaksi anonim di dalam gim juga berpotensi membuka celah bagi predator daring untuk mendekati anak-anak.
âKami melihat adanya tren peningkatan kasus perundungan dan kecemasan pada anak-anak yang terlalu sering terpapar dunia digital tanpa pengawasan,â ujar Muâti saat melakukan peninjauan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat. Kepada para siswa, ia mengimbau agar tidak terlalu lama bermain ponsel dan menjauh dari konten kekerasan, termasuk game seperti Roblox.
Ia menambahkan bahwa kecanduan gim juga dapat mengganggu konsentrasi belajar dan mengurangi waktu interaksi sosial anak dengan keluarga dan teman-teman di dunia nyata.
Dampak Buruk bagi Kesehatan Mental dan Perilaku
Prof. Dr. Muâti menyoroti beberapa dampak negatif spesifik dari gim daring yang tidak terkontrol:
* Pola Pikir Agresif: Konten-konten yang mengandung kekerasan dalam gim dapat membentuk pola pikir agresif pada anak-anak.
* Isolasi Sosial: Anak-anak yang kecanduan gim cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, lebih memilih menghabiskan waktu sendirian di depan layar.
* Gangguan Tidur dan Kecemasan: Paparan cahaya biru dari layar gawai dan stimulasi berlebihan dari gim dapat mengganggu pola tidur anak, memicu kecemasan, dan bahkan depresi.
* Penurunan Prestasi Akademik: Waktu yang dihabiskan untuk bermain gim mengurangi waktu belajar, yang pada akhirnya berdampak buruk pada prestasi di sekolah.
Peran Orang Tua
Menanggapi hal ini, Mendikdasmen menekankan pentingnya peran orang tua sebagai benteng pertama dalam melindungi anak-anak. Abdul Muâti mengajak orang tua untuk lebih proaktif dalam mengawasi aktivitas digital anak, termasuk membatasi waktu bermain gim, serta memilih jenis gim yang edukatif dan sesuai dengan usia.
âKami tidak melarang digitalisasi, tapi kami mengajak orang tua untuk menjadi âpolisi digitalâ bagi anak-anaknya,â kata Muâti. Ia menyarankan agar orang tua mengganti waktu bermain gim dengan kegiatan-kegiatan yang lebih positif, seperti membaca buku, berolahraga, atau melakukan aktivitas kreatif bersama.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan terus mengedukasi masyarakat tentang bahaya gim daring serta mendorong pengembangan gim-gim lokal yang lebih positif dan sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Tim Schoolmedia
Tinggalkan Komentar